Air limbah Rumah Pemotongan Ayam (RPA) terlebih dahulu harus diolah sebelum dibuang ke badan air. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar pencemar dalam air limbah RPA sesuai dengan baku mutu air limbah. Dalam penelitian ini dilakukan proses pengolahan air limbah RPA secara koagulasi-flokulasi dengan menggunakan biokoagulan ekstrak kulit singkong untuk menurunkan kadar pH, kekeruhan, TSS dan COD pada limbah RPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis biokoagulan ekstrak kulit singkong berpengaruh terhadap perubahan parameter pH, kekeruhan, TSS dan COD. Pengujian dilakukan dengan memvariasikan dosis biokoagulan yaitu 0 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml dan 25 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan nilai pH, kekeruhan, TSS dan COD paling optimum terjadi pada dosis biokoagulan 5 ml. Dosis biokoagulan sebanyak 5 ml mampu menurunkan nilai pH menjadi 7,5, menurunkan nilai kekeruhan menjadi 172,7 NTU dengan efisiensi sebesar 60,48%, menurunkan kadar TSS menjadi 220 mg/L dengan efisiensi 69,01% dan menurunkan COD menjadi 1.279 mg/L dengan efisiensi 34,97%. Biokoagulan ekstrak kulit singkong dapat menurunkan parameter pencemar pada limbah cair RPA, namun penurunan yang memenuhi baku mutu hanya pada parameter pH dan untuk parameter kekeruhan TSS dan COD mengalami penurunan namun belum memenuhi baku mutu air limbah RPA yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 5 tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.