Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGGUNAAN CANGKANG KEONG SAWAH (Pila ampullacea) SEBAGAI BIOKOAGULAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK (GREY WATER) Sriwahyuni, Dewi; Ashari, Teuku Muhammad; Harahap, Muhammad Ridwan
AMINA Vol 2 No 3 (2020): December 2020
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/amina.v2i3.1386

Abstract

Pembuangan air limbah yang dilakukan tanpa pengolahan lebih lanjut akan menyebabkan badan air menjadi tercemar dan kondisi lingkungan menjadi rusak. Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat pencemaran pada limbah domestik yaitu dengan menggunakan cangkang keong sawah sebagai biokoagulan pada proses pengolahan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan cangkang keong sawah dalam menurunkan tingkat pencemaran Turbiditas, COD dan pH serta mengetahui pengaruh konsentrasi yang diberikan oleh cangkang keong sawah. Pengolahan limbah pada penelitian ini dilakukan dengan proses koagulasi-flokulasi. Dosis koagulan yang digunakan 0 g/L, 10 g/L, 20 g/L, 30 g/L, 40 g/L dan 50 g/L. Waktu pengadukan cepat 100 rpm, 125 rpm dan 150 rpm dengan kecepatan pengadukan lambat 30 rpm, 60 rpm dan 90 rpm. Waktu pengendapan 30, 60 dan 90 menit. Hasil penelitian penurunan tingkat kekeruhan paling optimum terjadi pada konsentrasi 50 g/L dengan kecepatan pengadukan 125 rpm dan waktu pengendapan 60 menit sebesar 11,36 NTU dengan persentase penurunan sebesar 88,52%. Sedangkan penurunan COD paling optimum adalah pada kecepatan 125 rpm dengan konsentrasi 50 g/L yaitu sebesar 18,6 mg/L dengan persentase penurunan sebesar 90,88%.
PEMANFAATAN BIJI TREMBESI (Samanea saman) SEBAGAI BIOKOAGULAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK Adira, Riska; Ashari, Teuku Muhammad; Rahmi, Rizna
AMINA Vol 2 No 3 (2020): December 2020
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/amina.v2i3.1390

Abstract

Air limbah domestik merupakan air yang bersumber dari kegiatan atau aktivitas rumah tangga yang jika dibuang ke badan air akan membuat kualitas badan air semakin hari semakin menurun. Salah satu metode pengolahan yang dapat dilakukan untuk pengolahan air adalah proses koagulasi-flokulasi, biasanya pada metode ini digunakan bahan koagulan sintetik yang berbahaya bagi tubuh, seperti poly aluminium chloride (PAC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan nilai penyisihan pH, Turbiditas, TSS, dan COD serta mengetahui dosis optimum yang dapat menurunkan parameter pH, turbiditas, TSS, dan COD dengan variasi dosis koagulan biji trembesi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dosis koagulan terbaik dalam penyisihan kadar kekeruhan optimum berada pada dosis 1 g/L yang mampu menurunkan kadar kekeruhan dari nilai awalnya 176 NTU menjadi 53 NTU dengan persentase 69,88%, parameter pH masih berada pada kadar pH netral (6-9) dan masih memenuhi syarat baku mutu limbah domestik, penyisihan kadar TSS dosis koagulan optimum berada pada 0,8 g/L sebanyak 10 mg/L dari pengujian awal 170 mg/L dengan persentase 94,11%, dan dosis optimum penurunan parameter COD juga berada pada dosis 1 g/L, dapat menurunkan nilai COD menjadi 69,8 mg/L dengan persentase 81,48%.
Impact of Boric Acid on Photocatalytic Oxidation T.Muhammad Ashari
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v2i1.680

Abstract

Greywater reuse is considered as one solution in solving water scarcity problem in the world because it is less contagious and less polluting to environment than the entire municipal wastewater. Greywater is easier to treat and reuse it. One possibility to treat greywater is using constructed wetland followed by an advanced oxidation process such as photocatalytic oxidation. This process removes organic materials in waste water by oxidation via hydroxyl radicals. There was discussion about the effects of the solution inorganic matrix such as borate on the photocatalytic oxidation. Borate a common constituent of greywater was reported to inhibit photocatalytic oxidation. This research tried to determine the effect of boric acid on photocatalytic oxidation spiked with boric acid in concentration of 5 to 200 mg/L using aqueous TetraEGDME solutions. It was found that there is no inhibition of photocatalytic oxidation process when boric acid is present and pH is acidic (about 4-5).
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ORGANIK RUMAH PEMOTONGAN AYAM (RPA) DENGAN METODE FITOREMEDIASI DENGAN TUMBUHAN KIAMBANG (Pistia stratiotes L) Teuku Muhammad Ashari; Muhammad Alfasyimi; Ilham Zulfahmi
AMINA Vol 3 No 3 (2021): December 2021
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tumbuhan Pistia stratiotes L dalam menurunkan kadar pencemar pada pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Ayam (RPA) dengan system wetlands lahan basa buatan. Perlakuan terdiri dari 2 variasi, pada bak reaktor pertama jumlah variasi tanamnya 10 tumbuhan dan pada bak kedua 20 tumbuhan. Dengan variasi waktu selama 5 hari (H5), 8 hari (H8), dan 10 hari (H10). Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan dan lama waktu tinggal berpengaruh terhadap penurunan kadar pencemar pada limbah RPA. Penurunan kadar pencemar yang paling efektif terjadi pada H10 pada bak reaktor yang ke 2 dengan jumlah 20 tumbuhan dengan persentase penurunan BOD sebesar 90.9%, COD sebesar 96.78%, dan TSS sebesar 96.27%. Sementara parameter pH mengalami kenaikan selama 10 hari tersebut akan tetapi masih memenuhi baku mutu limbah cair. Hasil pengukuran juga menunjukkan bahwa efektifitas penurunan kadar pencemar ditentukan oleh jumlah tumbuhan dan waktu tinggal, semakin banyak jumlah tumbuhan dan waktu tinggal maka semakin efektif dalam menurunkan BOD, COD, dan TSS.
PEMANFAATAN SERBUK BIJI KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI BIOKOAGULAN PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENATU Juliansyah Harahap; Teuku Muhammad Ashari; Cut Hidayatul Munar
AMINA Vol 4 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan usaha penatu memungkinkan peningkatan jumlah pemakai deterjen sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan apabila dibuang secara langsung ke perairan. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah penatu akan mempengaruhi kualitas air yang berada di lingkungannya apabila tidak dilakukan pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis optimum serbuk biji kelor (Moringa oleifera) serta efesiensinya untuk menurunkan parameter COD, TSS, pH, dan turbiditas. Variasi dosis koagulan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 0 g, 0,01 g, 0,05 g, 0,1 g, 0,3 g, 0,5 g, 0,7 g, 0,9 g, dan 1,2 g. Pengujian awal air limbah penatu sebelum dilakukan proses koagulasi-flokulasi untuk parameter COD, TSS, pH, dan turbiditas sebesar (733,48 mg/L), (110,0 mg/L), (8,7), dan (188,8 NTU) masih berada di atas baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 68 Tahun 2016. Setelah dilakukan penelitian, hasil menunjukkan bahwa pengaruh dosis optimum biokoagulan serbuk biji kelor terhadap penurunan parameter COD terjadi pada dosis 0,01 g sebanyak 82 mg/L, TSS terjadi pada dosis 0,01 g sebanyak 33 mg/L, pH terjadi pada dosis 1,2 g sebanyak 8,4, dan turbiditas terjadi pada dosis 0,01 g sebanyak 49 NTU.
Penggunaan Metode Multi Soil Layering (MSL) untuk Penyisihan Pencemar pada Limbah Cair Industri Pembekuan Ikan Abd Mujahid Hamdan; Teuku Muhammad Ashari; Zurriyati Iklima; Haifa Dzihninafira; Alfaniati Rahmatillah; Akbar Sarif
JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) Volume 7 No. 1 Maret 2023: JRST
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.365 KB) | DOI: 10.30595/jrst.v7i1.16652

Abstract

Metode Multi Soil Layering (MSL) adalah metode pengolahan limbah yang memanfaatkan tanah sebagai media dalam penyisihan parameter. Metode MSL sudah banyak digunakan pada berbagai pengolahan limbah cair seperti limbah cair domestik, industri dan lain sebagainya. Namun, belum pernah ditemukan publikasi pengolahan limbah cair industri pembekuan ikan dengan menggunakan metode MSL. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efektivitas metode MSL dalam menurunkan parameter Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS) dan pH pada limbah cair industri pembekuan ikan. Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah variasi 1, 2 dan 3 layer SMB. Penelitian ini menggunakan variasi waktu pengolahan 24, 48 dan 72 jam. Pengolahan limbah cair industri pembekuan ikan menggunakan metode MSL dapat menurunkan kadar COD, TSS, dan menetralkan pH. Hasil dari pengolahan limbah cair industri pembekuan ikan menggunakan metode MSL pada parameter COD senilai 41 mg/l dengan efektivitas penurunannya 90,33%, parameter TSS senilai 49 mg/l dengan efektivitas penurunannya 88,94%, dan mengalami perubahan nilai pH menjadi 7,7 pada variasi 1 layer SMB dengan waktu 72 jam. Metode MSL diharapkan menjadi sebuah alternatif baru pada pengolahan limbah cair industri pembekuan ikan sehingga dijadikan metode dalam mengolah limbah cair yang dihasilkan.
PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI FITOREMEDIASI DAN KOAGULASI-FLOKULASI T. Muhammad Ashari
Lingkar : Journal of Environmental Engineering Vol 1 No 1 (2020): LINGKAR : Journal of Environmental Engineering
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.359 KB) | DOI: 10.22373/ljee.v1i1.846

Abstract

Tahu merupakan salah satu makanan favorit Indonesia karena mudah diperoleh dan rasa yang enak. Sebagian industri tahu Indonesia adalah industri rumah tangga sehingga sisa produksi yang dihasilkan dibuang langsung ke badan air. Limbah ini mengandung polutan yang menyebabkan bau tidak sedap dan nutrient yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Oleh karena itu, diperlukan metode pengolahan limbah cair tahu yang tepat untuk menurunkan polutan hingga sesuai dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pada penelitian ini, metode pengolahan limbah yang digunakan adalah metode fitoremediasi menggunakan tumbuhan enceng gondok dan mengkombinasikannya dengan proses koagulasi – flokulasi menggunakan bio koagulan Moringa Oleifera. Proses fitoremediasi dilakukan pada lingkungan yang terkontrol selama 21 hari, diikuti dengan proses koagulasi flokulasi untuk mengurangi kadar polutan agar sesuai baku mutu. Proses fitoremediasi limbah cair tahu mampu menurunkan COD dari 4000 mg/L menjadi 60 mg/L, BOD dari 1544 mg/L menjadi 20 mg/L, TSS dari 775 mg/L menjadi 150 mg/L, pH dari 4,3 menjadi 8,4. Kombinasi fitoremediasi dan koagulasi-flokulasi mampu menurunkan turbiditas dari 401 NTU menjadi 10 NTU. Rangkaian proses fitoremediasi dan koagulasi–flokulasi pada penelitian ini mampu menurunkan kadar polutan pada limbah cair tahu hingga sesuai dengan baku mutu yang dikeluarkan pemerintah.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica L.) SEBAGAI BIOKOAGULAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI KOAGULASI-FLOKULASI DAN FILTRASI TERHADAP LIMBAH CAIR INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN UD. NAGATA TUNA Teuku Muhammad Ashari; Muhammad Ridwan Harahap; Hilal Badri
Lingkar : Journal of Environmental Engineering Vol 2 No 1 (2021): LINGKAR : Journal of Environmental Engineering
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.18 KB) | DOI: 10.22373/ljee.v2i1.1887

Abstract

Fish processing industrial wastewater must be treated before being discharged into water bodies. This study aims to continue previous research to reduce pollutant levels in fish processing industrial wastewater in accordance with wastewater quality standards. In this study, coagulation-flocculation processing was carried out using tamarind seed powder and filtration processing using filter media consisting of zeolite, silica sand, activated carbon and filter sponges to reduce levels of Turbidity, TSS, COD, BOD and neutralize pH in water. fish processing industrial waste. The results showed that there was an effect of the coagulant dose of tamarind seeds on changes in the parameters of pH, turbidity, TSS, COD and BOD with an optimum dose of 2 g/L was able to change the pH value to 6.5 and reduce turbidity levels to 130.2 NTU, reduce levels of turbidity. TSS to 207 mg/l, lowers COD levels to 412.33 mg/l and lowers BOD levels to 400.25 mg/l. However, this reduction has not been able to reduce the levels of turbidity, TSS, COD and BOD according to quality standards. After the wastewater from the fish processing industry with a dose of 2 g/l tamarind seeds followed by a filtration process, it was able to increase the pH value to 7.7 and reduce turbidity levels to 29.4 NTU with an efficiency of 77.41%, lowering TSS levels to 39. ,5 mg/l with an efficiency of 80.91%, reducing COD levels to 119.88 mg/l with an efficiency of 70.92% and reducing BOD levels to 42.21 mg/l with an efficiency of 89.45%. The test results of the five parameters, namely pH, turbidity, TSS, COD and BOD, were in accordance with the quality standards of the liquid waste of the fish processingindustry.
PEMANFAATAN BITTERN SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK GAMPONG TIBANG KOTA BANDA ACEH Husnul Khatimah; Rizna Rahmi; Teuku Muhammad Ashari
Lingkar : Journal of Environmental Engineering Vol 3 No 1 (2022): LINGKAR : Journal of Environmental Engineering
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.902 KB) | DOI: 10.22373/ljee.v3i1.1923

Abstract

Domestic liquid waste contains high organic matter when it enters the body of water causing environmental pollution. Utilization of natural coagulants such as bittern can be used in the process of processing domestic liquid waste. This study was conducted to be able to know the effectiveness and optimum dose of bittern biocoagulants in lowering the levels of turbidity, TSS, COD and BOD in domestic wastewater. Based on the initial test results of domestic wastewater pH values of 7.2 turbidity, TSS, and COD of 70 NTU, 326 mg/L, and 716 mg/L and 19.02 mg/L. The results showed that there was an influence on the dose of bittern coagulants 0, 8, 16 and 24 ml/L with stirring times of 30 minutes and 60 minutes. The optimum dose of bittern coagulants in lowering pH, turbidity, TSS, COD and BOD at doses of 24 ml/L amounting to 8.0, 18 NTU, 94 mg/L, 121 mg/L and 9.39 mg/L. Effectiveness of bittern coagulants in domestic liquid waste treatment for pH and BOD levels is as expected because it meets established quality standards, while the parameters of turbidity, COD and BOD results are still passed the quality standards.
PENGGUNAAN PEMBATAS ALIRAN (KATUP) JENIS SWING CHECK PADA KERAN AIR UNTUK EFISIENSI AIR WUDU Aulia Rohendi; Teuku Muhammad Ashari; Muhammad Daudsyah
Lingkar : Journal of Environmental Engineering Vol 3 No 1 (2022): LINGKAR : Journal of Environmental Engineering
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.488 KB) | DOI: 10.22373/ljee.v3i1.1926

Abstract

In Islam, the most frequent need for water is when performing ablution activities. Prophet Muhammad SAW used only 1 mudd of water (about two-thirds of a liter) or about 0.67 liters for ablution. This study aims to determine the efficiency of using a Swing Check type of flow limiter on a water faucet related to ablution activities. The results showed that the flow limiter (valve) of the Swing Check type was able to efficiently use water in an average of 43%. With the Swing Check valve wudu volume per individual is 17.68 l/person before the flow limiter is used this valve and 10.09 liters/person. With this research, it is hoped that in the future we can update technology that can save water, not only in saving water but also in maintaining the existence of water, especially the involvement of water conservation also plays an important role in water conservation.