Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN KURIKULUM PERPADUAN (STUDI KASUS DI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH ALI ADAM COPER JETIS PONOROGO) Karima Millati; Sugiyar
Excelencia: Journal of Islamic Education & Management Vol. 1 No. 02 (2021): Excelencia : Journal of Islamic Education & Management
Publisher : Pascasarjana IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/excelencia.v1i02.407

Abstract

Dalam sebuah lembaga pendidikan, kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam proses pendidikan. Pada prosesnya kurikulum dikembangkan sesuai dengan kebutuhan institusi atau madrasah. MDTA Ali Adam Coper Jetis Ponorogo merupakan lembaga pendidikan Islam nonformal yang berupaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat dengan melakukan pengembangan kurikulum perpaduan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan pengembangan kurikulum perpaduan di MDTA, (2) menganalisis faktor-faktor pengembangan kurikulum perpaduan, (3) menganalisis implikasi pengembangan kurikulum perpaduan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan data condensation, data display, dan conclusions drawing. Penelitian ini menemukan beberapa hasil, diantaranya: Pertama, pengembangan kurikulum perpaduan di MDTA Ali Adam Coper Jetis Ponorogo dilakukan dengan 4 tahap yaitu (1) penentuan tujuan kurikulum yang diuraikan dalam visi dan misi madrasah yaitu mewujudkan generasi muslim yang tangguh dan berakhlakul karimah. (2) penentuan pengalaman belajar melalui kegiatan terprogram, rutin, spontan dan budaya sekolah yang memunculkan nilai-nilai karakter rabaniyyah, insaniyah, ilmiyah dan alamiyah. (3) penentuan pengelolaan pengalaman belajar yaitu penggunaan metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Di antaranya adalah, metode ceramah, tanya jawab, kisah, drill, dan praktik. (4) evaluasi kurikulum dilakukan dengan melibatkan pihak internal dan eksternal madrasah. Kedua, faktor-faktor pengembangan kurikulum perpaduan di MDTA Ali Adam Coper Jetis Ponorogo yaitu, faktor psikologis, sosiologis, dan politis. Ketiga, implikasi pengembangan kurikulum perpaduan di MDTA Ali Adam Coper Jetis Ponorogo memberikan dampak terhadap aspek kognitif, afektif dan psikomotorik para santri dengan pembentukan budaya sekolah yang disusun melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Manajemen Kurikulum Berbasis Pesantren (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo) Nisaul Mahmudah; Muhammad Thoyib; Sugiyar
Excelencia: Journal of Islamic Education & Management Vol. 3 No. 01 (2023): Excelencia: Journal of Islamic Education & Management
Publisher : Pascasarjana IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/excelencia.v3i01.1821

Abstract

Kasus kriminal yang dilakukan oleh pelajar bukan lagi menjadi hal yang asing diberitakan. Hal tersebut menjadi salah satu indikasi menurunnya tingkat penghayatan masyarakat terhadap nilai-nilai pendidikan berbasis karakter. Solusinya adalah dengan menerapkan kurikulum pendidikan nasional yang dipadukan dengan nilai dan kultur pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan, mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan dan pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berbasis pesantren di Madrasah Tsanawiyah Darul Huda Mayak. Peneliti menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan studi kasus tunggal. Untuk menganalisis data penelitian, model Matthew B.Miles, A.Michael Huberman, dan Saldana merupakan metode analisis yang penulis gunakan sebagai acuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan kurikulum berbasis pesantren di MTs Darul Huda Mayak dilakukan dengan menentukan tujuan pembelajaran, penyesuaian antara kalender pendidikan nasional dengan kalender agenda yayasan. Adapun untuk pengorganisasian kurikulum dilakukan dengan merancang agar materi yang diterima siswa di sekolah relevan dengan materi pesantren. 2) Pelaksanaan kurikulum berbasis pesantren dilakukan dengan menerapkan K-13 dan KMA 183/184 dengan penyesuaian terhadap kurikulum dan kultur pesantren. 3) Evaluasi kurikulum berbasis pesantren dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama yakni evaluasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan secara berkala, evaluasi materi dan kegiatan pembelajaran pada rapat MGMP, evaluasi sarana dan prasarana, serta evaluasi hasil pembelajaran pada setiap akhir semester.
Contestation and Coexistence: The Puritanical Da’wah of Luthfi Bashori and Its Implication for Nahdlatul Ulama Rofiq, Ahmad Choirul; Sugiyar; Saepudin Mashuri
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 19 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Saizu Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/komunika.v19i2.10631

Abstract

Luthfi Bashori is a cleric of Nahdlatul Ulama with his controversial ASWAJA Garis Lurus (Straight Line) or NU Garis Lurus. However, no in-depth research has examined his da’wah and its implications for the NU. This library research study utilized documentation and observation of Bashori's da’wah in digital media. This study focused on the objectives, strategies, themes, and reactions to Bashori's da’wah. The theory of action motives, conflict theory, and da’wah perspectives guided data analysis. This research asserted that the purpose of Bashori's da’wah is to maintain the ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah) of KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, as well as fortifying Muslims from secularism, pluralism, liberalism, Shia, and Wahhabism. According to Weber’s theory, Bashori da’wah is motivated by religious values and purposive goals. His strategy of da’wah varied depending on the context. His themes of da’wah contained Islamic law, theology, morality, and political issues. The content of his da’wah is based on his understanding of the Qur'an and hadith. In addition to getting pro and con responses from Nahdliyin, his da’wah implied strengthening religious opposition and internal contestation in the NU. This research uncovered the puritanical religious da’wah in the NU. It revealed that the NU managed internal conflict with coexistence among groups of dissenting viewpoints due to the moderation paradigm.