Henrie Buchari
Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

LAJU RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata Sturt.) AKIBAT PEMBERIAN BIOCHAR DAN PUPUK FOSFOR DI TANAH ULTISOL Liska Mutiara Septiana; Nikhen Santika; Sri Yusnaini; Henrie Buchari; Dedy Prasetyo; M.A. Syamsul Arif; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 2 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Mei 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i2.7218

Abstract

Budidaya jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) pada tanah marginal seperti tanah Ultisol akan memiliki produktivitas yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kandungan hara, bahan organik, dan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme didalam tanah dapat dilihat melalui laju respirasi tanah dimana kadar CO2 yang dilepaskan oleh mikroorganisme tanah tersebut diukur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat laju respirasi tanah pada pertanaman jagung manis di tanah Ultisol akibat pemberian biochar dan pupuk fosfor. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Lengkap (RKTL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pemberian berbagai jenis biochar (B), terdiri dari : B0 :tanpa biochar 0 ton ha-1; B1: biochar sekam padi 10 ton ha-1; B2 : biochar tongkol jagung 10 ton ha-1; dan B3: biochar batang singkong 10 ton ha-1. Faktor kedua yaitu perlakuan pupuk fosfor (P), yang terdiri dari : P0: tanpa pupuk fosfor dan; P1: pupuk Fosfor 150 P2O5 kg ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju respirasi tanah pada pengamatan vegetatif maksimum (52 HST) tidak dipengaruhi oleh pemberian berbagai jenis biochar, pupuk fosfor, serta interaksi keduanya. Sedangkan pada pengamatan fase panen (77 HST), respirasi tanah hanya dipengaruhi oleh perlakuan pupuk fosfor dan tidak dipengaruhi oleh pemberian berbagai jenis biochar serta tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut.
PENGARUH GULUDAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP KEHILANGAN UNSUR HARA DAN C-ORGANIK AKIBAT EROSI SERTA PRODUKSI SINGKONG (Manihot esculenta Crantz.) TAHUN KETUJUH DI LABORATORIUM LAPANG TERPADU FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG Andreas Februando Nainggolan; Irwan Sukri Banuwa; Henrie Buchari; Afandi Afandi; Septi Nurul Aini; Liska Mutiara Septiana
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 2 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Mei 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i2.7217

Abstract

Erosi merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi lahan yang dapat menyebabkan hilangnya unsur hara dan bahan organik dari perakaran tanah. Hilangnya unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran tanah akan menimbulkan penurunan produksi tanaman. Pembuatan guludan dan pemberian pupuk merupakan upaya untuk mengurangi terjadinya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh guludan dan pemupukan terhadap kehilangan unsur hara dan C-Organik akibat erosi serta produksi singkong. Penelitian tahun ketujuh ini dilaksanakan pada bulan Februari—Desember 2021 di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dirancang menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan dua faktor perlakuan yaitu guludan dan pemupukan dengan empat kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan guludan memotong lereng memberikan hasil yang lebih baik dalam mengurangi kehilangan unsur hara dan C-Organik dibandingkan guludan searah lereng, namun tidak mempengaruhi produksi singkong. Sebaliknya perlakuan pemberian pupuk menghasilkan produksi yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian pupuk, namun tidak berpengaruh pada kehilangan unsur hara dan C-Organik.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN RESIDU PEMUPUKAN N JANGKA PANJANG TERHADAP LAJU RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.) DI POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG PADA MUSIM KE-32 Elpin Wahyu Illahi; Ainin Niswati; Henrie Buchari; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 9, No 3 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, SEPTEMBER 2021
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v9i3.5299

Abstract

Salah satu cara agar tanah tetap subur adalah dengan pengelolaan tanah yang baik, dan sesuai dengan kaidah pertanian berkelanjutan yaitu dengan melakukan pengelolaan tanah konservasi dan pemupukan yang tepat.  Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh sistem olah tanah jangka panjang, residu pemupukan N jangka panjang,  pengaruh interaksi sistem olah tanah dan residu pemupukan N jangka panjang terhadap laju respirasi tanah, serta mempelajari hubungan antara C-organik tanah, kadar air tanah, pH tanah, dan suhu tanah dengan laju repirasi tanah pada pertanaman kacang tunggak.  Penelitian yang sekarang berlangsung sejak 1987 ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor pertama faktor sistem olah tanah yang terdiri dari tanpa olah tanah (T0), olah tanah minimum (T1), dan olah tanah intensif (T2) sedangkan faktor kedua pemupukan nitrogen yang terdiri dari 0 kg N ha-1 (N0), dan 200 kg N ha-1 (N1) setiap satuan percobaan diulang 4 kali.  Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji BNT taraf 5%, uji korelasi antara beberapa sifat tanah dengan respirasi tanah.  Pengamatan respirasi tanah dilakukan sebanyak 5 kali, yaitu sampel 1 sebelum olah tanah (SOT), sampel 2 setelah olah tanah sebelum tanam, sampel 3 vegetatif awal (14 HST), sampel 4 pada vegetatif maksimum (65 HST), dan sampel 5 panen (90 HST).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa respirasi tanah pada perlakuan sebelum tanam dan vegetatif awal OTI lebih tinggi dari pada TOT dan OTM, sedangkan pada vegetatif maksimum dan panen lebih tinggi pada TOT, pengaruh residu pemupukan N jangka panjang terhadap respirasi tanah tidak berpengaruh terhadap respirasi tanah, tidak terdapat interaksi antara sistem olah tanah dan residu pemupukan N dengan respirasi tanah, dan terdapat hubungan antara suhu tanah sebelum olah tanah (SOT), C-organik tanah pada sebelum olah tanah (SOT), vegetatif awal (14 HST), dan vegetatif maksimum (65 HST) dengan respirasi tanah.