p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Agrotek Tropika
Sri Yusnaini
Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LAJU RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata Sturt.) AKIBAT PEMBERIAN BIOCHAR DAN PUPUK FOSFOR DI TANAH ULTISOL Liska Mutiara Septiana; Nikhen Santika; Sri Yusnaini; Henrie Buchari; Dedy Prasetyo; M.A. Syamsul Arif; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 2 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Mei 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i2.7218

Abstract

Budidaya jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) pada tanah marginal seperti tanah Ultisol akan memiliki produktivitas yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kandungan hara, bahan organik, dan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme didalam tanah dapat dilihat melalui laju respirasi tanah dimana kadar CO2 yang dilepaskan oleh mikroorganisme tanah tersebut diukur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat laju respirasi tanah pada pertanaman jagung manis di tanah Ultisol akibat pemberian biochar dan pupuk fosfor. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Lengkap (RKTL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pemberian berbagai jenis biochar (B), terdiri dari : B0 :tanpa biochar 0 ton ha-1; B1: biochar sekam padi 10 ton ha-1; B2 : biochar tongkol jagung 10 ton ha-1; dan B3: biochar batang singkong 10 ton ha-1. Faktor kedua yaitu perlakuan pupuk fosfor (P), yang terdiri dari : P0: tanpa pupuk fosfor dan; P1: pupuk Fosfor 150 P2O5 kg ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju respirasi tanah pada pengamatan vegetatif maksimum (52 HST) tidak dipengaruhi oleh pemberian berbagai jenis biochar, pupuk fosfor, serta interaksi keduanya. Sedangkan pada pengamatan fase panen (77 HST), respirasi tanah hanya dipengaruhi oleh perlakuan pupuk fosfor dan tidak dipengaruhi oleh pemberian berbagai jenis biochar serta tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut.
PENGARUH KOMBINASI KONSORSIUM BAKTERI DARI RIMPANG NANAS DAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DENGAN PUPUK ORGANONITROFOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BUNGA KOL (Brassica oleracea L.) Scolastika Viola Febriant; Dermiyati Dermiyati; Radix Suharjo; Sri Yusnaini; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 1 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, Februari 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i1.8551

Abstract

Peningkatan produktivitas bunga kol dapat dilakukan dengan cara mengaplikasikan konsorsium bakteri rimpang nanas dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dengan pupuk organonitrofos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi konsorsium bakteri Rimpang Nanas dan TKKS dengan pupuk organonitrofos terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bunga kol. Penelitian dirancang secara faktorial 4 × 3 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah konsorsium bakteri rimpang nanas dan TKKS (tanpa konsorsium bakteri, konsorsium bakteri rimpang nanas, konsorsium bakteri TKKS, dan konsorsium bakteri rimpang nanas + TKKS), faktor kedua adalah pupuk organonitrofos (tanpa pupuk organonitrofos, pupuk organonitrofos steril dan pupuk organonitrofos non-steril). Data nilai tengah perlakuan diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsorsium isolat bakteri dari rimpang nanas memberikan hasil terbaik pada bobot bunga dan pH tanah. Pupuk organonitrofos non-steril memberikan hasil terbaik pada variabel pengamatan tinggi tanaman, bobot basah brangkasan, bobot kering brangkasan, usia berbunga, bobot bunga, dan diameter bunga. Terdapat interaksi antara Konsorsium bakteri rimpang nanas dan pupuk organonitrofos steril terhadap bobot basah akar, bobot kering akar, dan P-tersedia tanah. Perlakuan konsorsium bakteri kombinasi rimpang nanas dan TKKS dengan pupuk organonitrofos non-steril dapat direkomendasikan untuk diaplikasikan di lapang.
PEMANFAATAN KOMPOS DALAM PENINGKATAN BAHAN ORGANIK TANAH PADA PERKEBUNAN NANAS PT. GREAT GIANT FOOD Shofihatul Maula; Siswanto Siswanto; Haidar Fari Aditya; Sri Yusnaini; Winih Sekaringtyas Ramadhani
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 1 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, Februari 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i1.7948

Abstract

Penurunan produksi komoditas nanas karena pemakaian pupuk kimia secara intensif. Pupuk kimia awalnya dapat meningkatkan produktivitas, namun diberikan secara intensif akan mengakibatkan kerusakan. Upaya memperbaiki kesuburan tanah dilakukan aplikasi kompos sebagai tambahan bahan organik. Tujuan penelitian yaitu mempelajari dan mengetahui hasil aplikasi kandungan bahan organik tanah dari kompos yang diaplikasikan 50 ton/ha pada umur 3 Bulan Setelah Tanam (BST), 5 Bulan Setelah Tanam (BST), dan 9 Bulan Setelah Tanam (BST). Penelitian dilakukan pada bulan November 2022 - Februari 2023, berlokasi pada lahan nanas monokultur PT. Great Giant Food, Lampung Tengah. Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan menentukan titik sebanyak 5 titik secara diagonal pada 13 lokasi dan diulang 2 kali sehingga diperoleh 26 sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil tanah pada kedalaman 0 – 20 cm serta mengkompositkan 5 titik bertujuan untuk mengamati bahan organik tanah dan KTK tanah.  Metode pengukuran karbon organik tanah dengan metode walkey and black dan KTK tanah spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kompos 50 ton/ha mengalami peningkatan kandungan bahan organik tanah. Kandungan bahan organik tanah pada 3 BST 3,56%, pada 5 BST 3,61%, dan 9 BST 4,42%. Bahan organik tanah pada 3 BST ke 5 BST mengalami peningkatan 1.40%, dan pada 5 BST ke 9 BST mengalami peningkatan 22.43%. KTK tanah pada 3 BST 10,41 cmol/kg, pada 5 BST 13,16 cmol/kg, dan 9 BST 13,30 cmol/kg. KTK tanah pada 3 BST ke 5 BST terjadi peningkatan 26,41%, dan pada 5 BST ke 9 BST terjadi  peningkatan 1,06%.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN RESIDU PEMUPUKAN N JANGKA PANJANG TERHADAP LAJU RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.) DI POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG PADA MUSIM KE-32 Elpin Wahyu Illahi; Ainin Niswati; Henrie Buchari; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 9, No 3 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, SEPTEMBER 2021
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v9i3.5299

Abstract

Salah satu cara agar tanah tetap subur adalah dengan pengelolaan tanah yang baik, dan sesuai dengan kaidah pertanian berkelanjutan yaitu dengan melakukan pengelolaan tanah konservasi dan pemupukan yang tepat.  Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh sistem olah tanah jangka panjang, residu pemupukan N jangka panjang,  pengaruh interaksi sistem olah tanah dan residu pemupukan N jangka panjang terhadap laju respirasi tanah, serta mempelajari hubungan antara C-organik tanah, kadar air tanah, pH tanah, dan suhu tanah dengan laju repirasi tanah pada pertanaman kacang tunggak.  Penelitian yang sekarang berlangsung sejak 1987 ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor pertama faktor sistem olah tanah yang terdiri dari tanpa olah tanah (T0), olah tanah minimum (T1), dan olah tanah intensif (T2) sedangkan faktor kedua pemupukan nitrogen yang terdiri dari 0 kg N ha-1 (N0), dan 200 kg N ha-1 (N1) setiap satuan percobaan diulang 4 kali.  Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji BNT taraf 5%, uji korelasi antara beberapa sifat tanah dengan respirasi tanah.  Pengamatan respirasi tanah dilakukan sebanyak 5 kali, yaitu sampel 1 sebelum olah tanah (SOT), sampel 2 setelah olah tanah sebelum tanam, sampel 3 vegetatif awal (14 HST), sampel 4 pada vegetatif maksimum (65 HST), dan sampel 5 panen (90 HST).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa respirasi tanah pada perlakuan sebelum tanam dan vegetatif awal OTI lebih tinggi dari pada TOT dan OTM, sedangkan pada vegetatif maksimum dan panen lebih tinggi pada TOT, pengaruh residu pemupukan N jangka panjang terhadap respirasi tanah tidak berpengaruh terhadap respirasi tanah, tidak terdapat interaksi antara sistem olah tanah dan residu pemupukan N dengan respirasi tanah, dan terdapat hubungan antara suhu tanah sebelum olah tanah (SOT), C-organik tanah pada sebelum olah tanah (SOT), vegetatif awal (14 HST), dan vegetatif maksimum (65 HST) dengan respirasi tanah.