Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Gambaran Infeksi Pediculus humanus capitis Terhadap Anak-Anak Di UPTD Panti Sosial Perlindungan Anak Dharma Noersyamsidar Sidar; Suprihartini Suprihartini
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 2 No 3 (2022): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, October 2022
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.793 KB) | DOI: 10.21093/bjsme.v2i3.5972

Abstract

Pediculosis capitis merupakan suatu penyakit ektoparasit yang disebabkan oleh kutu kepala. Panti sosial merupakan salah satu contoh lingkungan yang sering terpapar Pediculus humanus capitis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kebersihan terhadap kejadian terinfeksinya Pediculus humanus capitis terhadap anak-anak yang ada di UPTD Panti Sosial Perlindungan Anak Dharma. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh anak yang berada di UPTD Panti Sosial Perlindungan Anak Dharma. Teknik pengambilan sampling ini adalah total sampling yaitu sebanyak 57 anak. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini berupa analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian ini didaptakan hasil positif terpapar kutu kepala sebanyak 26 anak (45.6%). Tingkat kebersihan anak dalam kategori baik sebanyak 30 anak (52.6%) dan tingkat kebersihan kategori buruk sebanyak 27 anak (47.4%).
Identifikasi Jamur Aspergillus sp Pada Petis Udang Berdasarkan Kemasan Di Pasar Hidayatunnafsiyah 97; Supri Hartini
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 3 No 2 (2023): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, June 2023
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjsme.v3i2.6252

Abstract

Banyak olahan makanan yang dibuat dari bahan ikan salah satunya petis udang. Petis mengandung karbohidrat dan kadar gula yang tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan jamur. Jenis jamur yang sering mengkontaminasi makanan adalah Aspergillus sp. Jamur ini memiliki hifa bersepta dan miselium bercabang untuk reproduksi serta menghasilkan senyawa metabolit sekunder dalam bentuk mikotoksin (aflatoksin). Salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-pangan dapat dilakukan pengemasan. Kemasan yang baik adalah kemasan yang tidak menunjukan kerusakan akibat serangan mikroba. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jamur Aspergillus sp pada petis udang berdasarkan kemasan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 6 sampel yaitu 3 sampel kemasan kantong plastik dan 3 sampel petis dalam kemasan botol plastik. Sampel dilakukan pemeriksaan mikologi secara makroskopis dan mikroskopis. Teknis analisis data menggunakan univariate. Hasil penelitian menunjukan pada kemasan kantong plastik dari 3 sampel ditemukan 67% sampel positif Aspergillus sp dan 33% sampel negatif tetapi ditemukan jamur khamir. Pada kemasan botol plastik dari 3 sampel ditemukan 67% sampel positif Aspergillus sp dan 33% negatif tetapi ditemukan jamur Penicillium sp. Disimpulkan petis udang pada kemasan kantong plastik dan botol plastik ditemukan Aspergillus sp, khamir dan Penicillium sp.
GAMBARAN JAMUR Trichophyton sp PADA KAKI PETUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP SAMARINDA SEBERANG Putri Yani Romansyah; Supri Hartini; Sresta Azzahra
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 8 No 1 (2023): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v8i1.3801

Abstract

Prevalensi penyakit dermatofitosis di Asia mencapai 35,6%. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa 80-90% kasus tinea pedis dan tinea unguium disebabkan oleh jamur dermatofita, terutama Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. Petugas kebersihan adalah contoh pekerjaan yang kesehariannya menggunakan sepatu yang tertutup dengan waktu cukup lama, lapangan kerja yang kotor, panas dan lembab menjadi faktor yang memudahkan terjadinya infeksi jamur pada kaki dan kuku kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jamur Trichophyton sp pada kerokan kulit dan kuku kaki petugas kebersihan DLH. Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan melakukan observasi kuesioner terhadap petugas kebersihan DLH di Samarinda Seberang dan pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis. Responden pada penelitian ini berjumlah 17 orang petugas kebersihan berjenis kelamin laki-laki yang akan diambil kerokan kulit dan kuku kaki, kemudian dilakukan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. Hasil penelitian, didapatkan responden yang terinfeksi jamur Trichophyton sp sebanyak 6 orang (35,3%) dan yang tidak terinfeksi sebanyak 11 orang (64,7%). Petugas kebersihan DLH di Samarinda Seberang lebih banyak berusia 30-35 tahun (47%) dengan lama bekerja 1-3 dan 4-6 tahun (35%). Responden yang rutin menggunakan APD sebanyak 11 orang (64,7%) dan rutin mencuci kaki sebanyak 15 orang (88,2%). Penggunaan APD dan kebiasaan mencuci tangan dan kaki menjadi salah satu faktor terinfeksi jamur Trichophyton sp. Disimpulkan bahwa terdapat petugas kebersihan DLH yang terinfeksi jamur Trichophyton sp baik yang menggunakan sepatu boot dan mencuci kaki/tangan.
Overview of Blood Glucose Levels in Pencak Silat Athletes in Kutai Kartanegara Regency Aditya Trisna Budiman; Supri Hartini; Mustaming
Indonesian Journal of Interdisciplinary Research in Science and Technology Vol. 1 No. 5 (2023): June 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/marcopolo.v1i5.4764

Abstract

Pencak silat merupakan warisan budaya Indonesia berupa cabang olahraga beladiri masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar GDS pada atlet pencak silat di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Populasi yaitu atlet pencak silat Kabupaten Kutai Kartanegara di gedung IPSI sebanyak 30 orang. Analisa data yang digunakan analisa univariat. Pemeriksaan kadar GDS atlet pencak silat pada minggu pertama dan kedua menunjukan hasil 100% dalam nilai normal. Atlet laki-laki berjumlah 53,3%, perempuan berjumlah 46,7%. Berdasarkan usia, kelompok remaja akhir 46,62%, berdasarkan tingkatan, kelompok atlet kader 73,36%, berdasarkan riwayat penyakit DM dari keluarga 13,3% dan tanpa riwayat penyakit DM dari keluarga 86,7%. Dapat disimpulkan kadar glukosa darah sewaktu atlet pencak silat 100% dalam nilai normal.
Gambaran Kadar Protein Tahu Direbus Dan Tidak Direbus Berdasarkan Waktu Penyimpanan Dikulkas Nor Kho fipah; Suprihartini Suprihartini; Eka Farpina
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 3 No 3 (2023): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, October 2023
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjsme.v3i3.6872

Abstract

Tahu merupakan salah satu produk olahan kedelai yang dipilih oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi, terutama protein nabati. Tahu mengandung nilai gizi protein yang tinggi yaitu 6-12%. Namun masa simpan tahu pada suhu ruang hanya dapat bertahan satu hari saja. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran suatu kadar protein tahu direbus dan tidak direbus berdasarkan waktu penyimpanan dikulkas dengan variasi waktu 2 hari, 4 hari, dan 6 hari. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah tahu dalam penelitian ini sebanyak 18 sampel tahu, yaitu 1 tahu putih dengan 2 perlakuan direbus dan tidak direbus. Setiap jenis tahu dilakukan perlakuan yang sama yakni tahu putih, susu dan kuning dengan menggunakan metode kjeldhal dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar protein tahu putih yang direbus disimpan dalam kulkas selama 2, 4, 6 hari adalah 9,47%, 8,73%, 8,13%, pada tahu susu 9,50%, 9,31%, 9,22% dan tahu kuning 8,15%, 7,91%, 7,73%. Pada tahu putih yang tidak direbus disimpan dalam kulkas selama 2, 4, 6 hari adalah 8,81%, 8,40%, 8,34%, tahu susu 8,25%, 7,97%, 7,84% dan tahu kuning 9,01%, 8,16%, 7,96%. Sedangkan presentase penurunan tahu putih, tahu susu dan tahu kuning direbus mengalami penurunan sebesar 0,77%, 0,27% dan 0,78%. Pada tahu putih, tahu susu dan tahu kuning tidak direbus mengalami penurunan sebesar 1,09%1,69% dan 0,97%. Semakin lama penyimpanan maka penurunan kadar protein juga semakin tinggi. Hal ini menunjukkan adanya perubahan pada setiap tahu yang diperlakukan dengan dua perlakuan yaitu direbus dan tidak direbus.
OBSERVASI MENCUCI TANGAN DAN KECACINGAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 001 BAQA SAMARINDA SEBERANG Nabila Pramesti Aulia Putri; Supri Hartini; Sresta Azahra
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.17833

Abstract

Penyakit kecacingan sering dianggap sebagai salah satu penyakit yang sering diabaikan oleh sebagian besar kalangan masyarakat. Salah satu penyebab dari penyakit kecacingan ialah  dari kebiasaan mencuci tangan yang jarang dilakukan oleh masyarakat. Kebiasaan mencuci tangan merupakan suatu perilaku hidup sehat yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan siswa dalam  mencuci tangan dan mengetahui siswa kecacingan di Sekolah Dasar Negeri 001 Baqa Samarinda Seberang. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada minggu ke IV Desember 2022 – minggu ke II Juni 2023. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan data primer, dengan teknik Total Sampling. Penelitian ini menggunakan metode pemeriksaan direct slide. Jumlah sampel yang diguanakan sebanyak 62 siswa dan penelitian ini menggunakan analisa data univariat. Dilakukan observasi mencuci tangan pada siswa kelas III didapatkan sebanyak 60 siswa (97%) melakukan cuci tangan dan 2 siswa (3%) tidak melakukan cuci tangan. Hasil pemeriksaan feses yang telah dilakukan didapatkan 1 sampel (1,6%) positif  kecacingan dengan jenis telur Ascaris lumbricoides (cacing gelang). Pada peneitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan kebiasaan mencuci tangan siswa dilakukan dengan baik, akan tetapi masih ditemukan telur cacing jenis Ascaris lumbricoides di dalam feses siswa Sekolah Dasar Negeri 001 Baqa Samarinda Seberang.
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK KAYU CENDANA (Santalum album L.) TERHADAP KADAR C-REACTIVE PROTEIN (CRP) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL SEPSIS Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Anis Hudriyah; Supri Hartini; I Gede Andika Sukarya
Duta Pharma Journal Vol. 3 No. 1 (2023): Duta Pharma Journal
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/djp.v3i1.2482

Abstract

Sepsis merupakan kondisi klinis yang akut dan berbahaya yang disebabkan oleh serangan mikroorganisme (bakteri). Dalam penanganan sepsis membutuhkan biomarker, salah satunya adalah C-Reactive Protein (CRP) yang dapat meningkat ketika terjadinya infeksi. Ekstrak kayu cendana mengandung senyawa antibakteri dan antiinflamasi yang dapat mendenaturasikan protein pada bakteri. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui efek atau pengaruh ekstrak kayu cendana (Santalum album L.) terhadap kadar CRP tikus putih model sepsis Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Jenis penelitian ini menggunakan eksperimen murni. Sampel penelitian ini menggunakan tikus putih sebanyak 27 ekor yang dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol, model sepsis MRSA, dan model sepsis MRSA yang diberi ekstrak kayu cendana. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Imunologi, Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Kaltim. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat untuk mengukur efek atau pengaruh pemberian ekstrak kayu cendana terhadap kadar CRP tikus putih model sepsis MRSA. Hasil penelitian didapatkan dan dianalisis dengan uji statistik Mann-Whitney menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna (penurunan) pada kadar CRP tikus putih model sepsis yang diberi ekstrak kayu cendana dengan nilai p value 0,040. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak kayu cendana terhadap kadar CRP pada tikus putih model sepsis MRSA. Kata Kunci: Sepsis, Kayu Cendana, C-Reactive Protein (CRP)
EDUKASI STRATEGI PEMASARAN UMKM MELALUI E-COMMERCE DALAM PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK OPTIMALISASI DIGITAL Finny Redjeki; Ahmad Rois Syujak; Ayi Muhiban; Supri Hartini
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i5.36108

Abstract

Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan untuk memberikan edukasi mengenai strategi pemasaran UMKM melalui e-commerce guna mendukung optimalisasi digital. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana pemasaran yang efektif. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan langsung yang fokus pada pemahaman dasar e-commerce, strategi pemasaran digital, pembuatan konten menarik, dan teknik peningkatan interaksi dengan konsumen. Hasil program ini menunjukkan peningkatan pemahaman peserta mengenai e-commerce dan strategi pemasaran digital. Program ini berhasil memotivasi peserta untuk lebih aktif menggunakan e-commerce sebagai alat utama pemasaran dan penjualan, sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasar. Program ini memberikan kontribusi nyata dalam memberdayakan UMKM dan memajukan ekonomi digital di masyarakat.