Irfan Yunianto
Universitas Ahmad Dahlan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Evaluasi Aktivitas Antioksidan Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada Sistem Respirasi Mencit (Mus musculus) Terpapar Asap Anti Nyamuk Bakar Sebagai Bahan Ajar Biologi SMA Kelas XI Yunianto, Irfan; Yanti, Freni Rizky; Wulaningrum, Febtika
JURNAL BIOEDUKATIKA Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.418 KB) | DOI: 10.26555/bioedukatika.v2i2.4124

Abstract

Tanaman sirsak (Annona muricata L.) secara tradisional diketahui membawa banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan fitokimia yang tinggi menyebabkan sirsak sering digunakan untuk mengobati penyakit batu empedu, sembelit, asam urat bahkan kanker. Daun sirsak mengandung berbagai senyawa aktif yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak pada histopatologi organ trakea dan pulmo mencit terpapar asap anti nyamuk bakar sebagai bahan ajar biologi SMA kelas XI.Penelitian menggunakan 30 ekor mencit jantan berumur 12 minggu yang dibagi secara acak dalam 4 kelompok yaitu K (kontrol, tanpa perlakuan), P1, P2, dan P3 (terpapar asap anti nyamuk bakar dan diberi perlakuan ekstrak etanol daun sirsak dengan dosis masing-masing P1=100 mg/kg BB; P2=200 mg/kg BB; P3=400 mg/kg BB). Perlakuan diberikan selama 30 hari. Pada hari ke-31 mencit dibedah dan diambil organ trakea dan pulmo untuk dilakukan pembuatan preparat histologi. Kerusakan sel trakea dan pulmo dianalisis untuk mengetahui efek perlakuan dibandingkan dengan kontrol.Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun sirsak dapat meminimalisir kerusakan sel trakea dan pulmo akibat paparan asap anti nyamuk bakar. Dosis yang paling efektif adalah 400 mg/kg BB (kelompok P3). Penelitian ini juga menunjukkan potensi materi pembelajaran biologi untuk kelas XI berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap bagi para peserta didik.
Kandungan Antioksi dan Asam Askorbat pada Jus Buah-Buahan Tropis Febrianti, Novi; Yunianto, Irfan; Dhaniaputri, Risanti
JURNAL BIOEDUKATIKA Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.703 KB) | DOI: 10.26555/bioedukatika.v3i1.4130

Abstract

Tropical fruits are rich in nutrients and phytochemicals that benefit our health. As source of antioxidant, regular consumption of fruits will be useful in avoiding many degenerative diseases particularly caused by free radicals. The good effects of antioxidants vary from repairing tissue damages in respiratory system, excretory system as well as reproductive system. Ascorbic acid is one potent antioxidant that has been recorded for history. Known as Vitamin C, its concentration in fruits has been a primary consideration for people to choose what kind of fruit they are going to consume. This experiment’s result exhibited different levels of ascorbic acid in some topical fruits. Average concentration of ascorbic acid from the highest to lowest was obtained in orange, guava, apple, papaya, tamarind and mango with their contents of 96,8; 49,86; 49,57; 48,4 and 41,06 mg/100g, respectively. This result would be a baseline in setting the best fruit combination to obtain maximum effects of antioxidant.
Evaluasi Aktivitas Antioksidan Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada Sistem Respirasi Mencit (Mus musculus) Terpapar Asap Anti Nyamuk Bakar Sebagai Bahan Ajar Biologi SMA Kelas XI Irfan Yunianto; Freni Rizky Yanti; Febtika Wulaningrum
JURNAL BIOEDUKATIKA Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.418 KB) | DOI: 10.26555/bioedukatika.v2i2.4124

Abstract

Tanaman sirsak (Annona muricata L.) secara tradisional diketahui membawa banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan fitokimia yang tinggi menyebabkan sirsak sering digunakan untuk mengobati penyakit batu empedu, sembelit, asam urat bahkan kanker. Daun sirsak mengandung berbagai senyawa aktif yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak pada histopatologi organ trakea dan pulmo mencit terpapar asap anti nyamuk bakar sebagai bahan ajar biologi SMA kelas XI.Penelitian menggunakan 30 ekor mencit jantan berumur 12 minggu yang dibagi secara acak dalam 4 kelompok yaitu K (kontrol, tanpa perlakuan), P1, P2, dan P3 (terpapar asap anti nyamuk bakar dan diberi perlakuan ekstrak etanol daun sirsak dengan dosis masing-masing P1=100 mg/kg BB; P2=200 mg/kg BB; P3=400 mg/kg BB). Perlakuan diberikan selama 30 hari. Pada hari ke-31 mencit dibedah dan diambil organ trakea dan pulmo untuk dilakukan pembuatan preparat histologi. Kerusakan sel trakea dan pulmo dianalisis untuk mengetahui efek perlakuan dibandingkan dengan kontrol.Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun sirsak dapat meminimalisir kerusakan sel trakea dan pulmo akibat paparan asap anti nyamuk bakar. Dosis yang paling efektif adalah 400 mg/kg BB (kelompok P3). Penelitian ini juga menunjukkan potensi materi pembelajaran biologi untuk kelas XI berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap bagi para peserta didik.
Kandungan Antioksi dan Asam Askorbat pada Jus Buah-Buahan Tropis Novi Febrianti; Irfan Yunianto; Risanti Dhaniaputri
JURNAL BIOEDUKATIKA Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.703 KB) | DOI: 10.26555/bioedukatika.v3i1.4130

Abstract

Tropical fruits are rich in nutrients and phytochemicals that benefit our health. As source of antioxidant, regular consumption of fruits will be useful in avoiding many degenerative diseases particularly caused by free radicals. The good effects of antioxidants vary from repairing tissue damages in respiratory system, excretory system as well as reproductive system. Ascorbic acid is one potent antioxidant that has been recorded for history. Known as Vitamin C, its concentration in fruits has been a primary consideration for people to choose what kind of fruit they are going to consume. This experiments result exhibited different levels of ascorbic acid in some topical fruits. Average concentration of ascorbic acid from the highest to lowest was obtained in orange, guava, apple, papaya, tamarind and mango with their contents of 96,8; 49,86; 49,57; 48,4 and 41,06 mg/100g, respectively. This result would be a baseline in setting the best fruit combination to obtain maximum effects of antioxidant.
In Vivo Study of Red Spinach Leaf Extract on the Excretory System of Paracetamol-induced Toxic Dose Wistar Rats Setyawan, Haris; Tejosukmono, Ario; Yunianto, Irfan; Wulandari, Siska; Susilawati, Sonya Tri
Jurnal Sain Veteriner Vol 43, No 1 (2025): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.94008

Abstract

Paracetamol is an antipyretic and analgesic drug that is relatively safe to consume orally with the appropriate dose and can be obtained without a doctor's prescription. The antioxidant quersetin contained in red spinach leaves can bind free radicals and strengthen the antioxidant defense system in the body. This study was conducted to determine the histopathological view of liver and kidney Wistar rats induced by toxic dose of Paracetamol after administration of ethanol extract of red spinach leaves. This research method used 24 Wistar rat which were divided into 4 groups. Kontrol  (aquadest), KN (Paracetamol 0.5 g/kg BW), P1 (ethanol extract of red spinach leaves 0.4 g/kg BW and Paracetamol 0.5 g/kg BW) and P2 (ethanol extract of red spinach leaves 0.8 g/kg BW and Paracetamol 0.5 g/kg BW). The administration of the extract was carried out for 15 days with Paracetamol on the last 5 days. Euthanasia was performed on the 16th day and then made preparations of liver and kidney with paraffin method (Hematoxylin eosin). Data observed included hepatosomatic index, total and area of hepatocytes, total of liver and kidney necrosis cells, area of inflammatory cells, total and area of glomeruli, and area of hemorrhage. Observation data were analyzed using One-Way ANOVA and DMRT further test (P<0.05). The results showed that the dose of ethanol extract of red spinach leaves 0.4 g/kg BW was able to reduce hepatocyte area, the total of necrosis cells, the area of inflammation and protect the glomerulus (P < 0.05). The conclusion of this study is that ethanol extract of red spinach leaves at a dose of 0.4 g/kg BW can protect the liver and kidneys of Wistar rats induced by Paracetamol at a dose of 0.5 g/kg BW
Inovasi Teknologi Tepat Guna Pakan Campuran Fermentasi–Kering untuk Efisiensi Peternakan Domba pada Kelompok Lansia Produktif Toifur, Moh; Okimustava, Okimustava; Yunianto, Irfan; Sudarsono, Bambang; Mutmainah, Nur Fitri; Hanafi, Yahya; Izzati, Elsarina Nur; Susanto, Eko
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 4 (2025): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/1s7t3479

Abstract

Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keberdayaan kelompok lansia produktif melalui penerapan teknologi tepat guna pakan campuran fermentasi–kering dalam budidaya domba di Kalurahan Argodadi, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya produktivitas ternak akibat keterbatasan kemampuan peternak lansia dalam pengelolaan pakan dan pemanfaatan limbah peternakan. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan tahapan sosialisasi, pelatihan teknis, penerapan teknologi, pendampingan, dan evaluasi. Sebanyak 40 peserta dari dua kelompok mitra, yaitu Kelompok BETERNAK dan LANTERA, terlibat aktif dalam seluruh tahapan kegiatan. Hasil pengukuran menunjukkan peningkatan pada berbagai aspek produksi: efisiensi pakan meningkat sebesar 35%, pertambahan bobot domba naik dari 0,6 kg/bulan menjadi 0,9 kg/bulan, dan waktu kerja lansia berkurang dari 3,2 jam menjadi 1,8 jam per hari. Skor keberdayaan produksi meningkat dari 2,81 (kategori sedang) menjadi 4,29 (kategori sangat baik). Sebanyak 92,5% peserta mampu memproduksi pakan campuran secara mandiri dan 87,5% memahami prinsip biosekuriti serta pengolahan limbah menjadi pupuk organik. Selain itu, program ini memberikan dampak ekonomi berupa peningkatan pendapatan tambahan rata-rata Rp600.000–Rp800.000 per bulan per anggota. Berdasarkan capaian indikator tersebut, penerapan teknologi ini menunjukkan efektivitas dalam mendukung aktivitas lansia serta meningkatkan kapasitas dan kemandirian kelompok dalam pengelolaan peternakan berkelanjutan. Penerapan teknologi pakan campuran ini memiliki dampak jangka panjang terhadap peningkatan produktivitas ternak, penguatan kapasitas lansia dalam pengelolaan peternakan, serta kemandirian kelompok dalam produksi pakan dan pengolahan limbah. Teknologi yang digunakan bersifat sederhana, hemat waktu, dan mudah direplikasi sehingga memungkinkan kelompok untuk mempertahankan praktik ini secara berkelanjutan. Rencana keberlanjutan program meliputi pembentukan unit produksi pakan skala kelompok, pemanfaatan pupuk organik sebagai produk tambahan yang bernilai ekonomi, serta penguatan jejaring dengan pemerintah desa dan dinas terkait untuk mendukung pengembangan usaha peternakan yang berkelanjutan. Hasil kegiatan ini berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek pengentasan kemiskinan (SDG 1), ketahanan pangan (SDG 2), pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDG 8), serta konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12). Innovation of Appropriate Technology in Mixed Fermented–Dry Feed for Improving Sheep Farming Efficiency among Productive Elderly Farmers Abstract This community service program aims to improve the efficiency and empowerment of productive elderly groups through the application of an appropriate technology for fermented–dry mixed feed in sheep farming in Argodadi Village, Sedayu District, Bantul Regency. The program was initiated due to low livestock productivity, which stems from limited abilities of elderly farmers in feed management and livestock waste utilization. The implementation method employed a Participatory Rural Appraisal (PRA) approach, consisting of socialization, technical training, technology application, mentoring, and evaluation stages. A total of 40 participants from two partner groups, BETERNAK and LANTERA, were actively involved in all stages of the program. Measurement results indicated improvements across various production aspects. Feed efficiency increased by 35%. Average sheep weight gain rose from 0.6 kg/month to 0.9 kg/month. The daily working time of elderly farmers decreased from 3.2 hours to 1.8 hours per day. The production empowerment score increased from 2.81 (moderate category) to 4.29 (very good category). A total of 92.5% of participants were able to independently produce mixed feed, and 87.5% understood biosecurity principles and livestock waste processing into organic fertilizer. In addition, the program generated an economic impact in the form of an increase in additional income of approximately IDR 600,000–800,000 per member per month. Based on these indicators, the application of this technology demonstrates effectiveness in supporting the daily activities of elderly farmers and enhancing the capacity and independence of the groups in sustainable livestock management. The adoption of the mixed-feed technology also has long-term impacts, including improved livestock productivity, strengthened capabilities of elderly farmers in farm management, and increased group self-reliance in feed production and waste processing. The technology is simple, time-efficient, and easily replicable, enabling the groups to maintain its practice sustainably. The program’s sustainability plan includes establishing a group-scale feed production unit, utilizing organic fertilizer as an additional value-added product, and strengthening networks with village authorities and relevant government agencies to support the development of sustainable livestock enterprises. The outcomes of this program contribute to the achievement of the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly poverty reduction (SDG 1), food security (SDG 2), decent work and economic growth (SDG 8), and responsible consumption and production (SDG 12).