Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penguatan Wawasan Etika Bekerja di Jepang bagi Instruktur Bahasa Jepang di LPK se-Kota Semarang Chevy Kusumah Wardhana; Ai Sumirah Setiawati; Andy Moorad Oesman; Ridho Firzansyah
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 7, No 1 (2023): April 2023
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v7i1.2840

Abstract

ABSTRACTMastery of understanding work ethics in Japan by an LPK student cannot be separated from the role of the instructor.  A Japanese language instructor should have an understanding of the ethics of working in Japan. It is started from an understanding of kaizen as done by the Toyota Company and many others. In fact, there are still instructors who have not mastered the insight into work ethics in Japan. The lack of understanding is the lack of motivation and implementation of explanations during the teaching and learning process in the classroom. This is also what the author sees for Japanese language instructors in the Semarang City area. Based on the results of a preliminary study of several Japanese language instructors in LPK at Semarang city, until now there has been no introduction or training on strengthening work ethic insights in Japan. The results obtained after carrying out the practice questions were an improvement in the attitudes and understanding of the trainees regarding the insight into work ethics in Japan. All of the training participants had a good understanding of all the questions given..Keywords: etiquette, working in Japan, ojigi, horenso, shisei, kaizen. ABSTRAKPenguasaan mengenai pemahaman etika bekerja di Jepang oleh seorang siswa LPK tidak terlepas dari peran instruktur. Sebagai seorang instruktur Bahasa Jepang, sudah selayaknya memiliki pemahaman mengenai wawasan etika bekerja di Jepang. Mulai dari pemahaman mengenai kaizen seperti yang dilakukan oleh perusahaan Toyota, dan yang lain. Pada kenyataannya, masih terdapat instruktur yang belum menguasai wawasan tentang etika bekerja di Jepang. Diantara kurangnya pemahaman tersebut adalah, jarangnya pemberian motivasi dan penerapan penjelasan ketika proses belajar-mengajar di dalam kelas. Hal tersebut juga yang penulis lihat terhadap instruktur bahasa Jepang di wilayah Kota Semarang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap beberapa orang pengajar bahasa Jepang LPK di wilayah kota Semarang, sampai saat ini belum ada pengenalan ataupun pelatihan mengenai penguatan wawasan etika bekerja di Jepang. Hasil yang didapat setelah melaksanakan latihan soal adalah adanya perbaikan sikap dan pemahaman dari peserta pelatihan mengenai wawasan etika bekerja di Jepang. Keseluruhan peserta pelatihan sudah memahami dengan baik dari keseluruhan soal yang diberikan..Kata Kunci: etika, bekerja di Jepang, ojigi, horenso, shisei, kaizen.
Solusi Untuk Mengatasi Kesulitan Pembelajaran Bahasa Jepang Secara Daring di SMAN 2 Temanggung Nian Prastika Adhani; Ai Sumirah Setiawati; Yuyun Rosliyah; Heni Hernawati
Janaru Saja: Jurnal Program Studi Sastra Jepang (Edisi Elektronik) Vol 12 No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : Program Studi Sastra Jepang, Universitas Komputer Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/js.v12i1.6527

Abstract

This study was conducted to describe the difficulties of SMAN 2 Temanggung students in facing online Japanese learning during the Covid-19 pandemic and then find out the causes so that researchers can provide solutions. This study uses a quantitative descriptive method. The research sample was the entire population, namely 81 students from class XII IPA and XII IPS of SMA Negeri 2 Temanggung who participated in online Japanese language learning. Data was obtained through a questionnaire containing 4 indicators with 24 questions. The scale used is a Likert scale with an interval of 1-4. The validity of the research instrument was carried out with content validity and the reliability of the instrument was calculated using the Cronbach Alpha formula through the SPSS application. The data analysis technique was carried out using the percentage scale guideline model and the interpretation classification of the number of percentage answers according to Arikunto. Based on the results of the study, the average percentage was 56.21% which showed that more than half of XII IPA and XII IPS students had difficulty learning Japanese online. These difficulties are technical difficulties, difficulties when learning Japanese online takes place, difficulties in doing assignments and difficulties from the environment.
Evaluasi Diri Guru Bahasa Jepang terhadap Penguasaan Modul Ajar dan ATP berdasarkan Kurikulum Merdeka Dwi Puspitosari; Ai Sumirah Setiawati; Heni Hernawati
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 7, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v7i2.3600

Abstract

ABSTRACTThis series of service activities has been carried out in collaboration between the service team and the Japanese Language MGMP of Central Java province. A preliminary study was conducted to find out the latest information regarding the urgent needs of Japanese language teachers in Central Java. Based on the information obtained, the problem faced is the lack of assistance from teaching practitioners in creating teaching modules and the flow of learning objectives which must be adapted to the Merdeka Curriculum. Assistance in creating teaching modules and seminars was carried out in 3 meetings. During mentoring, participants are given an understanding of the differences between the old curriculum and the Merdeka Curriculum in terms of competency achievements and the roles of teachers and students in teaching and learning activities. It is hoped that this activity can help Japanese teachers in the initial process of teaching to learning evaluation. Seminar activities regarding the differences in the application of the Merdeka Curriculum in high schools and universities are expected to equip high school students and teachers to prepare to continue learning Japanese at the tertiary level, as well as equip Japanese Language Education students and lecturers who will guide PLP, so that they can become more familiar with the application of the Merdeka Curriculum in Senior High School. Keywords: Teaching Module, Flow of Learning Objectives, Merdeka Curriculum, Japanese language learning ABSTRAKSerangkaian kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan dengan kerja sama antara tim pengabdian dan MGMP Bahasa Jepang provinsi Jateng. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui informasi terkini mengenai kebutuhan mendesak para guru bahasa Jepang di Jawa Tengah. Berdasarkan informasi yang didapat masalah yang dihadapi adalah minimnya pendampingan dari praktisi pengajar dalam pembuatan modul ajar dan alur tujuan pembelajaran yang harus disesuaikan dengan Kurikulum Merdeka. Pendampingan pembuatan modul ajar serta seminar dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Saat pendampingan, peserta diberikan pemahaman mengenai perbedaan kurikulum lama dan Kurikulum Merdeka dalam hal capaian kompetensi dan peran guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu guru bahasa Jepang dalam proses awal pengajaran hingga evaluasi pembelajaran. Kegiatan seminar tentang perbedaan penerapan Kurikulum Merdeka di SMA dan Perguruan Tinggi diharapkan membekali siswa dan guru SMA untuk persiapan melanjutkan pembelajaran bahasa Jepang di tingkat perguruan tinggi, serta membekali mahasiswa dan dosen Pendidikan Bahasa Jepang yang akan membimbing PLP, agar dapat lebih mengenal penerapan Kurikulum Merdeka di SMA. Kata Kunci: Modul Ajar, Alur Tujuan Pembelajaran, Kurikulum Merdeka, Pembelajaran bahasa Jepang