Victory Nicodemus Joufree Rotty
Universitas Negeri Manado

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Innovative 21st Century Learning Through PAKEM Learning Management Debie Kalalo; Deitje Katuuk; Jeffry Lengkong; Victory Nicodemus Joufree Rotty
Tadbir : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jsmp.v7i1.6966

Abstract

21st Century Learning is learning with a new paradigm that is oriented towards learning new literacy, namely human literacy, data and technology. More specifically, mastery of 21st century skills, namely life and career skills, innovation and learning skills, and information, media, and ICT skills. The characteristics of learning to practice these essential skills lead to an interactive, holistic, integrative, scientific, contextual, thematic, effective, collaborative, and learner-centered learning process, so that in its implementation educators can design activities by choosing learning methods/models that can accommodate all of these characteristics in a comprehensive manner. In line with PAKEM learning which originates from the concepts of student-centered learning and learning is fun, so that students have the motivation to always learn without orders and they don't have feelings of heaviness and fear. Thus, the aspect of fun is learning and motivating students to explore, actively create and experiment continuously in the learning process becomes a significant aspect in the PAKEM learning process. In learning management there are three learning steps. The three steps include: 1), planning of the PAKEM learning process. Planning of the PAKEM learning process can be done when educators design syllabus and lesson plans; 2), implementation of PAKEM learning. This implementation is the application of the lesson plan. This implementation consists of preliminary, core and closing PAKEM learning activities; and 3) PAKEM learning evaluation. The PAKEM learning evaluation/assessment stage is a follow-up in the PAKEM learning process activities. Mission/Purpose of PAKEM learning evaluation is an effort to identify and understand the level of success in the learning process. Thus, innovative learning in the 21st century creates human resources who are literate in information, data, and technology which are needed to face the competition in life and the job market in the current and future globalization era.
Peningkatan Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Menggunakan Media Video dan Gerak Lagu Jilly Toar; Jumrah Jamil; Elni J Usoh; Jeffry Sonny J Lengkong; Victory Nicodemus Joufree Rotty
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 2 (2023): April-June
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i2.4610

Abstract

Cuci tangan pakai sabun (CTPS)menjadi salah satu kebiasaan baik yang perlu diajarkan kepada anak sekolah dasar. Selain menjadi cara untuk menjaga kebersihan tubuh, kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun juga membuat anak terhindar dari berbagai gangguan kesehatan yang rentan terjadi. sekolah tidak hanya harus menjadi pusat Pendidikan yang diperuntukan untuk pembelajaran bidang akadmeik saja, tetapi harus menjadi tempat yang mendukung penyediaan Pendidikan yang berperan dalam pembentukan perilaku hidup sehat siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan siswa sekolah dasar tentang CTPS menggunakan media video dan gerak lagu pada siswa sekolah dasar GP Klabat. Peneliti menggunakan kuisioner yang diberikan kepada 30 siswa kelas IV,V dan VI SDGP Klabat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan metode pre and postest. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pengetahuan siswa sebelum  diberikan intervensi adalah 51,8. Nilai paling rendah yaitu 31 dan yang paling tinggi adalah 100 setelah diberikan intervensi dengan media Video Rata-rata menjadi  92,07. Nilai paling rendah yaitu 69 dan yang paling tinggi adalah 100. Sedangkan, gerak dan lagu maka didapati hasil rata-rata yaitu 94.43. Nilai paling rendah yaitu 71 dan yang paling tinggi adalah 100. Pada pengujian independent t-test didapati keduanya memiliki nilai signifikansi sebesar 0,00 yang artinya berpengaruh pada peningkatan pengetahuan siswa. kesimpulan dari penelitian ini adalah media video dan gerak lagu dapat meningkatkan pengetahuan siswa sekolah dasar tentang cuci tangan pakai sabun.
Peran Guru Penggerak Dalam Kualitas Merdeka Belajar Deisye Supit; Danny A Masinambow; Joulanda Altje Meiske Rawis; Jeffry Sonny J Lengkong; Victory Nicodemus Joufree Rotty
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 2 (2023): April-June
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i2.4805

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru penggerak dalam kualitas belajr. Guru harus mampu membangun hubungan yang efektif dengan siswa di masyarakat sekitar sekolah, memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pengajaran, dan melakukan refleksi dan evaluasi terus menerus untuk melakukan perbaikan yang diperlukan. Guru harus berkembang menjadi seorang pemimpin dengan keterampilan dan karakter yang diperlukan untuk menerapkan perubahan positif dalam sistem pendidikan baik di lembaganya maupun di sekolah lain. Ketika seorang siswa memulai program studi mereka, mentor mereka berfungsi sebagai motivasi. Setiap pendidik harus menjadi panutan berilmu yang mengerti bagaimana meningkatkan kualitas karakter dan perilaku siswa. Menghasilkan populasi manusia yang cerdas dan mampu berpikir kritis untuk memajukan kepentingan umat. guru menginspirasi siswa untuk belajar dengan cara yang menarik dan menyenangkan sehingga mereka termotivasi untuk mencapai potensi penuh mereka? Seorang guru dapat mendorong penggunaan teknologi yang tersedia dalam pengajaran dengan merefleksikan dan melakukan perbaikan terus-menerus dengan cara yang mendorong siswa untuk belajar sambil meningkatkan standar akademik dalam lingkungan pribadi. Pembelajar mandiri harus menunjukkan pemikiran kritis, kreativitas, kemampuan multitasking, kemampuan bekerja sama, dan kesadaran mandiri