Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

FAKTOR DETERMINAN IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP ADOW BOLAANG MONGONDOW SELATAN TAHUN 2017 Gita Cahyani Mokoagow; Nancy Bawiling; Jilly Toar
Epidemia : Jurnal Kesehatan Masyarakat Unima Volume 1. No 3, AGUSTUS 2020
Publisher : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/ejkmu.v1i3.94

Abstract

AbstrakPenelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui fakor determinan apasaja yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Adow. Kecamatan Pinolosian, Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Jenis penelitian survei analitik. Dengan rancangan penelitian Crossectional, variabel yang diteliti variabel dependen yaitu pemilihan penolong persalinan dan independen yaitu umur, pendidikan, dan jarak ke fasilitas kesehatan. Sampel sebanyak 100 ibu melahirkan pada tahun 2017, penelitian menggunakan data primer dan sekunder. Pengambilan sampel menggunakan random sampling yaitu berdasarkan data sekunder dari puskesmas. Data diolah dengan program SPSS dengan uji statistik Khai – kuadrat (Chi–square). Hasil uji di dapatkan bahwa ibu lebih banyak memilih bersalin di biang kampung sebesar 61,0% di tenaga kesehatan 39,0%. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antar umur dengan pemilihan penolong persalinan nilai (p-value 0,001). Terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemilihan penolong persalinan nilai (p-value 0,018). Terdapat hubungan antara akses ke fasilitas kesehatan dengan pemilihan penolong persalinan nilai (p-value 0,000). Disarankan kepada puskesmas agar bisa mendampingi dan memberikan arahan terhadap biang kampung dalam proses menolong persalinan.Kata Kunci : Faktor Determinan, Pemilihan Penolong Kesehatan
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEBERSIHAN PRIBADI SISWA DI SD GMIM 2 TONDANO KABUPATEN MINAHASA Claudia Onibala; Mesak Rambitan; jilly Toar
Epidemia : Jurnal Kesehatan Masyarakat Unima Volume 2. No 2. MEI Tahun 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/ejkmu.vi.1137

Abstract

ABSTRACT Menurut World Health Organization (WHO) 2014 setiap tahun ada sekitar 2,2 juta jiwa di Negara berkembang terutama anak – anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh  kurangnya air minum yang aman sanitasi hygiene yangburuk. Pelayanan sanitasi yang tidak memadai, persediaan yang tidak memadai, persediaan air yang tidak aman, system pembuangan sampah yang tidak memadai dapat meningkatkan angka kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit lainnya sebanyak 26%.Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan lingkungan sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, dan mampu memperlakukan PHBS. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan metode survey analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini sebesar 45 responden dan sampel yang didapatkan sebesar 45 responden.Data di kumpulkan menggunakan kuesioner, pengukuran berat badan dan tinggi badan, kemudian di analisis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan kebersihan kulit dengan kebersihan pribadi (p=0.008), terdapat hubungan antara pengetahuan kebersihan kuku dengan kebersihan pribadi (p=0.018), tidak terdapat hubungan antara pengetahuan berpakaian dengan kebersihan pribadi (p=0.593), terdapat hubungan antara pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan kebersihan pribadi (p=0.003), dan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan kebersihan membuang sampah dengan kebersihan pribadi (p=0,911). ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO) 2014 every year about 2.2 million people in developing countries, especially children - children die from various diseases caused by the lack of safe drinking water sanitation hygiene is bad. Inadequate sanitation services, inadequate supplies, unsafe water supply, inadequate waste disposal system can reduce the death rate from diarrhea by 65%, and other diseases by 26%. Clean and healthy living behavior (PHBS) school environment setting is an effort to empower students, teachers, and the school environment community to know, and be able to treat PHBS. This type of research is quantitative with analytical survey methods and cross sectional approach. The population in this study was 45 respondents and the sample obtained was 45 respondents. The data was collected using questionnaires, weight and height measurements, then analyzed. The results of this study showed that there is a meaningful relationship between knowledge of skin hygiene and personal hygiene (p=0.008), there is a relationship between knowledge of nail hygiene and personal hygiene (p=0.018), there is no relationship between the knowledge of dressing and personal hygiene (p=0.018), there is no relationship between the knowledge of dressing and personal hygiene (p=0.593), there is a relationship between knowledge of dental and oral hygiene with personal hygiene (p=0.003), and there is no relationship between knowledge of cleaning waste and personal hygiene (p=0.911).  
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI KALANGAN REMAJA DESA SIMBEL KECAMATAN KAKAS BARAT Grily Fijinia Lokas; Maxi Moleong; jilly Toar
Epidemia : Jurnal Kesehatan Masyarakat Unima Volume 2. No 2. MEI Tahun 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/ejkmu.vi.1160

Abstract

Menurut Laporan BPOM Depkes RI mencatat jumlah perokok di Indonesia 70%  atau 6.5 juta jiwa dari penduduk Indonesia adalah perokok dan 20%nya perokok pada usia 15 – 18 tahun pada ekonomi lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu sampai dimana tingkat pengetahaun para remaja tentang bahaya merokok di kalangan remaja di desa simbel kecamatan kakas barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang diuraikan secara deskriptif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang diambil melalui metode total sampling. Populasi pada penelitian ini sebesar 40 responden dan sampel yang didapatkan sebesar 40 responden. Data di kumpulkan menggunakan kuesioner  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang mempunyai tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan kategori tinggi hanya 5 responden (12.5%), sedangkan mayoritas responden sebanyak 24 responden (60%) mempunyai tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan kategori cukup tinggi. Sisanya sebanyak 9 responden (22.5%) kategori rendah dan kategori sangat rendah 2 responden (5%).
DETERMINAN KEPATUHAN MASYARAKAT KABUPATEN MINAHASA TERHADAP KEBIJAKAN PHYSICAL DISTANCING DALAM PENCEGAHAN COVID-19 Nancy Bawiling; jilly Toar; lamhot pasaribu
Epidemia : Jurnal Kesehatan Masyarakat Unima Volume 2. No 3. AGUSTUS Tahun 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/ejkmu.vi.1899

Abstract

Kabupaten Minahasa ialah salah satu kabupaten dengan angka kejadian Covid-19 paling tinggi di Sulawesi Utara, sehingga  pemerintah setempat memberlakukan kebijakan physical distancing yang diharapkan untuk memutus penyebaran virus ini. Namunkejadian Covid-19 yang terkonfirmasi terus melonjak akibat rendahnya kepatuhan masyarakat dalam menerapkan kebijakan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihatdeterminan yang berhubungan dengan kepatuhan kebijakan physical distancing dalam pengendalian Covid-19 pada masyarakat Kabupaten Minahasa. Metode penelitian yang dipakai ialah kuantitatif survey analitik dengan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 400 orangyang dikumpulkan secara cluster random samplingmelalui kuesioner dalam bentuk (google form). Data dianalisis pakai univariat, bivariat dengan uji chi square, serta multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan kebijakan physical distancing ialah sikap (p-value 0,002), pengetahuan (p-value 0,021), tingkat pendidikan (p-value 0.000), serta lingkungan sosial budaya (p-value 0,020). Faktor yang dominan hubungannya dengan kepatuhan kebijakan physical distancing ialah tingkat pendidikan (OR=5,591) setelah  dikontrol oleh faktor sikap, pengetahuan, dan lingkungan sosial budaya.Kesimpulan penelitian ini ialah sikap, pengetahuan, tingkat pendidikan, serta lingkungan sosial budaya memiliki hubungan signifikan dengan kepatuhan kebijakan physical distancing. Saran dari penelitian ini ialah diharapkan pemerintah setempat mempertegas pelaksanaan kebijakan physical distancing khususnya bagi masyarakat yang belum di vaksin. Kata kunci: Kepatuhan, COVID-19, Kebijakan Physical distancing
HUBUNGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUMELEMBUAI jilly Toar; Marnex Berhimpong; Silvana Langkai
Epidemia : Jurnal Kesehatan Masyarakat Unima Volume 2. No 1. FEBRUARI Tahun 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKondisi lingkungan dan perilaku menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit DBD. Perilaku pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan sebagai upaya untuk memutus rantai penularan DBD. Adapun tujuan dalam penellitian ini ialah untuk mengetahui hubungan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dengan kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas Kumelembuai. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan case control. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kumelembuai pada bulan Desember 2020. Sampel dalam penelitian ini yaitu 17 kelompok kasus dan 17 kelompok kontrol.Berdasarkan hasil uji statistic, didapatkan hasil 17 responden dengan perilaku baik (5 responden kelompok kasus dan 12 responden kelompok kontrol) dan sebanyak 17 responden dengan perilaku kurang baik (12 responden kelompok kasus dan 5 responden kelompok kontrol). Dari hasil uji Chi-Square didapatkan bahwa perilaku PSN berhubungan dengan kejadian DBD dengan nilai p=0,016 (<0,05) dan nilai OR=5,760 yang berarti responden dengan perilaku PSN baik memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk tidak mendapat DBD. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku pemberantasan sarang nyamuk berhubungan dengan kejadian DBD pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kumelembuai.Kata Kunci : Pemberantasan Sarang Nyamuk, Demam Berdarah Dengue, Puskesmas Kumelembuai AbstractEnvironmental conditions and behavior are one of the causes of the emergence of DHF. The behavior of eradicating mosquito nests can be carried out as an effort to break the chain of transmission of DHF. The purpose of this research is to determine the relationship between mosquito nest eradication behavior and the incidence of dengue fever in the working area of the Kumelembuai Public Health Center. This study uses an observational analytic research type with a case control approach. This research was conducted in the working area of the Kumelembuai Health Center in December 2020. The samples in this study were 17 case groups and 17 control groups. as many as 17 respondents with unfavorable behavior (12 respondents in the case group and 5 respondents in the control group). From the results of the Chi-Square test, it was found that PSN behavior was related to the incidence of DHF with a p value = 0.016 (<0.05) and an OR value = 5.760, which means that respondents with good PSN behavior had a 5 times greater risk of not getting DHF. So from these results it can be concluded that the behavior of eradicating mosquito nests is related to the incidence of DHF in the community in the working area of the Kumelembuai Health Center.Keywords: Eradication of Mosquito Nests, Dengue Hemorrhagic Fever, Kumelembuai Health Center
GAMBARAN KELELAHAN KERJA TERHADAP PARA KARYAWAN DI RUMAH MAKAN BAKSO CAMPUR SURABAYA KELURAHAN MATANI III TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON TAHUN 2020 Angelina Amelia Turang; Nancy Silvia Bawiling; Jilly Toar
PHYSICAL: Jurnal Ilmu Kesehatan Olahraga Vol. 2 No. 1: 2021
Publisher : Fakultas ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/pj.v2i1.1181

Abstract

Kelelahan merupakan proses penurunan kondisi fisik tubuh, performa kerja dan motovasi kerja pada karyawan rumah makan. Dimana para karyawan yang bekerja di rumah makan sering mengalami kelelahan akibat dari faktor ekternal seperti beban kerja, shift kerja dan lingkungan kerja, bahkan karyawan dapat mengalami kelelahan dilihat dari kelelahan secara umum misalnya sering lupa, perasaan ingin berbaring, dan ngantuk. penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020. Dengan menggunakan teknik pengamabilan sampel secara total sampling, sampel dalam penelitian ini berjumlah 23 orang. Data yang diolah dan dianalisis menggunakan SPSS. Hasil yang di peroleh yaitu Berdasarkan kelelahan secara umum yang mengalami kelelahan berjumlah 8 (34.8%) responden sedangkan yang tidak mengalami kelelahan berjumlah 15 (65.2%) responden. Berdasarkan shift kerja yang mengalami kelelahan akibat shift kerja berjumlah 8 (34.8%) responden sedangkan yang tidak mengalami kelelahan akibat shift kerja 15 (65.2%) responden. Berdasarkan lingkungan kerja yang mengalami kelelahan akibat lingkungan kerja 12 (52.2%) responden sedangkan yang tidak mengalami kelelahan akibat lingkungan kerja berjumlah 11 (47.8%) responden.
Hubungan Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Hipertensi pada Perempuan di Puskesmas Tonsea Lama Jilly Toar
Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2022): Afiasi
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afiasi.v7i2.173

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang menjadi perhatian serius baik nasional maupun global. Salah satu PTM yang masih memilih angka kejadian tinggi adalah hipertensi. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 angka kejadian hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Kejadian hipertensi pada Penggunaan kontrasepsi khususnya hormonal seperti pil dan suntik akan mempengaruhi keseimbangan hormal dalam tubuh sehingga bisa mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Pengguna kontrasepsi hormonal adalah pengguna terbanyak di Puskesmas Tonsea Lama yaitu berjumlah 264 orang dan Hipertensi merupakan PTM tertinggi pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi pil dan suntik dengan kejadian hipertensi pada perempuan di Puskesmas Tonsea Lama. Desain Peneltian adalah crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan pengguna kontrasepsi pada bulan Mei 2019 – Mei 2021 berjumlah 264 responden dan pengambilan sampel secara Total Sampling. Data dianalisis dengan analisis Univariat dan Bivariat. Hasil penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi dengan kejadian hipertensi pada perempuan dengan nilai p = 0,000. Disimpulkan bahwa semakin lama penggunaan alat kontrasepsi Pil dan Suntik maka semakin tinggi pula resiko kejadian hipertensi. Saran dalam penelitian ini adalah bagi pengguna program KB yang beresiko tinggi maupun yang sudah mengidap hipertensi sebaiknya mengganti penggunaan kontrasepsi hormonal dengan metode kontrasepsi non hormonal.
Peningkatan Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Menggunakan Media Video dan Gerak Lagu Jilly Toar; Jumrah Jamil; Elni J Usoh; Jeffry Sonny J Lengkong; Victory Nicodemus Joufree Rotty
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 9 No. 2 (2023): April-June
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v9i2.4610

Abstract

Cuci tangan pakai sabun (CTPS)menjadi salah satu kebiasaan baik yang perlu diajarkan kepada anak sekolah dasar. Selain menjadi cara untuk menjaga kebersihan tubuh, kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun juga membuat anak terhindar dari berbagai gangguan kesehatan yang rentan terjadi. sekolah tidak hanya harus menjadi pusat Pendidikan yang diperuntukan untuk pembelajaran bidang akadmeik saja, tetapi harus menjadi tempat yang mendukung penyediaan Pendidikan yang berperan dalam pembentukan perilaku hidup sehat siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan siswa sekolah dasar tentang CTPS menggunakan media video dan gerak lagu pada siswa sekolah dasar GP Klabat. Peneliti menggunakan kuisioner yang diberikan kepada 30 siswa kelas IV,V dan VI SDGP Klabat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan metode pre and postest. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pengetahuan siswa sebelum  diberikan intervensi adalah 51,8. Nilai paling rendah yaitu 31 dan yang paling tinggi adalah 100 setelah diberikan intervensi dengan media Video Rata-rata menjadi  92,07. Nilai paling rendah yaitu 69 dan yang paling tinggi adalah 100. Sedangkan, gerak dan lagu maka didapati hasil rata-rata yaitu 94.43. Nilai paling rendah yaitu 71 dan yang paling tinggi adalah 100. Pada pengujian independent t-test didapati keduanya memiliki nilai signifikansi sebesar 0,00 yang artinya berpengaruh pada peningkatan pengetahuan siswa. kesimpulan dari penelitian ini adalah media video dan gerak lagu dapat meningkatkan pengetahuan siswa sekolah dasar tentang cuci tangan pakai sabun.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Hipertensi Usia Produktif Jilly Toar; Gilbert Sumendap
NUTRIX Vol 7 No 2 (2023): Volume 7, Issue 2, 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v7i2.941

Abstract

Hypertension is still a major health problem in Indonesia because it is a common cause of increased mortality and morbidity in the community due to uncontrolled hypertension. One of the causes of uncontrolled blood pressure is the lack of knowledge and awareness of hypertension sufferers. This study aims to determine whether there is a relationship between the level of knowledge and adherence to taking medication in people with hypertension of productive age in the work area of ​​the Rurukan Health Center. This type of research is a quantitative research with a correlational descriptive design with a cross-sectional approach. The sampling technique was random sampling with a total of 80 people. Data analysis using Chi Square. Results: There is no significant relationship between the level of knowledge and medication adherence with a p-value of 0.757 > 0.05. Conclusion: The level of patient knowledge has no relationship with medication adherence in hypertension sufferers. Suggestions for further research are to look at other variables such us economic factors and family support which are related to the level of medication adherence. Keywords: Hypertension, Knowledge, Medication Adherence. Abstrak Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia karena merupakan penyebab umum terjadinya peningkatan angka mortalitas dan morbiditas pada masyarakat akibat dari tidak terkontrolnya hipertensi. Salah satu penyebab tekanan darah yang tidak terkontrol adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari penderita hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi usia produktif di wilayah kejra puskesmas rurukan. Jenis Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel adalah random sampling dengan jumlah 80 orang. Analisis data menggunakan Chi-Square. Hasil : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat dengan nilai p-value 0,757 > 0,05. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan pasien tidak memiliki hubungan dalam kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi. Saran untuk penelitian lanjutan agar melihat variabel lain seperti faktor ekonomi dan dukungan keluarga yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan minum obat. Kata Kunci: Hipertensi, Kepatuhan Minum Obat, Pengetahuan
HUBUNGAN PERILAKU KONTROL TEKANAN DARAH DAN POLA MAKAN DENGAN STATUS HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS BATUSURA' TANA TORAJA TAHUN 2024 Claudia Ayu Saputri1; Jilly Toar; Ilham Salam
VitaMedica : Jurnal Rumpun Kesehatan Umum Vol. 2 No. 4 (2024): Oktober : VitaMedica : Jurnal Rumpun Kesehatan Umum
Publisher : STIKES Columbia Asia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62027/vitamedica.v2i4.231

Abstract

Hypertension is a condition in which a person experiences an increase in blood pressure beyond a predetermined normal limit of 140/90 mmHg which can result in death. The purpose of this study is to determine the relationship between blood pressure control behavior and diet and hypertension status in the working area of the Batusura' Tana Toraja Health Center. The method of this research is quantitative with a descriptive-analytical approach with a Cross Sectional design. The results of the study with the results of statistical tests on blood pressure control behavior variables and diet, using the SPSS application with the pearson chiu-square test obtained a p-value = 0.000 which means that it is smaller than the decision-making value with a confidence level of 95%, which is α = 0.05. H1 was accepted and H0 was rejected and there was a relationship between blood pressure control behavior and diet with hypertension status in the work area of the Batusura Health Center, Tana Toraja. The conclusion of this study obtained results that prove the hypothesis that there is a relationship between blood pressure control behavior and diet and hypertension status, therefore to pay more attention to be more routine in controlling blood pressure, reducing the habit of eating excessive fatty foods, smoking and increasing physical activity.