Sarintan E Damanik
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Simalungun

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat Lokal Tepi Danau Toba Kabupaten Simalungun Aprilla Nessy Tampubolon; Robert Tua Siregar; Marihot Manullang; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.244 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v2i2.595

Abstract

Pengelolaan sumber daya alam secara tradisional oleh masyarakat tepi Danau Toba yang berlangsung turun temurun biasanya memiliki kearifan ekologis (ecological wisdom), untuk dapat mengelola dan memanfaatkan sumberdaya secara berkesinambungan karena sudah menjadi kebiasaan yang terus menerus, atau berpola dan digunakan oleh masyarakat dalam keseharian kehidupan mereka. Adapun masalah yang dibahas dalam pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat lokal tepi Danau Toba, adalah : sumberdaya alam apa saja yang dikelola masyarakat lokal tepi Danau Toba, bagaimana masyarakat lokal tepi Danau Toba Kabupaten Simalungun dalam mengelola sumberdaya alam, dan pengaruh tingkat sosial ekonomi masyarakat tepi Danau Toba Kabupaten Simalungun dalam mengelola sumberdaya alam terhadap pendapatan masyarakat dengan metode penelitian analisis deskriptif dan analisis linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumberdaya alam yang dikelola masyarakat responden memiliki lebih dari satu kegiatan usaha dalam mengelola sumberdaya alam, hal ini disebabkan adanya keinginan masyarakat untuk dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan sumberdaya alam masyarakat lokal tepi Danau Toba dilakukan secara tradisional dan kearifan lokal berjalan dengan baik disebabkan adanya peran tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan peran pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya alam di tepi Danau Toba di Kabupaten Simalungun, Secara keseluruhan model statistik regresi berganda sangat mempengaruh, dimana nilai F hitung > Ftable (73,804 > 2,30), hal tersebut menunjukkan secara bersama jumlah anggota keluarga yang bekerja, luas lahan, jumlah hari kerja, tingkat pendidikan dan variable dummy mempengaruhi pendapatan masyarakat tepi Danau Toba di Kabupaten Simalungun. Secara parsial jumlah anggota keluarga yang bekerja, luas lahan, jumlah hari kerja dan tingkat pendidikan mempengaruhi secara signifikan pendapatan masyarakat tepi Danau Toba di Kabupaten Simalungun, sedangkan variable dummy keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam tidak mempengaruhi secara signifikan
Interaksi Desa Kota Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Di Desa Perbatasan) Inoki Hasibuan; Robert Tua Siregar; Marihot Manullang; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.915 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v2i2.596

Abstract

Keterkaitan desa kota antara Kabupaten Simalungun dan Kota Tebing Tinggi yang bersifat dua arah dan saling menguntungkan dapat membawa dampak yang besar baik pada kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan maupun perkotaan sehingga akan meningkatkan kesejahteran masyarakat di wilayah perbatasan Kabupaten Simalungun. Berkaitan dengan hal tersebut perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbedaan pendapatan masyarakat yang melakukan interkasi dengan yang tidak melakukan interaksi, tingkat interaksi desa dalam mendukung aktivitas penduduk, dan faktor - faktor masyarakat melakukan interaksi di wilayah perbatasan. Metode penelitian yang digunakan adalah uji beda rata - rata, metode gravitasi dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat yang melakukan interaksi di wilayah penelitian memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan yang tidak melakukan interaksi. Interaksi desa yang kuat dipengaruhi oleh jarak dan jumlah penduduk. Faktor orang melakukan interaksi desa kota dominan dipengaruhi adanya gaji/upah yang lebih tinggi di Kota Tebing Tinggi dan fasilitas dan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik di Kota Tebing Tinggi
Kebijakan Penataan Ruang Pedagang Kaki Lima Eks Pasar Aksara Di Kota Medan Rico Menanti Sianipar; Robert Tua Siregar; Marihot Manullang; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.786 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v2i2.599

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata ruang pedagang kaki lima di Kota Medan serta mengetahui konsep penataan ruang pedagang kaki lima eks pajak aksara di Kota Medan dan mengetahui kebijakan pengelolaan pedagang kaki lima eks pajak aksara di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi ini yaitu melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan berbagai dokumen dari instansi terkait yang mendukung penelitian ini. Selanjutnya dilakukan wawancara kepada pengambil kebijakan serta para pedagang kaki di sekitar Jalan Aksara tepatnya di Eks Gedung Buana Plaza Medan. Teknik analisa data yang digunakan didasarkan pada analisis hasil penelitian berisi uraian tentang cara - cara analisis yang menggambarkan bagaimana suatu data dianalisis dan apa manfaat data yang terkumpul untuk dipergunakan dalam memecahkan masalah penelitian. Maka analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlu adanya perubahan pandangan terhadap keberadaan pedagang kaki lima, yang selama ini dianggap sebagai suatu kegiatan ekonomi lemah yang memberikan dampak negatif terhadap tata ruang kota, tetapi harus dianggap sebagai suatu proses perkembangan suatu daerah perkotaan dan memerlukan penanganan yang serius untuk meminimalkan dampak - dampak negatif yang akan ditimbulkannya. Perlu adanya ketegasan dari pemerintah terhadap penggunaan fasilitas umum, agar masyarakat pengguna fasilitas umum mendapatkan kenyamaan saat menggunakannya. Maka pengaturan penggunaan lahan oleh pedagang kaki lima menjadi sangat penting.
Potensi Ekonomi Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Utara Donal H Simanjuntak; Robert Tua Siregar; Marihot Manullang; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.605 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v3i1.608

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena potensi unggulan serta klasifikasi daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara belum teridentifikasi dan dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan pembangunan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sektor - sektor basis / unggulan yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di masing - masing kabupaten/kota, serta menentukan tipologi daerah dan prioritas sektor basis guna pengembangan pembangunan kabupaten / kota. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam kurun waktu tahun 2011 - 2016. Data bersumber dari BPS Provinsi, BPS kabupaten/kota. Serta Bappeda Provinsi Sumatera Utara. Model analisis yang digunakan yakni Analisis LQ, Shift - Share, Tipologi Klassen serta Model Rasio Pertumbuhan (MRP). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kabupaten/kota mempunyai potensi masing - masing sesuai dengan kondisinya. Sektor Petanian, Sektor pertambangan dan penggalian, sektor Industri pengolahan serta sektor jasa - jasa merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi Sumatera Utara karena 3 Kabupatennya mempunyai basis/unggulan di sektor ini; sedangkan sektor lainnya bervariasi khusus sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi hanya dimiliki Kota Medan sekaligus sebagai Kota yang paling banyak memiliki sektor basis sama seperti Kabupaten Asahan (5 Sektor basis). Kota Medan masuk dalam Tipologi daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Kemudian Kabupaten Asahan yang masuk dalam Tipologi daerah berkembang cepat. Tiga kabupaten lainnya masuk dalam tipologi daerah relative tertinggal. Dari hasil analisis LQ, Shift-Share, Tipologi daerah dan pertumbuhan sektoral dapat ditentukan kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan sektor - sektor unggulan yang dimiliki. Kota Medan dan Kabupaten Toba Samosir mempunyai prioritas pertama untuk pengembangan wilayah atas semua sektor basis yang dimilikinya
Dampak Alokasi Dana Desa (ADD) Terhadap Pengembangan Ekonomi Di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir Melati Silalahi; Marihot Manullang; Robert Tua Siregar; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.162 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v3i1.609

Abstract

Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 14 kecamatan, 192 desa / kelurahan, yang responsif terhadap tuntutan desa. Kabupaten Toba Samosir telah mengalokasikan dana untuk desa dengan harapan pembangunan semakin merata sampai ke tingkat desa. Salah satu wilayah Kabupaten Toba Samosir yang memperoleh alokasi dana desa adalah Kecamatan Ajibata yang merupakan ibukota Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban ADD, serta dampak Alokasi Dana Desa terhadap pengembangan ekonomi di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir. Metode penelitian menggunakan analisa deskriptif dan uji beda rata - rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan Program Alokasi Dana Desa (ADD) di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir berjalan cukup lancar. Hal ini dapat terlihat dari tahap persiapan berupa penyusunan Daftar Usulan Rencana kegiatan (DURK), pelaksanaan setiap kegiatan, evaluasi kegiatan sampai dengan tahap penyusunan pertanggungjawaban. Pendapatan masayarakat Kecamatan Ajibata meningkat setelah adanya program ADD
Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan Faktor Sosial Ekonomi Serta Ketimpangan Distribusi Pendapatan Di Desa Huta Gurgur Kecamatan Dolok Sanggul Ulastri B J Simanullang; Marihot Manullang; Robert Tua Siregar; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.499 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v3i1.610

Abstract

Ketimpangan distribusi pendapatan merupakan sebuah realita yang ada ditengah-tengah masyarakat di dunia baik Negara maju maupun Negara berkembang. Ketimpangan distribusi pendapatan tidak dapat dipisahkan dari permasalahan kemiskinan. Dengan adanya ketimpangan dan kemiskinan ini maka akan sangat sulit untuk melakukan pengembangan wilayah dimasa yang akan datang. Kondisi seperti ini akan akan memicu munculnya permasalahan sosial seperti kecemburuan sosial. Selain itu ketimpangan distribusi pendapatan dan kemiskinan akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi dalam sebuah negara. Kemiskinan tergantung pada pendapatan nasional rata - rata dan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Populasi dalam peneliatian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Matiti II Kecamatan Dolok Sanggul dengan jumlah populasi sebanyak 996 orang, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 % dari jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 100 orang sampel, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik probability sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah uji signifikansi dengan Koefisien Kontingensi, Kurva Lorenz, Koefisien Gini dan Kriteria Bank Dunia (α: 0,05). Hasil yang diperoleh adalah ketimpangan distribusi pendapatan di Desa Matiti II termasuk dalam kategori rendah. Dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan masyarakat dengan tingkat pendidikan kepala keluarga serta tempat pelayanan kesehatan tetapi ada hubungan yang signfikan antara pendapatan masyarakat dengan tipe rumah yang dimiliki
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemberdayaan Petani Plasma Tanaman Industri Dan Dampaknya Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Pada Pola PIR PT. Toba PULP Lestari Di Kabupaten Humbang Hasundutan) Yohannes Sugiarto Fritz Esa; Marihot Manullang; Robert Tua Siregar; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.263 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v3i1.611

Abstract

Tujuan penelitian adalah : 1) Mendeskripsikan konsep dan kebijakan program hutan tanaman industri (HTI) Pola PIR PT TPL, Tbk yang telah diimplementasikan kepada petani plasma di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan, 2). Menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi luas HTI Pola PIR PT TPL, Tbk, 3). Menganalisis dampak HTI Pola PIR PT. TPL, Tbk terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hasil penelitian menunjukkan PT. Toba Pulp Lestari (TPL), Tbk telah melaksanakan Program Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan Pola PIR, dimana perusahaan inti adalah PT. TPL, Tbk dan Plasma adalah masyarakt peserta program. Sebagai acuan pelaksanaan ditetapkan Standart Operating Prosedure (SOP). Perusahaan inti berkewajiban menyediakan semua biaya untuk setiap tahap pelaksanaan dilapangan, dan petani plasma harus menjual kayu PIR kepada pihak PT. TPL, Tbk. Semua hak dan kewajiban kedua belah pihak diikat dalam Surat Kontrak Kerja (SKK). Faktor - faktor yang mempengaruhi luas HTI Pola PIR adalah luas lahan milik petani plasma, persepsi petani plasma terhadap dukungan pemerintah, keuntungan yang diperoleh petani plasma dan upah yang diterima petani plasma berdasarkan hasil analisis data, 90,7 % perubahan atau variasi luas HTI Pola PIR dapat dijelaskan oleh perubah atau variasi dari faktor luas lahan milik petani petani plasma, persepsi petani plasma terhadap dukungan pemerintah, keuntungan yang diperoleh petani plasma dan upah yang diterima petani plasma. Secara Parsial faktor luas lahan milik petani plasma persepsi petani plasma terhadap dukungan pemerintah, keuntungan yang diperoleh petani plasma dan upah yang diterima petani plasma berpengaruh nyata terhadap luas HTI Pola PIR. Program Hti Pola PIR memberikan dampak terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu peningkatan pendapatan riil petani plasma yaitu RP. 5.139.398,494/daur tanaman, menciptakan lapangan kerja bagi petani plasma dan masyarakat lainnya, pengembangan infrastruktur berupa pembukaan jalan serta peningkatan PAD Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.
Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik Dalam Pembangunan Kota Pematangsiantar Johannes Sihombing; Robert Tua Siregar; Marihot Manullang; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.999 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v3i1.612

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas Ruang Terbuka HIjau (RTH) Publik yang tersedia saat ini di Kota Pematangsiantar serta mengetahui kebutuhan dan pengelolaan Ruang Tebuka Hijau (RTH) Publik yang sesuai dengan tuntutan Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 di Kota Pematangsiantar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Yang mengacu pada data kualitatif, yaitu data yang terbentuk bukan angka atau menjelaskan secara deskripsi tentang kondisi ruang lingkup studi atau data yang tidak bisa langsung diolah dengan menggunakan perhitungan sederhana. Dimana yang termasuk dalam jenis data kualitatif ini adalah, kondisi fisik lokasi studi, kebijakan pemerintah dalam mengelolah RTH Publik, Data kuantitatif, yaitu data yang menjelaskan kondisi penelitian dengan tabulasi angka-angka yang dapat dikalkulasikan untuk mengetahui nilai yang diinginkan dengan menggunakan metode perhitungan sederhana. Dalam studi ini yang termasuk jenis data kuantitatif yaitu, luasan RTH, jumlah penduduk dan perkembangan penduduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik menjadi entry point dalam menilai keberhasilan pembangunan suatu wilayah/daerah. Peranan Ruang Terbuka Hijau tidak lepas dari berbagai fungsi yang melingkupinya, yaitu fungsi ekologis, social, ekonomi, dan estetis. Berdasarkan temuan dari penelitian mengenai ketersediaan Ruang Terbuka Hijau eksistng di Kota Pematangsiantar hanya seluas 18,574 Km2 (23,22 %) dari keseluruhan luas Kota Pematangsiantar yang mencapai 79,971 Km2
Pengaruh Perkembangan Kota Perdagangan Terhadap Daerah Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun Amon Charles Sitorus; Robert Tua Siregar; Marto Silalahi; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.749 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v3i2.625

Abstract

Pengaruh Perkembangan Kota Perdagangan Terhadap Daerah Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun. Perkembangan kota merupakan perubahan yang dialami oleh daerah perkotaan pada aspek - aspek kehidupan dan penghidupan, seperti kondisi fisik, perekonomian, sosial dan kemasyarakatan. Perkembangan kota didefinisikan sebagai proses perubahan keadaan ke keadaan lain dalam kurun waktu yang berbeda. Kota Perdagangan lebih dari lima tahun terakhir telah menjadi sebuah kota yang berkembang pesat. Hal ini ditandai oleh pertumbuhan ekonomi maupun pertumbuhan fisik dengan berbagai aspek perkotaannya. Dengan luas wilayah 10, 5 km2, kota Perdagangan dihuni oleh 23.431 penduduk pada tahun 2016 yang berbagai suku bangsa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perkembangan tersebut berpengaruh terhadap perkembangan Kecamatan Bosar Maligas yang berbatasan dengan Kota Perdagangan. Hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan spasial Kota Perdagangan berpengaruh terhadap kondisi fisik, ekonomi dan sosial budaya masyarakat Kecamatan Bosar Maligas. Perkembangan ekonomi yang terjadi tahun 2012 - 2016 di Kota Perdagangan merupakan kekuatan sentripetal yang menjadi faktor penarik penduduk luar kota untuk melakukan urbanisasi ke Kota Perdagangan. Ketersediaan lahan permukiman di Kota Perdagangan Kecamatan Bandar yang semakin terbatas membuat terjadinya gerakan sentrifugal yakni penduduk asli Kota Perdagangan bergerak ke luar Kota Perdagangan seperti ke Kawasan Nagori Sei Mangkei dan daerah lain di kawasan Kecamatan Bosar Maligas. Sehingga hal ini mengakibatkan jumlah penduduk di Kecamatan Bosar Maligas bertambah yang diikuti dengan pertambahan jumlah rumah dan sarana di Kecamatan Bosar Maligas
Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Di Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar Bahara Sihombing; Robert Tua Siregar; Marihot Manullang; Sarintan E Damanik
Jurnal Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.337 KB) | DOI: 10.36985/jrp.v3i2.628

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Di Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar. Populasi penelitian ini adalah seluruh Masyarakat Kecamatan Sianatar Sitalasari sebanyak 54 orang. Penelitian ini menggunakan regresi ganda, pengolahan data menggunakan SPSS. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hasil koefisen determinasi dukungan lingkungan sebesar 0,153 atau 51,3 hasil koefisen determinasi swadaya masyarakat sebesar 0,328 atau 32,8. Hasil koefisen determinasi dukungan lingkungan dan Swadaya masyarakat Terhadap pemberdayaan masyarakat di kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar sebesar 0,392 atau 39,2 %. Sedangkan sisa 60,8%, yang tidak masuk kedalam penelitian ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa dukungan lingkungan dan Swadaya masyarakat Terhadap pemberdayaan masyarakat kecamatan siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar. Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dan saran kepada aparatur Kecamatan Siantar Sitalasari. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat membutuhkan dukungan partisipasi penuh dari seluruh masyarakat