Fakta menunjukkan bahwa masih rendahnya pengawasan mutu pendidikan yang, kurang dirasakannya dampak dan metode yang digunakan dalam supervisi pendidikan masih tidak efektif. Adapun tujuan spesifik dari penelitin ini adalah menemukan pemahaman metode kolaborasi dalam supervisi pendidikan menurut Al-Qur’an dan para ahli. Metode kolaborasi dapat diartikan sebagai kerja sama antara dua orang atau lebih yang saling memahami permasalahan secara bersama-sama dan saling membantu memecahkan permasalahan secara bersama-sama pula. Penelitian ini menemukan bahwa tema metode kolaborasi dalam supervisi pendidikan berbasis Al-Qur’an terletak pada pemahaman tentang syirkah dan ta’awun dengan didukung penguasaan skill interpersonal seperti prinsip tauhid, kebersamaan, saling menolong, musyawarah, amanah, dan kerja sama. Penelitian ini relevan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam teori Trikon, yakni: “kontinuitas”, “konvergenisitas”, dan “konsentrisitas”. Penelitian ini juga sejalan dengan teori kolaborasi oleh Chris Ansell Alison Gash tentang collaborative governance. Penelitian ini memiliki perbedaan pendapat dengan Fiedler yang menyampaikan dalam teori kontingensi yang berdasarkan pada tiga hal yakni hubungan atasan bawahan, orientasi tugas, dan wibawa pimpinan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, berbasis riset kepustakaan, kajian Al-Qur’an, publikasi penelitian, jurnal, dan artikel. Serta penggunaan tafsir tematik (tafsir maudhû’i) karena bisa menghasilkan penafsiran yang komprehensif, sistematis, dan mudah dipahami.