Stunting merupakan permasalahan kesehatan yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi stunting secara nasional mengalami kenaikan dari 16,4% (2022) menjadi 18% (2023), sementara Kabupaten Sleman berhasil menurunkan prevalensi dari 15% menjadi 12,4%. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk menganalisis strategi percepatan penurunan stunting berbasis komunitas di Kalurahan Sidoluhur, Sleman. Informan penelitian ditetapkan secara purposive, melibatkan pemerintah daerah, tenaga kesehatan, kader posyandu, serta keluarga berisiko stunting. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis tematik untuk mengidentifikasi pola dan strategi efektif dalam penanganan stunting di tingkat komunitas. Studi ini menyoroti pendekatan berbasis komunitas dalam percepatan penurunan stunting di Kalurahan Sidoluhur, Sleman. Upaya yang dilakukan melibatkan intervensi spesifik dan sensitif melalui pemantauan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pendampingan keluarga berisiko stunting, serta sinergi lintas sektoral antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Identifikasi faktor penyebab stunting di tingkat lokal memungkinkan penyusunan program berbasis bukti yang lebih efektif. Dengan optimalisasi anggaran dana kalurahan dan pendekatan berbasis komunitas, diharapkan tercipta solusi berkelanjutan untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting menuju "Jogja Bebas Stunting" melalui strategi yang tepat sasaran