Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS PADUAN ALUMINIUM 7075 PADA STRUKTUR PESAWAT BOEING 747 Malau, Jefri Lamhot; Pratiwi, Swandya Eka; Wahyudi, Haris
Jurnal Teknik Mesin (Journal Of Mechanical Engineering) Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jtm.v12i1.18562

Abstract

Abstrak-- Paduan aluminium 7075 adalah paduan seri 7xxx yang banyak digunakan sebagai material peyusun utama struktur pesawat terbang karena memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi. Proses peningkatan nilai kekerasan dan kekuatan yang umum dilakukan pada material ini adalah proses perlakuan panas. Sifat-sifat mekanik yang dihasilkan setelah proses perlakuan panas ini dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti media quench, temperatur media quench, dan proses aging yang digunakan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses perlakuan panas pada proses pengerasan material aluminium alloy 7075 terhadap sifat kekerasan dan sifat kekuatan aluminium alloy 7075. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode experimental. Hasil penelitian ini akan didapatkan dari hasil pengujian material sampel uji dengan cara pengujian nilai kekerasan dan pengujian nilai kekuatan tarik pada material sampel uji.Berdasarkan uji kekerasan dan uji tarik yang telah dilakukan didapatkan bahwa perlakuan artificial aging dengan suhu 125°C selama 24 jam merupakan suhu dan waktu perlakuan panas yang paling optimal untuk mencapai nilai kekerasan dan kekuatan tarik yang paling mendekati dengan nilai kekerasan dan kekuatan tarik aluminium alloy 7075-T6. Nilai kekerasan rata-rata dan nilai kekuatan tarik dengan artificial aging pada suhu 125°C selama 24 jam didapatkan nilai kekerasan rata-rata sebesar 87,87 HRB dan nilai kekuatan tarik sebesar 573,41 MPa. Kemudian didapatkan nilai terendah dari nilai kekerasan dan nilai UTS pada material sampel uji dengan suhu artificial aging 115°C selama 22 jam didapatkan nilai kekerasan rata-rata sebesar 83,10 HRB dan nilai UTS sebesar 517,05 MPa. Kata kunci: Perlakuan Panas, Uji Tarik, Uji Kekerasan, Struktur Mikro, Aluminium Alloy
Pelatihan Pengoperasian Mesin Pengurai Sabut Kelapa Di RPTRA Menara Kelurahaan Kembangan Selatan Jakarta Barat Subekti, Subekti; Indah, Nur; Pratiwi, Swandya Eka; Wahyudi, Haris; Anggara, Fajar; Sudarma, Andi Firdaus; Carles, Henry; Sari, Andarany Kartka; Suprihatiningsih, Wiwit
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka Vol. 3 No. 4 (2025): Bulan Juli
Publisher : Bhinneka Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58266/jpmb.v3i4.250

Abstract

\ Proses pengolahan limbah sabut kelapa dengan menggunakan mesin pengurai sabut kelapa dapat memudahkan proses produksi. Hasil produksi dari penguraian sabut menghasilkan cocofiber dan cocofeat yang dapat di manfaatkan dalam berbagai macam produk seperti jok mobil, matras, keset, kerajinan tangan, papan serat, serta produk ramah lingkugan lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk rumahan tidak hanya berasal dari bahan baku sintetis. Pemanfaatan sabut kelapa dengan sumber bahan baku yang relatif mudah didapatkan dapat membantu perindustrian ekonomi kecil dan menengah, dengan demikian pengabdian masyarakat melalui merancang mesin pengurai sabut kelapa menggunkan motor bakar bensin sebagai penggerak mesin untuk mempermudah proses penguraian sabut kelapa sebelum diproduksi. Sehingga tujuan pengabdian masyarakat dalam menanfaatkan limbah serabut kelapa menjadi barang dapat bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Kegiatan ini dilakukan dengan ceramah dan demo mesin pengurai sabut kelapa. Masyarakat yang akan terlibat dari kegiatan ini sekitar 40 orang yang diatur oleh RT/RW setempat, Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh para peserta dimana hampir 88 % peserta memahami isi materi dan praktek Mesin Serabut Kelapa. Sedangkan untuk nilai terendah sekitar 72 % menyatakan bahwa kegiatan ini sangat diperlukan oleh para peserta dan berlangsung sukses dengan banyaknya pertanyaan dan saran agar kegiatan ini dilanjutkan.
Menentukan nilai Energi Stacking Fault Paduan Baja Mangan Fe-Mn-C-Cr Menggunakan Persamaan Termodinamika Wahyudi, Haris; Pratiwi, Swandya Eka; Alva, Sagir; Subekti, Subekti
ROTASI Vol 27, No 2 (2025): VOLUME 27, NOMOR 2, JULI 2025
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/rotasi.27.2.77-83

Abstract

Deformasi plastis pada baja austenit terjadi melalui salah satu dari tiga mekanisme deformasi yaitu transformasi martensit, dislokasi dan twinning. Perilaku plastisitas baja paduan terkait erat dengan energi stacking fault (SFE) fasa austenit.  Perhitungan nilai SFE secara langsung bisa dilakukan menggunakan Transmission Electron Microscopy (TEM). Akan tetapi, metode TEM perlu tahapan panjang, mahal, dan tidak mudah. Oleh karena itu, perhitungan berdasarkan model termodinamika menjadi alternatif cara yang digunakan untuk menghitung SFE pada baja Fe-Mn-Si dan Fe-Mn-C. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai SFE berdasarkan persamaan termodinamik untuk paduan baja mangan Fe-Mn-C-Cr. Metode yang digunakan yaitu studi literatur untuk mendapatkan parameter setiap unsur penyusun baja mangan antara lain Fe, Mn, C, Cr, dan Si. Nilai SFE dari persamaan termodinamika akan dibandingkan dengan persamaan empiris yang sudah diusukan oleh beberapa peneliti. Selain itu, nilai SFE akan dibandingkan nilainya dari database yang diperoleh dari eksperimen misal melalui TEM dan XRD. Nilai SFE dari hasil perhitungan menggunakan persamaan termodinamika diperoleh nilai 24±10 mJ/m2. Nilai SFE hasil perhitungan persamaan empiris menunjukkan nilai yang bervariasi dengan nilai terkecil 46,77 mJ/m2 dan terbesar adalah 510,16 mJ/m2. Nilai SFE hasil perhitungan persamaan termodinamika memiliki nilai mendekati nilai SFE di literatur yaitu 21 mJ/m2. Hasil ini membuktikan bahwa perhitungan nilai SFE menggunakan persamaan termodinamika lebih akurat dengan mempertimbangkan unsur penyusunnya.