Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Simulasi Pengaruh Temperatur Heater Selama Proses Pemanasan Udara sebagai Inlet pada Spray Dryer Hudaya, Akhmad Zidni; Maula, Setya Deni; Bahar, Shofwan; Arrohman, Sigit; Carles, Henry; Sukis, Muhamad; Yohana, Eflita
JURNAL CRANKSHAFT Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Crankshaft Vol.7 No.2 (2024)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/cra.v7i2.12497

Abstract

Spray drying merupakan teknologi pengolahan produk yang digunakan untuk mengubah bentuk cairan menjadi bentuk partikel kering dengan media semprot pengeringan panas. Proses pengeringan yang singkat dengan kondisi operasional yang terkontrol dapat mempertahankan temperatur droplet agar tetap rendah sehingga dapat menerapkan temperatur udara pengeringan yang tinggi tanpa mempengaruhi produk. Temperatur produk yang rendah dan waktu pengeringan yang singkat memungkinkan metode spray drying dapat digunakan untuk pengeringan produk yang sangat sensitif terhadap panas dan mempertahankan berkualitas produk seperti warna, rasa, dan nutrisi. Banyak kajian eksperimental maupun numerikal telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik proses spray drying termasuk membandingkan hasil eksperimental dan simulasi, dan menghasilkan prediksi profil kecepatan dan temperatur selama proses spray drying menggunakan simulasi komputasi dinamika fluida. Penelitian mengenai pengaruh temperatur pada proses spray drying telah dilakukan, dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi temperatur pengeringan, maka semakin rendah nilai moisture content dan water activity pada produk yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, parameter pengeringan yang digunakan adalah temperatur udara masuk pada spray dryer dimana udara tersebut akan dipanaskan menggunakan pemanas udara terlebih dahulu. Simulasi dilakukan secara numerik dengan pemodelan 3 dimensi menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD). Hasil yang diperoleh mempunyai nilai error sebesar 3% dibandingkan dengan data eksperimen. Semakin tinggi temperatur heater maka akan menghasilkan temperatur outlet yang tinggi pula. Temperatur tertinggi berada pada area heater dan temperatur dinding pemanas udara sangat mempengaruhi proses pemanasan udara. Udara setelah melewati heater 3 mempunyai nilai temperatur yang paling tinggi dibandingkan heater-heater sebelumnya dan bahkan heater-heater setelahnya. Dari kesimpulan tersebut, alat pemanas udara harus dievaluasi ulang terutama dari segi desain dan sistem kerjanya untuk meningkatkan efisiensi pemanasan udara.
STUDY AND DESIGN OF STREET LIGHTING SYSTEMS USING SOLAR PANEL Anggara, Fajar; Carles, Henry; Oktaviani, Vira
Jurnal Teknik Mesin (Journal Of Mechanical Engineering) Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jtm.v13i3.29990

Abstract

Due to scarcity of fossil fuel, alternative energy has been used upon renewable energy. This research discussed about street lighting plan at PT. Haraka Erfi Kosmetindo Abadi which used solar panels as an alternative energy. The study aims to determine design the capacity of solar panels, batteries and inverters to meet the needs of road lights. The results show that 7 solar panels of 100 Wp are needed, along with 3 units of batteries with a capacity of 100 Ah, 1 unit of PWM type Solar Charge Controller with a capacity of 60 A, and 1 unit of Modified Sine Wave type inverter with a capacity of 500 W. Furthermore, an efficiency of 14.37% was obtained from this system.
ANALISA DEFLEKSI PADA ALAT ANGKAT SUAR BAKAR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR DENGAN MODIFIKASI DESAIN IDEAL Sobari, Nurdiana; Carles, Henry
Jurnal Teknik Mesin ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ(Journal Of Mechanical Engineering) Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jtm.v9i1.7899

Abstract

Suar bakar atau Flare adalah perangkat untuk membakar gas buang yang dihasilkan oleh plant oil and gas maupun industri lainnya yang menghasilkan limbah gas beracun. Flare pada umumnya diinstall pada ketinggian sesuai desain yang telah di tentukan. Untuk proses installasi pada plant onshore akan mudah mengangkat flare ini dengan crane. Namun pada plant offshore, flare biasanya akan diletakkan pada ujung platform sehingga crane yang berada pada ujung platform yang lain tidak dapat menjangkau ke posisi installasi flare. Hal ini menyebabkan kita harus mendesain device tambahan untuk mengangkat flare yang dikirim dari jalur laut menggunakan kapal dan mampu menderek ke atas hingga mencapai ujung platform. Dalam pembuatan alat angkat, analisa yang dilakukan akan muncul data keadaan platform di lapangan, material yang digunakan, dimensi alat dan perhitungan statis yang dilakukan. Perhitungan manual tanpa trial running analysis software menghasilkan defleksi ketika produk selesai dibuat ketika dilakukan load test. Pada tugas akhir ini akan melakukan perbandingan antara perhitungan manual yang sudah dilakukan dengan kalkulasi software serta perbaikan desain agar kedepannya dalam memfabrikasi alat angkat flare tidak menimbulkan defleksi kembali. Walaupun menurut perhitungan manual dinyatakan aman dan memang pada software dinyatakan aman, tetapi pada desain manual terjadi defleksi diatas angka yang diizinkan sebesar 66.73 mm dan dilakukan modifikasi sehingga defleksi mencapai angka 29.06 mm.
ANALISA KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKERASAN MATERIAL PADA PROSES MILLING DENGAN VARIASI KECEPATAN FEEDING Yusuf, Muhammad; Carles, Henry
Jurnal Teknik Mesin ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ(Journal Of Mechanical Engineering) Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jtm.v8i2.4565

Abstract

Penelitian di bidang pemesinan dalam menguji tingkat kekasaran perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam proses pemesinan. Tujuan Penelitian ini adalah: menganalisis pengaruh feeding pada proses end milling surface terhadap tingkat kekasaran, untuk mengetahui parameter feeding yang dapat menghasilkan kekasaran yang optimal. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi feeding dimana nilai feeding yang diambil adalah 150 mm/min, 300 mm/min, dan 450 mm/min serta 3 variasi material dengan tingkat kekerasan yang berbeda. Variabel terikatnya adalah tingkat kekasaran, sedangkan variabel kontrol adalah depth of cut (0,5 mm) dan kecepatan spindel (3000 Rpm). Sedangkan proses yang digunakan adalah proses CNC milling surface. Pengujian kekasaran menggunakan surface roughness tester. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, feeding yang paling kecil memberikan hasil kekasaran yang baik.
Performance Analysis of R600a as a Replacement for R134a in a Household Refrigeration System Sudarma, Andi Firdaus; Carles, Henry; Azhar, Azmi; Akmal, Muhammad; Sirait, Alfa Firdaus
Jurnal Teknik Mesin (Journal Of Mechanical Engineering) Vol 14, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jtm.v14i2.32326

Abstract

This study evaluates the performance of a 50-liter mini refrigerator using R600a as an alternative to the factory-default refrigerant, R134a. The experimental setup included pressure gauges and digital thermometers to measure key parameters such as temperature and pressure at critical points in the refrigeration cycle. Tests were conducted under two scenarios: no-load and a 4 kg chicken meat load. Initially, the system operated with R134a at 16 bar and 20 g charge before being evacuated and recharged with R600a at the same pressure. Data was collected over a 10-minute period under stable conditions and analyzed using a P-h (Pressure-Enthalpy) diagram to determine enthalpy, refrigeration effect, compressor work, and coefficient of performance (COP). The effect of using R600a, efficiency increased 4% without load and 7% with load operation compared to R134a system. While COP actual has increased 5% and 10% respectively. The results indicate that R600a offers comparable performance to R134a while presenting potential advantages in terms of energy efficiency and environmental impact. These findings contribute to the ongoing evaluation of R600a as a sustainable replacement for R134a in household refrigeration applications.
Pelatihan Pengoperasian Mesin Pengurai Sabut Kelapa Di RPTRA Menara Kelurahaan Kembangan Selatan Jakarta Barat Subekti, Subekti; Indah, Nur; Pratiwi, Swandya Eka; Wahyudi, Haris; Anggara, Fajar; Sudarma, Andi Firdaus; Carles, Henry; Sari, Andarany Kartka; Suprihatiningsih, Wiwit
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka Vol. 3 No. 4 (2025): Bulan Juli
Publisher : Bhinneka Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58266/jpmb.v3i4.250

Abstract

\ Proses pengolahan limbah sabut kelapa dengan menggunakan mesin pengurai sabut kelapa dapat memudahkan proses produksi. Hasil produksi dari penguraian sabut menghasilkan cocofiber dan cocofeat yang dapat di manfaatkan dalam berbagai macam produk seperti jok mobil, matras, keset, kerajinan tangan, papan serat, serta produk ramah lingkugan lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk rumahan tidak hanya berasal dari bahan baku sintetis. Pemanfaatan sabut kelapa dengan sumber bahan baku yang relatif mudah didapatkan dapat membantu perindustrian ekonomi kecil dan menengah, dengan demikian pengabdian masyarakat melalui merancang mesin pengurai sabut kelapa menggunkan motor bakar bensin sebagai penggerak mesin untuk mempermudah proses penguraian sabut kelapa sebelum diproduksi. Sehingga tujuan pengabdian masyarakat dalam menanfaatkan limbah serabut kelapa menjadi barang dapat bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Kegiatan ini dilakukan dengan ceramah dan demo mesin pengurai sabut kelapa. Masyarakat yang akan terlibat dari kegiatan ini sekitar 40 orang yang diatur oleh RT/RW setempat, Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh para peserta dimana hampir 88 % peserta memahami isi materi dan praktek Mesin Serabut Kelapa. Sedangkan untuk nilai terendah sekitar 72 % menyatakan bahwa kegiatan ini sangat diperlukan oleh para peserta dan berlangsung sukses dengan banyaknya pertanyaan dan saran agar kegiatan ini dilanjutkan.