Maria Tarsisia Luju
Program Studi Peternakan, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MAHASISWA MENYEDIAKAN PAKAN HIJAUAN SAAT MUSIM KEMARAU BAGI TERNAK RUMINANSIA. Korbinianus Feribertus Rinca; Roselin Gultom; Yohana Maria Febrizki Bollyn; Maria Tarsisia Luju; Puspita Cahya Achmadi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 3 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i3.14827

Abstract

Abstrak: Masalah yang dialami oleh mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat (PkM) ini adalah sulit menyediakan pakan hijauan bagi ternak ruminansia ketika musim kemarau. Kegiatan PkM ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam membuat silase untuk pakan ternak ruminansia. Metode yang digunakan dalam kegiatan PkM ini adalah sosialisasi, demonstrasi pembuatan silase oelh pemateri dan praktik pembuatan silase secara mandiri oleh mitra. Sosialisasi dilakukan untuk meningkatakan pengetahuan tentang silase sedangkan demonstrasi serta praktik pembuatan silase secara mendiri dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mitra dalam membuat silase. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan PkM meliputi rancangan kegiatan PkM, prestest, sosialisasi kepada mitra tentang silase, demonstrasi pembuatan silase oleh pemateri, praktik, pembuatan silase secara mandiri oleh mitra dan posttest. Mitra yang terlibat dalam kegiatan PkM ini adalah mahasiswa di lingkungan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng yang berjumlah 30 orang. Hasil kegiatan PkM menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan mitra sebelum dilakukan sosialisasi, demonstrasi dan praktik mandiri pembuatan silase mencapai 32,67% sedangkan pengetahuan dan keterampilan mitra setelah dilakukan sosialisasi, demonstrasi dan praktik mandiri pembuatan silase mencapai 90%. Hasil kegiatan PkM ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan keterampilan mahasiswa (mitra) mengalami peningkatan dalam membuat silase bagi ternak ruminansia setelah dilakukan sosialisasi, demonstrasi dan praktik mandiri pembuatan silase.Abstract: The problem experienced by partners in this community service activity is the difficulty of providing forage for ruminants during the dry season. This community service activity was carried out with the aim of increasing students' knowledge and skills in making silage for ruminant animal feed. The method used in this community service activity is socialization, demonstration of making silage by the presenters and the practice of making silage independently by partners. Socialization was carried out to increase knowledge about silage while demonstrations and independent silage making practices were carried out to improve partners' skills in making silage. The steps for implementing community service activity include planning community service activities, pretest, outreach to partners about silage, demonstrations of making silage by presenters, practice, making silage independently by partners and posttest. The partners involved in this community service activity were students at the Catholic University of Indonesia Santu Paulus Ruteng, a total of 30 people. The results of community service activity show that the knowledge and skills of partners before socialization, demonstrations and independent practice of making silage reached 32.67% while the knowledge and skills of partners after socialization, demonstrations and independent practice of making silage reached 90%. The results of this community service activity can be interpreted that the knowledge and skills (partners) have increased in making silage for ruminants after socialization, demonstrations and students' independent practice of making silage.
PENERAPAN METODE BEST PRACTICE VISUAL, AUDITORI, DAN KINESTETIK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA AKAN STRUKTUR ANATOMY-PHYSIOLOGY SEBAGAI BASIC LABORATORY SKILLS Korbinianus Feribertus Rinca; Puspita Cahya Achmadi; Roselin Gultom; Maria Tarsisia Luju; Yohana Maria Febrizki Bollyn; Maria Apriliana Ade Karlina
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.17327

Abstract

Abstrak: Masalah yang dialami oleh mahasiswa peternakan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng adalah pemahaman yang masih rendah tetang struktur anatomy-physiology sebagai basic laboratory skills. Tujuan dilakukan kegiatan PkM ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa struktur anatomi dan fisiologi sebagai basic laboratory skills. Metode yang diagunakan dalam PkM ini adalah metode best practice VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik). Kelompok sasaran yang digunakan dalam kegietan PkM ini adalah mahasiswa peternakan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng yang berjumlah 60 orang. Hasil kegiatan PkM ini melaporkan bahwa pemahaman mahasiswa tentang struktur anatomy-physiology sebagai basic laboratory skills mengalami peningkatan dari 40% sebelum menerapkan metode best practice VAK menjadi 86,67% setelah menerapkan metode best practice VAK. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode best practice VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik) mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang struktur anatomy-physiology sebagai basic laboratory skills.Abstract: The problem experienced by students under the care of the Indonesian Catholic University of Santu Paulus Ruteng is the low understanding of the anatomical-physiological structure as a basic laboratory skill. The purpose of this community sevice activity is to increase students' knowledge of the structure of anatomy and physiology as a basis for laboratory skills. The method used in this community service is the VAK best practice method (Visual, Auditory, and Kinesthetic). The target group used in this communty sevice activity were 60 students at the Indonesian Catholic University Santu Paulus Ruteng orphanage. The results of this community sevice activity reported that students' understanding of anatomical-physiological structures as basic laboratory skills had increased from 40% before applying the VAK best practice method to 86.67% after applying the VAK best practice method. Based on the results of this study it can be concluded that the application of VAK best practice methods (Visual, Auditory, and Kinesthetic) is able to increase students' understanding of anatomical-physiological structures as basic laboratory skills.
SOSIALISASI MANAJEMEN KESEHATAN DAN PENYAKIT PADA TERNAK BABI Elisabeth Yulia Nugraha; Korbinianus Feribertus Rinca; Maria Tarsisia Luju; Yohana Maria Febrizki Bollyn; Roselin Gultom; Aleksius Arwandi Jeramat
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i6.26749

Abstract

Abstrak: Sejak zaman nenek moyang, sebagaian besar penduduk Desa Golo Wua bermata pencaharian petani dan peternak dengan latar belakang tingkat pendidikan yang bervariasi. Minimnya pendidikan formal dan non formal di bidang manajemen kesehatan ternak membuat peternak mengalami kerugian ekonomi yang cukup besar. Kolaborasi antara enam orang dosen, sembilan orang mahasiswa, Kepala Desa Golo Wua, Ketua Adat, dan empat puluh lima peternak babi yang berada di Desa Golo Wua bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak babi dalam manajemen kesehatan ternak. Kegiatan ini dimulai dengan survei awal untuk mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan peternak melalui metode wawancara kepada pemangku kepentingann di Desa Golo Wua. Hasil wawancara tersebut kemudian menjadi dasar dalam penyusunan materi dan modul pelatihan. Pelatihan dilakukan dengan metode partisipatif yang diawali dengan pemberian teori dan dilanjutkan dengan praktik langsung di lapangan yang berfokus pada pencegahan penyakit dan kebersihan kandang. Sistem evaluasi menggunakan pretest dan postest untuk menilai efektivitas kegiatan pengabdian. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman dan praktik peternak terkait manajemen kesehatan ternak babi dari 53% menjadi 84%. Abstract: Since ancient times, most residents of Golo Wua Village have worked as farmers and livestock breeders, with varying levels of educational backgrounds. Limited formal and informal education in livestock health management has led to significant economic losses for livestock farmers. A collaboration between six lecturers, nine students, the Head of Golo Wua Village, the Traditional Leader, and thirty pig farmers in Golo Wua Village aims to improve the knowledge and skills of pig farmers in livestock health management. This activity began with an initial survey to identify the needs and challenges of farmers through interviews with key stakeholders in Golo Wua Village. The interview results then formed the basis for developing training materials and modules. The training was conducted using a participatory method, beginning with theoretical sessions followed by hands-on practice in the field, focusing on disease prevention and pen hygiene. The evaluation system employed pre-tests and post-tests to assess the effectiveness of this outreach activity. Evaluation results indicated a significant increase in farmers' understanding and practices related to pig health management, from 53% to 84%.