Riyana Rosilawati
Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung Jln. Buahbatu No. 212 Bandung 40265

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGARUH BUDAYA JAWA DALAM TARIAN SUNDA KLASIK DI BANDUNG JAWA BARAT Nurwati, Nunung; Rosilawati, Riyana
Share : Social Work Journal Vol 7, No 1 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.015 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i1.13824

Abstract

Kesenian tari sunda klasik merupakan salah satu bentuk seni tari yang masih patuh berpegang pada pakem-pakem yang tidak boleh dilanggar, namun seiring dengan adanya proses perubahan sosial, sehingga banyak pakem yang sudah dilanggar. Tulisan ini bermaksud untuk mengkaji bagaimana budaya Jawa mempengaruhi tarian klasik sunda yang ada saat ini di Kota Bandung.Tulisan ini didasarkan dari hasil penelusuran dokumen-dokumen terkait dengan tema kajian ini bagaimana budaya Jawa mempengaruhi tarian sunda klasik. Dari hasil analisa diketahui proses pengaruh tersebut berlangsung lama, ternyata pengaruh budaya priyayi yang diidentikan dengan perilaku ‘alus’ yang lebih banyak mempengaruhi tarian sundan klasik. Budaya alus ini berasal dari konsep priyayi yang disimbolkan dengan perilaku yang lemah lembut yang disebut ‘alus’. Beberapa tarian sunda klasik yang dipengaruhi budaya ‘alus’ diantaranya tarian merak dan topeng.Pola hubungan yang terjadi dari pengaruh tersebut yakni 1) Kerjasama , ini ditandai adanya kontak antara etnis Jawa dan etnis Sunda, 2) Konflik , terjadi pada penerapan pakem atau pelanggaran, dan 3) kompetisi yaitu dalam hal menciptakan karya-karya seni tari.
PENGARUH BUDAYA JAWA DALAM TARIAN SUNDA KLASIK DI BANDUNG JAWA BARAT Nunung Nurwati; Riyana Rosilawati
Share : Social Work Journal Vol 7, No 1 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.015 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i1.13824

Abstract

Kesenian tari sunda klasik merupakan salah satu bentuk seni tari yang masih patuh berpegang pada pakem-pakem yang tidak boleh dilanggar, namun seiring dengan adanya proses perubahan sosial, sehingga banyak pakem yang sudah dilanggar. Tulisan ini bermaksud untuk mengkaji bagaimana budaya Jawa mempengaruhi tarian klasik sunda yang ada saat ini di Kota Bandung.Tulisan ini didasarkan dari hasil penelusuran dokumen-dokumen terkait dengan tema kajian ini bagaimana budaya Jawa mempengaruhi tarian sunda klasik. Dari hasil analisa diketahui proses pengaruh tersebut berlangsung lama, ternyata pengaruh budaya priyayi yang diidentikan dengan perilaku ‘alus’ yang lebih banyak mempengaruhi tarian sundan klasik. Budaya alus ini berasal dari konsep priyayi yang disimbolkan dengan perilaku yang lemah lembut yang disebut ‘alus’. Beberapa tarian sunda klasik yang dipengaruhi budaya ‘alus’ diantaranya tarian merak dan topeng.Pola hubungan yang terjadi dari pengaruh tersebut yakni 1) Kerjasama , ini ditandai adanya kontak antara etnis Jawa dan etnis Sunda, 2) Konflik , terjadi pada penerapan pakem atau pelanggaran, dan 3) kompetisi yaitu dalam hal menciptakan karya-karya seni tari.
Patriotisme Perempuan Sunda dalam Tari Ratu Graeni Riyana Rosilawati; Eti Mulyati
PANGGUNG Vol 28, No 4 (2018): Dinamika Seni Tradisi dan Modern: Kontinuitas dan Perubahan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.42 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v28i4.712

Abstract

AbstractThis study aims to reveal the meaning of Ratu Graenidanceas a symbolic dance,i.e a Sundanese woman withher patriotic spirit. The dance deals with a woman who has a courageous spirit to overcome all problems, both internally and externally. The method employed is descriptive analysis through in-depth interviews and participant observation. The results are that from its performance form, Ratu Graenidancetells the story about the Queen who was preparing to practice a war with cingeus movement, which was disclosed through her head and body movements as a picture of the female characters who is agile and enthusiastic in facing various challenges of life. Her agility is also revealed in herfoot movements, such asmincid, trisik, and so forth. This is associated with the philosophical elements of the dance, which is useful for life. The meaning contained in this dance is that women can also play a role in a life, equally with men, with a sense of toughness, patriotic/struggle, and the perseverance behind the tenderness of a woman. Keywords: Patriotism, Sundanese woman, Ratu Graenidance AbstrakPenelitian ini bertujuan ingin mengungkapkan makna tari Ratu Graenisebagai tarian simbolik mengenai jiwa patriotisme seorang perempuan Sunda.Yakni, seorang perempuan yang mempunyai jiwa pemberani dalam mengatasi segala macam persoalan, baik secara internal maupun eksternal.Metode yang digunakanadalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu melalui wawancara mendalam dan observasi berperanserta. Hasil yang diperoleh adalahdari segi bentuk pertunjukan, tari Ratu Graenimenggambarkan Sang Ratu yang sedang berlatih perangdengan menggunakan gerakan cingeus(gesit) yang ditarikandengan gerak kepala dan badan sebagai gambaran karakter perempuan yang gesit, penuh antusias dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Kegesitan terungkap pula dalam gerakannusuk, nangkis,kiprat soder,serta gerak kaki, sepertimincid, trisik, dan tincak tilu. Hal ini terkait dengan unsur filosofis dari tarian tersebut yang sangat bemanfaat bagi kehidupan. Makna yang terkandung dalam tarian ini bahwa wanita dapat berperan juga dalam kehidupan sejajar dengan kaum pria, yang sama-sama memiliki ketangguhan, berjiwa patriotik/perjuangan, dan kegigihan dibalik kelembutan seorang wanita. Kata kunci:Patriotisme, perempuan Sunda, tari Ratu Graeni
Kreativitas Rd. Tjetje Somantri dalam Tari Puja Ai Mulyani; Riyana Rosilawati
PANGGUNG Vol 30, No 1 (2020): Polisemi dalam Interpretasi Tradisi Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.358 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v30i1.1144

Abstract

ABSTRACTThe Puja dance is the product of Raden Tjetje Somantri’s creativity, in which there is a touch of SundanesePriyayi culture and Javanese dance. The dance is included in the classic Sundanese dance. This paperintends to examine how creativity Rd. Tjetje Somantri in the Puja dance. The method used is qualitativewith a descriptive analysis approach, namely through observation, in-depth interviews, and parentalobservation. From the analysis it is known that there is a touch of Javanese culture that has been going onfor a long time, and the influence of Javanese culture which is identified with the behavior of ‘alus’ moreinfluences Sundanese style dance Rd. Tjetje Somantri. This alus culture originates from the concept ofprijaji which is symbolized by a gentle behavior called ‘alus’. Some Sundanese dances influenced by ‘alus’culture include the Puja style Rd.Tjetje Somantri style. The result of creativity there is also a pattern ofrelationships that occur from the touch, namely 1) Cooperation that is marked by contact between ethnicJavanese and Sundanese, and competition in terms of creating dance works of art. The results obtainedshow the Puja Gaya Rd.Tjetje dance from the intact choreography aspects of Javanese dance, Sundanesedance techniques and styles.Keywords: Creativity, Puja dance, Rd.Tjetje SomantriABSTRAKTari Puja merupakan hasil kreativitas Rd. Tjetje Somantri, yang di dalamnya terdapat sentuhanbudaya Priyayi Sunda dan Tari Jawa. Tarian tersebut termasuk dalam Tari Sunda Klasik.Tulisan ini bermaksud untuk mengkaji bagaimana kreativitas Rd. Tjetje Somantri dalam tariPuja. Metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis yaitu melaluipengamatan, wawancara mendalam, dan observasi parsitipan. Dari hasil analisa diketahuiadanya sentuhan budaya Jawa sudah berlangsung lama, dan pengaruh budaya Jawa yangdiidentikkan dengan perilaku alus lebih banyak mempengaruhi tarian sunda gaya Rd. TjetjeSomantri. Budaya alus ini berasal dari konsep priyayi yang disimbolkan dengan perilaku yanglemah lembut yang disebut alus. Beberapa tarian Sunda yang dipengaruhi budaya alus diantaranya Tari Puja gaya Rd.Tjetje Somantri. Hasil dari kreativitas terdapat juga pola hubunganyang terjadi dari sentuhan tersebut, yakni 1) Kerjasama yang ditandai adanya kontak antaraetnis Jawa dan etnis Sunda, dan kompetisi yaitu dalam hal menciptakan karya-karya seni tari.Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan Tari Puja Gaya Rd.Tjetje dari aspek koreografiutuh Tari Jawa, teknik dan gaya Tari Sunda.Kata Kunci: Kreativitas, Tari Puja, Rd.Tjetje Somantri
AKULTURASI KARESMEN MAPAG PANGANTEN ADAT SUNDA DI KOTA BANDUNG Riyana Rosilawati
Jurnal Seni Makalangan Vol 5, No 2 (2018): "Mengupas Kreativitas, Menumbuhkan Sensitivitas"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.008 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v5i2.849

Abstract

ABSTRAK Karesmen Mapag Panganten adalah bagian dalam upacara perkawinan adat Sunda yang ada di Kota Bandung, dan merupakan hasil inovasi serta kreasi seniman kota Bandung yang awalnya digarap oleh Wahyu Wibisana pada tahun 1964. Penelitian ini mengkaji tentang Akulturasi Karesmen Mapag Panganten adat Sunda di masyarakat Kota Bandung, khususnya di Sanggar Nyentrik. Fokus penelitian ditujukan pada perubahan yang ada pada Karesmen Mapag Panganten adat Sunda, yang semula berbentuk tradisional menjadi bentuk baru dengan tidak mengubah makna tarian.Perubahan yang dilakukan bukan pada faktor seninya saja, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor non seni, hal ini dipengaruhi juga oleh gaya hidup masyarakat industri. Realita tersebut terkait dengan adanya akulturasi kebudayaan yaitu suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Kata Kunci: Akulturasi, Karesmen Mapag Panganten Adat Sunda, Kota Bandung.  ABSTRACTKaresmen Mapag Panganten is a part of the traditional Sundanese wedding ceremony in the city of Bandung, and it is the result of innovation and creation of Bandung artists which was originally worked on by Wahyu Wibisana in 1964. This study examines the acculturation of Karesemen Mapag Panganten of Sundanese custom in Bandung City, especially in Nyentrik Studio. The focus of the research was on the changes that existed in the traditional Sundanese Karesmen Mapag Panganten, which was originally in a form of traditional into a form of a modern touch, without changing the meaning of the dance.The changes which have been made are not only in art factors, but also influenced by non-art factors, this is also influenced by the lifestyle of industrial society. The reality is related to the cultural acculturation, namely a social process that arises when a group of people with a particular culture is confronted with elements of a foreign culture in such a way that the elements of foreign culture are gradually accepted and processed into their own culture without causing the loss of the cultural personality itself.Keywords: Acculturation, Traditional Sundanese Karesmen Mapag Panganten, Bandung. 
KREATIVITAS MUHAMAD AIM SALIM DALAM PENATAAN TARI BADAYA GAYA SETIA LUYU Riyana Rosilawati; Ocoh Suherti
PANGGUNG Vol 32, No 1 (2022): Varian Model Proses Kreatif dalam Cipta Karya Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.86 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i1.1985

Abstract

Tari Badaya yang merupakan hasil kreativitas Muhamad Aim salim diciptakan tahun 1985-an, yang digarap terinspirasi dari pertunjukan ibing Tayub, yang diolah menjadi bentuk tari kreasi baru dengan disajikan secara kelompok, di dalamnya menggambarkan sebagai penghormatan kepada tamu yang hadir, dengan etika kasundaan yang penuh keindahan dan kelembutan, dalam tatanan budaya Sunda tentang someah hade ka semah (ramah terhadap tamu) yang diwujudkan melalui ragam gerak halus, tetapi dalam irama tertentu menggunakan gerak lincah dan gesit (energik). Selain itu di dalam penggarapannya koreografer bermaksud menghadirkan bentuk gaya yang khas dalam Tari Putri dalam genre kreasi baru, yang saat ini di masyarakat khususnya remaja putri sudah mulai kurang menyenangi jenis tarian tersebut. Dengan adanya fenomena tersebut, muncullah kreativitas koreografer untuk menciptakan Tari Badaya gaya Setia Luyu, dengan bentuk penataan sederhana namun di dalamnya terkandung nilai-nilai budi pekerti, dan dapat dipelajari oleh berbagai usia. Tujuan penelitian ini bermaksud mengkaji bagaimana kreativitas Muhamad Aim Salim menata tarian di ranah tari Sunda khususnya dalam Tari Badaya dengan gaya khas di Pusat Olah Tari Setia Luyu Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskritif analisis kualitatif, Adapun hasil dalam penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengayaan wawasan tentang dunia tari Sunda, khususnya mengetahui terciptanya tari Badaya gaya Setia Luyu yang terinspirasi dari pertunjukan ibing Tayub.Kata kunci: Tari Badaya Gaya Setia Luyu, Kreativitas, Kreasi Baru.
Spirit Muhamad Aim Salim dalam Pembinaan dan Penciptaan Tari Prawesti Riyana Rosilawati; Ai Mulyani
PANGGUNG Vol 31, No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.126 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i1.1536

Abstract

Spirit Muhamad Aim Salim dalam pembinaan tari Sunda di Pusat Olah Tari setialuyu dimulai tahun 1970 an, sedangkan mulai aktif dalam penciptaan tari Sunda sejak tahun 1980, ada pun salah satu dari karya tari yang digarap dalam genre tari kreasi baru, di antara karyanya yaitu tari Prawesti, menggambarkan nilai-nilai perempuan dengan etika kasundaan, maksud diciptakannya tarian tersebut terkait dengan pembinaan yang telah digelutinya. Dalam tarian tersebut koreografer bermaksud menghadirkan upaya pembenahan dalam Tari Putri Halus, yang saat itu siswa binaannya ada kesulitan dalam menerima materi tari putri. Dengan fenomena tersebut, muncullah ide untuk menciptakan Tari Prawesti yang dapat dipelajari oleh berbagai usia.Tujuan penulisan ini bermaksud mengkaji bagaimana spirit Muhamad Aim Salim dalam pembinaan dan penciptaan dalam tari Sunda. Penelitian ini menggunakan metode deskritif analisis kualitatif. Hasil dalam penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengayaan wawasan tentang dunia tari Sunda, khususnya mengetahui spirit Muhamad Aim Salim baik dalam pembinaan maupun karyanya.Kata Kunci: Spirit, Pembinaan, Penciptaan, Tari Praweti
Relevansi Ide, Konsep dan Bentuk dalam Proses Kreatif Karya Tari ‘Gandrung Liwung’ Inspirasi Merak Riyana Rosilawati; Lili Suparli; Ocoh Suherti
PANGGUNG Vol 33, No 1 (2023): Nilai-Nilai Seni Indonesia: Rekonstruksi, Implementasi, dan Inovasi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1632.377 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v33i1.2475

Abstract

Gandrung Liwung merupakan penciptaan tari kreasi baru yang terinspirasi dari burung merak, beberapa motif tari Merak, dan melihat tingkah sepasang remaja yang mulai tertarik terhadap lawan jenis. Penciptaan tari Gandrung Liwung sebagai upaya perbendaharaan dalam mata kuliah tari Kreasi Baru, dan pengembangan potensi di bidang seni tari bagi masyarakat. Metode kreativitas dengan langkah eksplorasi, evaluasi, dan komposisi digunakan dengan menghadirkan teori Rhodes 4 P (pribadi, proses, pendorong, produk), yang bermaksud menemukan suatu produk karya yang berarti, bermakna dan mampu mengubah dari yang biasa menjadi lebih inovatif bagi masyarakat pendukungnya. Penciptaan tari Kreasi Baru Gandrung Liwung sebagai karya inovatif yang masih melekat esensi tradisinya. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk pencapaian target penciptaannya saja melainkan bertujuan pula agar dapat disosialisasikan kepada masyarakat luas khususnya kepada generasi muda. Kata kunci: Gandrung Liwung, tari kreasi baru, Merak, Kata kunci: Burung Merak, Inspirasi, penataan tari kreasi baru, Gandrung Liwung
KONSEP INTERPRETASI AWAN SEBAGAI RANGSANG VISUAL DALAM PENCIPTAAN KARYA TARI TITI SURYA DI KOTA BANDUNG Rosilawati, Riyana; Suparli, Lili
Jurnal Seni Makalangan Vol 11, No 1 (2024): "Menggali Akar, Mencipta Ragam Rupa Kinestetika"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v11i1.3405

Abstract

ABSTRAK Artikel ini menjelaskan tentang penciptaan karya tari kreasi baru Titi Surya yang terinspirasi dari awan, dan dijadikan sebagai rangsang visual, serta di dalamnya diinterpretasikan tentang gambaran manusia dalam mengarungi proses kehidupan penuh dengan dinamika, bentuk apapun yang telah digariskan yang Maha Kuasa dilalui dengan sabar, tabah, tawakal, dan ikhlas diterima dengan rasa syukur. Metode kreativitas digunakan dengan melalui tahapan eksplorasi, improvisasi, evaluasi, dan komposisi, yang di dalamnya memunculkan pendekatan konsep interpretasi. Hasil dari karya tari kreasi baru Titi Surya ini merupakan karya inovatif yang masih melekat esensi tradisinya, yang dapat disosialisasikan kepada masyarakat luas khususnya kepada generasi muda. Kata Kunci: Titi Surya, Konsep Interpretasi, Rangsang Visual Awan. ABSTRACT THE CONCEPT OF CLOUD INTERPRETATION AS VISUAL EXCITEMENT IN THE CREATION OF DANCE WORK TITI SURYA IN BANDUNG, JUNE 2024. This article explains the creation of the new dance work 'Titi Surya' which is inspired by clouds, and is used as a visual stimulus, and there is an image of humans navigating the life process full of dynamics, various forms which have been outlined by the Almighty, being passed through patiently, steadfast, trusting, and sincerely accepted with gratitude. The creativity method is used through stages of exploration, improvisation, evaluation and composition, which rises to an interpretive concept approach. The result of this new creative dance work 'Titi Surya is an innovative work that still has the traditional essence, which can be disseminated to the wider community, especially to the younger generation. Keywords: 'Titi Surya', Interpretation Concept, Visual Stimulus Of Clouds.
PENYAJIAN TARI RATU GRAENI SEBAGAI PERWUJUDAN BENTUK GARAP GUBAHAN TARI Lestari, Lia; Rosilawati, Riyana
Jurnal Seni Makalangan Vol 9, No 2 (2022): "Dimensi Kreativitas Ketubuhan Penari Sunda"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v9i2.2381

Abstract

Tari Ratu Graeni merupakan salah satu repertoar tari yang termasuk ke dalam rumpun tari Kreasi Baru karya R. Tjetje Somantri pada tahun 1949, menceritakan seorang ratu dari Kerajaan Medang Kamulan yang sedang berlatih perang untuk melawan musuhnya yaitu Prabu Gandawikalpa. Tarian ini berjenis tunggal dan berkarakter lanyap, disajikan dalam kemasan penyajian yang baru tanpa menghilangkan identitas sumbernya dengan menggunakan pendekatan metode gubahan tari yaitu merekomposisi, memadatkan, dan mengembangkan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam proses gubahan tarian ini menggunakan tiga tahapan meliputi; eksplorasi, evaluasi, dan komposisi. Tujuan dari penyajian tari Ratu Graeni adalah mewujudkan interpretasi yang menghasilkan bentuk penyajian baru, sehingga menghasilkan nilai tambah yang lebih menarik dalam penyjiannya dan memberi kesan berbeda. Sentuhan kreativitas tersebut, dilakukan dengan cara memberikan ornamen baru, baik dari koreografi yang lebih bervariasi juga melakukan pemadatan, pengembangan, penataan ulang baik struktur, bentuk gerak, ragam gerak, serta menyelaraskannya dengan iringan dan aspek penunjang tari lainnya. Kata Kunci: Tari Ratu Graeni, R. Tjetje Somantri, Kreativitas. ABSTRACT PRESENTATION OF RATU GRAENI DANCE AS THE EMBODIMENT OF THE FORM OF DANCE COMPOSITION, December 2022. Ratu Graeni dance is one of the dance repertoires belonging to the New Creation dance family by R. Tjetje Somantri in 1949, which tells of a queen from the Medang Kamulan Kingdom who is practicing war against her enemy, namely King Gandawikalpa. This dance is of a single type and has a different character, presented in a new presentation packaging without losing the identity of the source by using a dance composition method approach, namely recomposing, condensing, and developing. The touch of creativity is carried out by providing new ornaments, both from a more varied choreography as well as condensing, developing, rearranging both the structure, the forms of movement, the variety of movements, and aligning them with accompaniment and other dance supporting aspects. Keywords: Ratu Graeni Dance, R. Tjetje Somantri, Creativity.