Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Aspects of Pilgrimage to The Cemetery of Father Sanjaya in Muntilan Yoachim, Agus Tridiatno
Jurnal Orientasi Baru VOLUME 19, NOMOR 01, APRIL 2010
Publisher : Jurnal Orientasi Baru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.971 KB)

Abstract

Ada tiga hal penting yang pantas disebutkan berkaitan dengan praktik “Berziarah ke makam Romo Sanjaya”. Pertama, praktik berziarah ke makam Romo Sanjaya merupakan bentuk penghayatan keagamaan populer (popular religiosity). Kedua, praktik tersebut merupakan bentuk devosi yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Ketiga, praktik itu merupakan salah satu usaha untuk menghidupkan “kenangan bersama” (collective memory) akan pokok-pokok iman para peziarah. Praktik berziarah ke makam Romo Sanjaya merupakan bentuk devosi Katolik yang didasarkan pada ajaran Gereja, dan bukan pertama-tama didasarkan pemahaman budaya Jawa tentang tradisi “nyekar,” meski pengaruh tradisi Jawa itu tentu ada. Devosi yang melibatkan aspek emosi yang hangat itu selanjutnya akan mendorong umat untuk berliturgi, terutama perayaan Ekaristi, secara lebih hidup. Perayaan Ekaristi mendorong umat untuk memperdalam maknanya di dalam devosi. Berdoa di makam Romo Sanjaya yang dipercaya sebagai orang kudus merupakan praktik devosi itu. Dalam devosi tersebut, umat menggali “kenangan bersama” (collective memory) akan pokok-pokok iman mereka.
Forgiveness: Its Power and Complexities Tridiatno, Yoachim Agus; Banawiratma, JB.; Udasmoro, Wening
Jurnal Orientasi Baru VOLUME 20, NOMOR 02, OKTOBER 2011
Publisher : Jurnal Orientasi Baru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.166 KB)

Abstract

Secara tradisional memaafkan telah dihidupi oleh masyarakat Indonesia. Akhir-akhir ini disadari bahwa memaafkan merupakan sarana terapi yang ampuhuntuk menyembuhkan luka-luka batin akibat kekerasan dan perlakuan buruk dimasa lampau. Memaafkan merupakan jalan ke arah rekonsiliasi dan perdamaian.Maka terapi dan studi memaafkan berkembang pesat di seluruh penjuru dunia.Namun, sesungguhnya memaafkan bukan sekedar sarana terapi melainkanungkapan kemurahan hati dari si pemberi maaf, bukan demi kepentingan sipemberi maaf itu. Memaafkan merupakan kekuatan yang menyembuhkan danmenghidupkan. Memaafkan juga berhubungan dengan keadilan dan rekonsiliasi.Dengan demikian, pengertian dan makna memaafkan sangat kompleks
MYSTICAL WAY OF MOTHER TERESA Agus Tridiatno, Yoachim
Jurnal Teologi (Journal of Theology) Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : P3TK, Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/jt.v1i2.426

Abstract

Banyak orang mengagumi karya-karya cinta kasih Ibu Teresa dan mengikuti jejaknya untuk mengembangkan karya-karya kemanusiaan. Akan tetapi mungkin tidak banyak orang yang menyadari bahwa karya-karya agung Ibu Teresa digerakkan oleh kecintaannya kepada Tuhan. Relasinya yang erat dengan Tuhan merupakan penggerak utama dari karya-karya itu. Itulah pengalaman mistik Ibu Teresa. Pengalaman mistik tidak datang secara tiba-tiba. Di satu sisi, pengalaman mistik merupakan karunia dari Allah. Di sisi lain, pengalaman mistik merupakan buah dari perjuangan manusia secara tekun dan setia. Dengan kata lain, pengalaman mistik merupakan buah kerjasama rahmat dan usaha manusia. Tulisan ini meneliti pergulatan Ibu Teresa dalam mengembangkan pengalaman mistik, yang dibangun melalui kecintaannya pada Kristus, Ekaristi, kontemplasi dan Gereja.
Membangun Masyarakat Berpengharapan: Belajar dari Pengalaman Masyarakat Dusun Caben Kabupaten Bantul Agus Tridiatno Yoachim; Chatarina Suryanti
Religió: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 10 No. 1 (2020): March
Publisher : Department of Religious Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/religio.v10i1.1309

Abstract

This paper describes how the people of Caben, Bantul, Yogyakarta, were able to carry out the crisis of earthquake on May 27, 2006. It happened because of their hopes and submission to God. These attitudes have been refined through spreading love and solidarity between people. This research found that love and solidarity cannot be separated from the virtue of hope and faith. These two essential virtues are very important for those who suffer from a disaster. Learning from the people of Caben, Bantul, this paper considers that a hopeful community could be constructed by spreading love and solidary. Social encounters and cooperation must be continuously preserved to make social cohesion and network. It represents a thankful behavior toward the mercy of God. It is always relevant to have such a hopeful community here in Indonesia as the country of disaster.
Forgiveness: Its Power and Complexities Yoachim Agus Tridiatno; JB. Banawiratma; Wening Udasmoro
Jurnal Orientasi Baru VOLUME 20, NOMOR 02, OKTOBER 2011
Publisher : Jurnal Orientasi Baru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara tradisional memaafkan telah dihidupi oleh masyarakat Indonesia. Akhir-akhir ini disadari bahwa memaafkan merupakan sarana terapi yang ampuhuntuk menyembuhkan luka-luka batin akibat kekerasan dan perlakuan buruk dimasa lampau. Memaafkan merupakan jalan ke arah rekonsiliasi dan perdamaian.Maka terapi dan studi memaafkan berkembang pesat di seluruh penjuru dunia.Namun, sesungguhnya memaafkan bukan sekedar sarana terapi melainkanungkapan kemurahan hati dari si pemberi maaf, bukan demi kepentingan sipemberi maaf itu. Memaafkan merupakan kekuatan yang menyembuhkan danmenghidupkan. Memaafkan juga berhubungan dengan keadilan dan rekonsiliasi.Dengan demikian, pengertian dan makna memaafkan sangat kompleks
Forgiveness in Islam: Promoting A Peaceful World Yoachim Agus Tridiatno
Sunan Kalijaga: International Journal of Islamic Civilization Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/skijic.v4i2.2032

Abstract

The paper explores forgiveness in Islam starting from the Islamic bases, forgiveness as moral response, forgiveness needs repentance, and implementing forgiveness for promoting a peaceful world. It is library research based on articles and books which discussed the topics, and the secondary data about forgiveness in Islam. It aims to expose the soft side of Islam especially its struggle for peace and harmonious life.
Keeping Distance from Practical Politics: A Critical Analysis of the Muhammadiyah Political Movement from the Catholic Perspective Yoachim Agus Tridiatno
Politika: Jurnal Ilmu Politik Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Program Magister Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/politika.12.1.2021.25-45

Abstract

The Muhammadiyah's stance that tends to keep distance from practical politics in line with the ideals of the founder are dynamic and crucial. The tense was very strong between those willing to be faithful to the mission and those wishing to indulge into practical politics. During this period, the elites maneuvered the political moves numerous times until its centennial years. These experiences act as lessons learned from other organizations in Indonesia. The research aims to determine the critical reflection on the political moves of Muhammadiyah from the Catholic perspective. It uses the Catholic Social Teachings as a reflective tool to determine alternative insights on Muhammadiyah.
Presenting The Love of God Through The Javanese Hindu Temple of The Sacred Heart of Jesus in Ganjuran Yogyakarta Yoachim Agus Tridiatno
Journal of Asian Orientation in Theology Vol 5, No 1 (2023): Journal of Asian Orientation in Theology
Publisher : P3TK, Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/jaot.v5i1.5810

Abstract

The paper aims to study inculturation in the practices of pilgrimage to the Sacred Heart of Jesus temple in Ganjuran Yogyakarta by exploring its socio-historical background and the current practices. The temple was built in 1927-1930 by  Schmutzer family and designed in the Javanese Hindu architecture. After being neglected for 60 years, in  1990, the temple was reinterpreted and revitalized by Father Gregorius Utomo in line to the spirit of the Sacred Heart of Jesus that aspired the Schmutzer family. Now, many pilgrims from various faith visit the temple everyday  for getting spiritual and physical healing. This study is an action research where the researcher directly involves in the object to be studied. He did pilgrimage to the temple regularly while he did interviews with the pilgrims for getting the data.  Besides, the data are collected through   indirect interviews  with questionnaires. It is completed with the library sources. The data then was verified, classified, and analized in a descriptive qualitative approach.
Mencipta lagu rohani katolik Wiratsih, Woro; Agus Tridiatno, Yoachim
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.06 KB) | DOI: 10.24002/jai.v2i3.5717

Abstract

Inkulturasi musik Gereja merupakan salah satu perwujudan dari hasil Konsili Vatikan II. Gereja Katolik Indonesia telah melaksanakan inkulturasi tersebut, antara lain dengan menciptakan lagu-lagu yang selaras dengan budaya daerah-daerah di Indonesia. Komunitas-komunitas dalam Gereja Katolik di Indonesia, khususnya Komunitas Karismatik Katolik sebagai salah satu komunitas yang besar dan khusus, berusaha memenuhi tuntutan inkulturasi tersebut agar dapat mengekspresikan iman sesuai dengan karakter komunitas-komunitas tersebut tanpa menyimpang dari ajaran dan teologi Katolik. Kegiatan pengabdian masyarakat yang berupa Lokakarya Mencipta Lagu Rohani Katolik ini diadakan atas inisiatif kerja sama dari Badan Pelayanan Provinsi Gerejawi Semarang Plus dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan lagu-lagu rohani yang sesuai dengan teologi Katolik.  
Pendampingan Lansia di atas 70 tahun: Hidup Bergembira dan Bermakna di Usia Lanjut Wiratsih, Woro; Tridiatno, Yoachim Agus
Jurnal Atma Inovasia Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v3i1.6735

Abstract

Pengabdian masyarakat ini memiliki beberapa tujuan, yaitu (1) memberi penghormatan kepada lansia 70 tahun ke atas yang sudah berjasa besar dalam hidup mereka bagi pendidikan dan pengembangan anak-anak muda hingga dewasa; (2) memberi kesempatan kepada lansia untuk menyadari rahmat dan berkat-berkat yang telah diperoleh selama ini; (3) memberi kesempatan kepada lansia untuk menemukan kebutuhan dan beban-beban khusus yang dimiliki, serta menemukan cara-cara untuk meringankan dan melepaskan kebutuhan dan beban tersebut. Tidak seperti kegiatan-kegiatan lansia yang selama ini banyak dilakukan yaitu senam, bernyanyi-bermusik, tamasya, pengabdian masyarakat ini memilih model pendampingan rohani. Dengan kegiatan tersebut, peneliti ingin menjawab permasalahan, apakah pendampingan secara rohani memenuhi kebutuhan para lansia? Penelitian ini memberi jawaban afirmatif pada pertanyaan tersebut. Kata Kunci: lansia di atas 70 tahun, pendampingan rohani, bermakna