Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kesulitan Pelafalan Konsonan Bahasa Indonesia (Studi Kasus terhadap Pemelajar BIPA Asal Tiongkok di Universitas Atma Jaya Yogyakarta) Wiratsih, Woro
KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Vol 2, No 2 (2019): JURNAL KREDO VOLUME 2 NO 2 TAHUN 2019
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.867 KB) | DOI: 10.24176/kredo.v2i2.3061

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan pelafalan, khususnya beberapa konsonan dalam bahasa Indonesia dalam praktik berbicara pemelajaran BIPA asal Tiongkok di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak catat atau observasi dan mencatat serta simak libat cakap atau wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diklasifikasi berdasarkan kesulitan pelafalan tiap konsonan. Hasil dari penelitian ini disajikan secara informal atau menggunakan deskripsi kata-kata dari penulis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa kesulitan pelafalan yang diamali oleh pemelajar BIPA asal Tiongkok yang meliputi lima kelompok konsonan, yaitu konsonan { /b/  /d/  /g/ }, { /-p/  /-t/  /-k/ },  {/-η-/  / -l/}, {/r/}, dan {/h/}. Dengan mengetahui kesulitan pelafalan konsonan bahasa Indonesia yang dialami oleh pembelajar BIPA asal Tiongkok, diharapkan adanya penyesuaian materi dan  metode pengajaran yang tepat untuk dapat meminimalisir kesulitan yang dapat mengganggu pemelajar dalam proses belajar bahasa Indonesia. Kata Kunci: kesulitan pelafalan, pemelajar BIPA asal Tiongkok, bahasa Indonesia, pemelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERBICARA BAGI PEMELAJAR BIPA TINGKAT B1 (CEFR) DI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA MELALUI METODE BERMAIN PERAN Wiratsih, Woro; Gustyawan, Tofan; Handayani, Lusi; Irianto, Ikhsan Satria
PRASI Vol. 18 No. 02 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/prasi.v18i02.62397

Abstract

This study aims to describe the development of speaking skills for BIPA (Indonesian Language for Foreign Speakers) level B1 (CEFR) students through the role-play method. The method used in this research is descriptive-qualitative. The subjects in this study were BIPA teachers and students, especially B1 level (CEFR), at Atma Jaya University, Yogyakarta. The data analysis technique used in this study is descriptive analytic, which describes the data collected in the form of words and pictures from the results of interviews, observations, and documentation. The results of the study show that the process of implementing BIPA level B1 (CEFR) learning by applying the role-playing method focused on speaking skills can provide real experience for BIPA students to practice directly pronouncing difficult vocabulary and long sentences in learning to speak. Creative teachers are needed to be able to process oral culture into texts to present cultural understanding in the aspect of speaking. BIPA teachers must be able to apply their artistic skills to applying cultural values ​​as a strategy in the language acquisition process. Keywords: role-playing, BIPA, folklore   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pengembangan keterampilan berbicara bagi pemelajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) tingkat B1 (CEFR) melalui metode bermain peran (role play). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah pengajar dan pemelajar BIPA, khususnya tingkat B1 (CEFR), di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran BIPA tingkat B1 (CEFR) dengan penerapan metode bermain peran yang difokuskan pada keterampilan berbicara dapat memberikan pengalaman nyata bagi pemelajar BIPA untuk mempraktekkan secara langsung pelafalan kosakata sulit dan kalimat panjang dalam pembelajaran berbicara. Dibutuhkan pengajar yang kreatif agar dapat mengolah budaya lisan menjadi naskah untuk menghadirkan pemahaman budaya dalam aspek berbicara. Pengajar BIPA harus mampu mengaplikasikan kemampuan berkeseniannya dalam mengaplikasikan nilai budaya sebagai strategi dalam proses pemerolehan bahasa.
Mencipta lagu rohani katolik Wiratsih, Woro; Agus Tridiatno, Yoachim
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.06 KB) | DOI: 10.24002/jai.v2i3.5717

Abstract

Inkulturasi musik Gereja merupakan salah satu perwujudan dari hasil Konsili Vatikan II. Gereja Katolik Indonesia telah melaksanakan inkulturasi tersebut, antara lain dengan menciptakan lagu-lagu yang selaras dengan budaya daerah-daerah di Indonesia. Komunitas-komunitas dalam Gereja Katolik di Indonesia, khususnya Komunitas Karismatik Katolik sebagai salah satu komunitas yang besar dan khusus, berusaha memenuhi tuntutan inkulturasi tersebut agar dapat mengekspresikan iman sesuai dengan karakter komunitas-komunitas tersebut tanpa menyimpang dari ajaran dan teologi Katolik. Kegiatan pengabdian masyarakat yang berupa Lokakarya Mencipta Lagu Rohani Katolik ini diadakan atas inisiatif kerja sama dari Badan Pelayanan Provinsi Gerejawi Semarang Plus dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan lagu-lagu rohani yang sesuai dengan teologi Katolik.  
Pendampingan Lansia di atas 70 tahun: Hidup Bergembira dan Bermakna di Usia Lanjut Wiratsih, Woro; Tridiatno, Yoachim Agus
Jurnal Atma Inovasia Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v3i1.6735

Abstract

Pengabdian masyarakat ini memiliki beberapa tujuan, yaitu (1) memberi penghormatan kepada lansia 70 tahun ke atas yang sudah berjasa besar dalam hidup mereka bagi pendidikan dan pengembangan anak-anak muda hingga dewasa; (2) memberi kesempatan kepada lansia untuk menyadari rahmat dan berkat-berkat yang telah diperoleh selama ini; (3) memberi kesempatan kepada lansia untuk menemukan kebutuhan dan beban-beban khusus yang dimiliki, serta menemukan cara-cara untuk meringankan dan melepaskan kebutuhan dan beban tersebut. Tidak seperti kegiatan-kegiatan lansia yang selama ini banyak dilakukan yaitu senam, bernyanyi-bermusik, tamasya, pengabdian masyarakat ini memilih model pendampingan rohani. Dengan kegiatan tersebut, peneliti ingin menjawab permasalahan, apakah pendampingan secara rohani memenuhi kebutuhan para lansia? Penelitian ini memberi jawaban afirmatif pada pertanyaan tersebut. Kata Kunci: lansia di atas 70 tahun, pendampingan rohani, bermakna