Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Jamur Non-Dermatofita Pada Kuku Jari Tangan (Finger Nails) Penyebab Onikomikosis Fajar Husen; Nuniek Ina Ratnaningtyas; Nur Aini Hidayah Khasanah; Nilasari Indah Yuniati; Dian Islamiyati
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.146 KB)

Abstract

Jamur dermatofita merupakan kelompok jamur patogen yang umum dijumpai di negara tropis seperti Indonesia. Jamur ini seringkali menyebabkan infeksi pada kuku (Tine unguium). Selain disebabkan oleh kelompok jamur dermatofita, penyakit kuku yang masuk ke dalam kelompok penyakit mikosis superfisialis, juga dapat disebabkan oleh jamur non dermatofita serta pada kasus yang cukup jarang disebabkan oleh ragi. Akibat infeksi jamur kuku, bagian kuku yang terinfeksi akan menjadi rapuh, mengelupas dan berubah warna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis jamur non-dermatofita yang menyebabkan penyakit mikosis superfisialis pada kuku, khususnya Onikomikosis. Penelitian ini merupakan riset deskriptif, dimana sampel pedagang ayam yang diambil kukunya kemudian dikultur pada media biakan potato dextrose agar (PDA), kemudian hasil isolasi dan re-kultur diamati dan diidentifikasi secara makromorfologi dan mikromorfologi. Pengamatan mikromorfologi dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya binokuler dengan perbesaran 400x. Pengamatan makromorfologi meliputi bentuk koloni, tepi koloni, warna koloni, dan permukaan koloni. Data hasil pengamatan kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai hasil observasi mikroskopis dan makroskopis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua jenis jamur non-dermatofita yang ditemukan pada sampel kuku pedagang ayam potong di Desa Mandiraja Wetan, Kabupaten Banjarnegara, yaitu Apergillus flavus dan Aspergillus niger.
Perbandingan Senyawa Kuersetin Dan Kaempferol Pada Reseptor COX-2 Sebagai Agen Antikanker Kolorektal Secara In-Silico Nilasari Indah Yuniati; Dian Islamiyati; Nur Aini Hidayah Khasanah; Fajar Husen
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.86 KB)

Abstract

Kanker kolorektal (CRC) merupakan kanker paling umum ke tiga dari seluruh kasus kanker di dunia yang menyumbang 9,4% kasus kematian akibat kanker. Salah satu penyebab CRC yang saat ini mulai banyak diketahui adalah adanya overekspresi pada protein COX-2. Kemampuan penghambatan terhadap ekspresi COX-2 baru-baru ini dijadikan dasar dalam pemilihan obat terapi. Senyawa alami seperti kuersetin (kuer) dan kaempeferol (kaemp) telah diketahui memiliki potensi sebagai antikanker, namun perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui potensinya. Prediksi kemanjuran senyawa kuer dan kaemp sebagai anti-CRC dapat dilakukan dengan menganalisis pola pengikatannya pada COX-2 melalui docking molecular secara in silico. Penelitian ini bertujuan membandingkan aktivitas penghambatan senyawa kuer dan kaemp terhadap overekspresi protein target COX-2. Pengujian dilakukan melalui tahapan preparasi protein dan ligan, validasi metode, molecular docking senyawa kuer dan kaemp dengan COX-2, serta visualisasi ikatan menggunakan aplikasi PyRx. Hasil menunjukkan binding affinity kuer pada COX-2 lebih kecil dibanding kaemp pada COX-2 masing-masing sebesar -7,9 kkal/mol dan -7,4 kkal/mol. Dapat disimpulkan bahwa kuer mampu berikatan lebih kuat dan stabil dengan COX-2 sehingga diprediksi memiliki efek anti-CRC lebih kuat dibanding kaemp.
UJI KANDUNGAN FITOKIMIA PADA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) DI KABUPATEN BANYUMAS Sri Royani; Esti Febri Fatwami; Dian Islamiyati; Kresensia Stasiana Yunarti
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tumbuhan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu tumbuhan yang banyak dimanfaatkan yaitu Salam. Di Kabupaten Banyumas, daun salam banyak digunakan sebagai rempah-rempah bumbu dapur oleh masyarakat. Tumbuhan menghasilkan senyawa fitokimia berupa metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa fitokimia metabolit sekunder apa saja yang terdapat pada daun salam. Metode yang dilakukan adalah merupakan metode uji kualitatif. Berdasarkan hasil uji, daun salam positif mengandung metabolit sekunder berupa saponim, tannin, steroid dan flavonoid.
Ekstraksi Dan Formulasi Kulit Putih Buah Semangka (Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai) Sebagai Gel Pelembab Chaerunnisa; Esti Febri Fatwami; Dian Islamiyati
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 20 No 2 (2024): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu buah yang dapat digunakan sebagai produk pelembab adalah semangka kulit putihnya mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tannin. Salah satu jenis alkaloid, citrulline, adalah metabolit sekunder yang berfungsi sebagai pelembab. Penelitian ini akan membuat gel ekstrak etanol kulit putih buah semangka dengan metode maserasi karena paling umum digunakan dalam ekstraksi, Penelitian laboratorium ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan gel ekstrak kulit putih semangka. Dengan menggunakan 126 gram serbuk kering semangka dan melalui proses maserasi selama 3x24 jam dengan pearut etanol 70%, ekstraksi atau pembuatan ekstrak kulit putih semangka menghasilkan berat ekstrak kental sebanyak 32,5 gram dengan nilai rendemen sebesar 25,7%. Nilai rendemen ekstrak yang lebih tinggi menunjukkan konsentrasi senyawa yang terkandung atau ditarik dari bahan baku. Ekstrak kulit putih semangka (citrullus lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai) dapat diformulasilkan sebagai sediaan gel pelembab dengan konsentrasi 3 gr, 4 gr, 5 gr.