Rosita Sofyaningrum
Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Blue Economy and Green Economy: Ecocritical Study of Kompas Short Stories Collection Keluarga Kudus Rosita Sofyaningrum; Ahmad Irham Maulana; Karina Sistiyaningrum; Feri Alfian
SUAR BETANG Vol 18, No 1 (2023): June 2023
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v18i1.475

Abstract

This study examines environmental damage in literary works that affects people's lives. This study aims to describe the difficulty of surviving due to environmental damage. Enviromental damage can be overcome by blue economy and green economy,especially in economic improvement and environmental protection. The data sources used in this research are four short stories related to the environment. By using a qualitative descriptive method, the following things were found. The description of environmental damage is depicted through narrative quotes and dialogues from the characters:(1) the difficulty of finding the three-colored bahar root as a drug, (2) the scarcity of clean water sources due to pollution and construction building, (3) the decline in crop yields due to changes in weather, and (4) the ancestral lands no longer able to give life. Second, the survival difficulties of the characters which are described through the narrative quotes and dialogues of the characters. Descriptions of difficulties in survival are (1) difficulties to find food to sustain life in coastal communities, (2) difficulties to find food to the point of sacrificing lives, (3) difficulties to find clean water sources, (4) rubber plantations that are unable to support farmers and their families, (5) the occurrence of crime, and (6) migration some people for a better life. Third, the importance of green economy and blue economy in overcoming the life difficulties of the characters in short stories and reducing environmental damage.AbstrakPenelitian ini mengkaji kerusakan lingkungan dalam karya sastra yang memengaruhi kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sulitnya bertahan hidup akibat kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan dapat diatasi dengan blue economy dan green economy,khususnya dalam peningkatan ekonomi dan pelindungan lingkungan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah empat cerpen yang berkaitan dengan lingkungan. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, ditemukan hal-hal berikut. Pertama, gambaran kerusakan lingkungan digambarkan melalui kutipan narasi dan dialog para tokoh. Gambaran kerusakan lingkungan meliputi (1) sulitnya menemukan akar bahar tiga warna sebagai obat, (2) langkanya sumber air bersih akibat pencemaran dan pembangunan gedung, (3) menurunnya hasil panen akibat adanya perubahan cuaca, dan (4) tanah leluhur yang sudah tidak mampu memberikan kehidupan. Kedua, kesulitan bertahan hidup para tokoh yang digambarkan melalui kutipan narasi dan dialognya. Gambaran kesulitan bertahan hidup meliputi (1) sulit mencari makanan untuk menyambung hidup masyarakat pesisir, (2) sulitnya mencari makan hingga mengorbankan nyawa, (3) sulitnya menemukan sumber air bersih, (4) perkebunan karet yang tidak mampu menghidupi petani dan keluarganya, (5) terjadinya kriminalitas, dan (6) perantauan beberapa orang untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ketiga, pentingnya green economy dan blue economy dalam mengatasi kesulitan hidup tokoh dalam cerpen dan mengurangi kerusakan lingkungan.
TRANSFORMASI BAHASA DI ERA SOCIETY 5.0: BAHASA GAUL DAN PEMERTAHANAN BAHASA Rosita Sofyaningrum; Ririn Nurul Azizah; Rofiqoh Rofiqoh; Ningsih Laelatul Hidayah
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 19, No 1 (2024): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/loa.v19i1.7226

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi di era society 5.0 berkembang sangat pesat. Perkembangan teknologi yang digunakan dalam interaksi sosial pada media sosial mempengaruhi perubahan bahasa. Penggunaan bahasa gaul sebagai bentuk interaksi sosial pada media sosial TikTok mempengaruhi penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Diperlukan adanya usaha yang strategis dalam mempertahankan Bahasa Indonesia yang mulai tergerus oleh bahasa gaul. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan jenis bahasa gaul dan strategi pemertahanan Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan pustaka. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengamati, mencatat dan membaca berbagai sumber mengenai strategi pemertahanan bahasa. Hasil dari penelitian ini terdapat lima jenis bahasa gaul antara lain: 1) Bahasa Indonesia, 2) bahasa Inggris, 3) bahasa daerah, 4) bahasa Korea, dan 5) bahasa campuran. Sedangkan strategi pemertahanan bahasa yang diperlukan antara lain: 1) pendidikan Bahasa Indonesia, 2) kampanye kesadaran di media sosial, 3) konten edukasi di TikTok, 4) membuat aplikasi edukasi, dan (5) kegiatan komunitas.Kata-kata kunci: Era Society 5.0, Bahasa Gaul, Strategi Pemertahanan Bahasa.  AbstractThe development of technology in the era of Society 5.0 influences language changes. The use of slang as a form of social interaction on the TikTok social media platform affects the proper use of the Indonesian language. This research aims to describe the types, forms of slang, and strategies for preserving the Indonesian language. The method used in this research is descriptive qualitative and literature. Data collection techniques were carried out by observing, taking notes, and reading various sources on language preservation strategies. The results of this research reveal five types of slang from Indonesian, English, regional languages, Korean, and a mixture of languages. Based on their forms, slang can be categorized as: 1) nasalization +s, 2) reversal of phoneme structure, 3) changes in the final syllable with -ay, 4) abbreviation forms, acronyms, fragments, 5) word reversal, and 6) original forms. Meanwhile, language preservation strategies needed include: 1) Indonesian language education, 2) awareness campaigns on social media, 3) educational content on TikTok, 4) creating educational applications, and 5) community activities.Keywords: Society 5.0 Era, Slang Language, Language Maintenance Strategies.