Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBANDINGAN NILAI PRAKTIKUM HISTOLOGI BERDASARKAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA KEDOKTERAN Chris, Arlends; Dewi, Sari Mariyati; Tarcisia, Twidy; Tasdin, Willy
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v1i1.440

Abstract

Dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa pasti akan mengalami kecemasan dalam berbagai situasi lingkungan akademik. Mahasiswa kedokteran khususnya, memiliki kecenderungan tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa lainnya dalam rentang umur sebaya. Tingkat kecemasan ini dapat memberikan efek negatif bila tidak tertangani dengan baik, terutama terhadap performa akademik mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan nilai praktikum Histologi mahasiswa berdasarkan tingkat kecemasan mahasiswa. Diharapkan, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi tingkat kecemasan mahasiswa kedokteran dalam menjalani pendidikannya sebagai calon dokter. Metode yang digunakan adalah desain kuantitatif dengan membandingkan tingkat kecemasan terhadap hasil ujian mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Beck Anxiety Inventory (BAI) dan tes akademik. Responden terdiri dari 88 orang mahasiswa yang dipilih dengan cara purposive non-random sampling. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 22 menggunakan one-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa rata-rata nilai ujian praktikum Histologi pada mahasiswa dengan tingkat kecemasan rendah (mean=80.95±8.78) lebih tinggi daripada kelompok mahasiswa dengan tingkat kecemasan sedang (mean=72.87±12.03) dan tinggi (mean=77.00±10.81). Hasil uji homogenitas variansi dengan Levene Statistic adalah 0.651 dengan nilai kemaknaan sebesar 0.524 (p>0.05) yang berarti variansi dari ketiga ujian sama. Hasil uji statistik dengan one-way ANOVA menunjukkan nilai F hitung adalah 5.362 dengan nilai kemaknaan sebesar 0.006 (p<0.05) yang berarti terdapat perbedaan nilai ujian praktikum histologi mahasiswa terhadap tingkat kecemasan. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata nilai ujian praktikum Histologi lebih tinggi pada mahasiswa dengan tingkat kecemasan rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan sedang dan tinggi. Kata kunci: pendidikan kedokteran, histologi, kesehatan mental, kecemasan, BAI
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA WARGA ≥50 TAHUN KELURAHAN JATIRASA BEKASI Tarcisia, Twidy; Siswoto, Kevin Pratama Diliano; Wahyuni, Octavia Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.44202

Abstract

Beberapa tahun terakhir angka kejadian obesitas di Indonesia meningkat dari 10,5% (2017) menjadi 21,8% (2018). Obesitas sebagai major modifiable risk factor penyakit kardiovaskuler memegang peranan dalam meningkatkan angka kejadian penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskular adalah penyakit jantung-pembuluh darah dengan patofisiologi utama penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis). Aterosklerosis adalah deposit lemak, fibrin, platelet, kalsium dan debris seluler pada endotel pembuluh darah yang dapat menyumbat lumen pembuluh darah sehingga menyebabkan kematian. Aterosklerosis merupakan penyebab tersering kematian dengan peningkatan angka kejadian pada usia ≥ 50 tahun. Indikator untuk menilai adanya aterosklerosis pada individu adalah menilai ada tidaknya PAP pada individu tersebut. Pemeriksaan yang digunakan untuk melihat adanya PAP adalah pemeriksaan ABI, sedangkan pemeriksaan untuk menilai status obesitas individu adalah pemeriksaan IMT. Maka dari itu kami ingin meneliti hubungan IMT dan ABI pada warga ≥50 Tahun Kelurahan Jatirasa Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan teknik non-randomized consecutive sampling. Data yang terkumpul di uji normalitas dengan analisis hubungan antar variabel menggunakan uji Fisher. Hasil penelitian kami menunjukkan tingginya angka kejadian IMT tidak diikuti dengan tingginya angka kejadian ABI tidak normal. Ditemukan hubungan tidak bermakna antara nilai IMT dan ABI (p value 1,84). Hal ini terjadi karena peranan ABI dalam menentukan resiko penyakit kardiovaskular lebih dikaitkan dengan status lemak viseral (CI) dibandingkan status obesitas (IMT).
PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PEREMPUAN 17-22 TAHUN TENTANG SUNSCREEN DI FK UNTAR Maharani, Fauziah Dea Ratna; Tarcisia, Twidy
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.22938

Abstract

Remaja, sebagai fase transisi menuju kedewasaan, mengalami perubahan signifikan baik secara hormonal, fisik, psikologis, maupun sosial. Perubahan ini mendorong mereka untuk mengeksplorasi aktivitas baru, dengan olahraga seperti lari dan bersepeda menjadi pilihan utama, karena bersifat inklusif dan sering dilakukan di luar ruangan, memberikan paparan sinar matahari yang lebih intens. Namun, penting untuk diingat bahwa paparan berlebihan terhadap sinar matahari dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan kulit, seperti sunburn, tanning, penuaan dini, dan meningkatkan risiko kanker kulit. Meskipun pengetahuan remaja tentang pentingnya tabir surya sudah relatif baik, perilaku penggunaannya masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan praktik penggunaan tabir surya. Penelitian ini fokus pada remaja perempuan usia 17-22 tahun di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik, dengan pengumpulan data melalui survei menggunakan kuesioner pre-test dan post-test melalui aplikasi Google Form. Edukasi dilakukan melalui video animasi untuk meningkatkan pengetahuan dan praktek penggunaan tabir surya yang benar. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Variabel bebas adalah pengetahuan, sedangkan variabel tergantungnya adalah perilaku penggunaan tabir surya. Analisis statistik, termasuk analisis univariat dan bivariat Wilcoxon, dilakukan dengan SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum edukasi, pengetahuan mahasiswi FK UNTAR sudah baik, dengan 97,1% responden memiliki tingkat pengetahuan yang memadai. Praktek penggunaan tabir surya juga cenderung baik, dengan 82,4% responden menunjukkan tingkat penggunaan yang memadai. Meskipun demikian, edukasi masih diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan praktek yang optimal terkait tabir surya.