Ferdinand F. Tilaar
Universitas Sam Ratulangi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analysis Of Upwelling Event Based On Satellite Imagery In Fishery Management Area (FMA) 716 Nickyta Laurensis Setiadi; Joshian Nicolas W. Schaduw; Alfret Luasunaung; Ferdinand F. Tilaar; Lefrand Manoppo; Reiny A. Tumbol; Deiske A. Sumilat
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 8 No. 2 (2020): ISSUE JULY-DECEMBER 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.8.2.2020.31213

Abstract

Oceanographic parameters are very important to analyze for determining fishing ground, it is related to upwelling. The aim of the study was to see the analysis of chlorophyll-a concentration at the time of upwelling at Fisheries Management Area (FMA) 716, then verify with the fisheries catch data. The research method is descriptive-analytical and statistical, which aims to describe or provide an overview of chlorophyll-a results from ASCAT imagery on the MetOp and NOAA satellites, and sea surface temperature results from MODIS imagery on the Aqua satellite. Then they processed for statistical correlation using the Pearson correlation method. The results showed that based on spatial and temporal analysis, the parameters that affect the upwelling in FMA 716 are sea surface temperature, so that the water mass moves from west to east, and increase the chlorophyll-a concentration. Pearson correlation shows that the correlation value of chlorophyll-a is higher than the sea surface temperature parameter with a value of 0.72. The fish catches data of yellowfin tuna (Thunnus albacares) appears a positive effect with a correlation value of 0.75. AbstrakKonsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut merupakan parameter yang dapat dijadikan indikator tingkat kesuburan di suatu perairan, yang berkaitan dengan kejadian upwelling. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis konsentrasi klorofil-a pada saat kejadian upwelling di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 716, dengan output berupa tabel dan grafik, kemudian diverfikasi dengan data hasil tangkapan. Metode penelitian adalah deskriptif analitis, dan statistik, yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap data parameter klorofil-a hasil pencitraan ASCAT pada satelit MetOp dan NOAA, dan suhu permukaan laut hasil pencitraan MODIS pada satelit Aqua. Kemudian diolah dan diuji korelasinya secara statistik dengan menggunakan metode korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis spasial dan temporal parameter yang mempengaruhi kejadian upwelling pada WPP 716 adalah suhu permukaan laut, sehingga massa air bergerak dari arah barat menuju timur, dan meningkatkan konsentrasi klorofil-a. Korelasi pearson menunjukkan nilai korelasi klorofil-a lebih tinggi dibandingkan parameter suhu permukaan laut dengan nilai sebesar 0,72. Hasil tangkapan ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) tampak berpengaruh positif dengan nilai korelasi sebesar 0,75.Kata kunci: upwelling, klorofil-a, suhu permukaan laut, Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares), WPP 716
KONDISI KESEHATAN PADANG LAMUN DI PERAIRAN LANTUNG KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Soniya Br Sipayung; Calvyn F.A. Sondak; Veibe Warouw; Joice R. Rimper; Kurniati Kemer; Jane M. Mamuaja; Ferdinand F. Tilaar
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53098

Abstract

Seagrasses are flowering plants (angiosperms) that live on a substrate of sand, muddy sand, and sand mixed with coral fragments. Seagrass beds have an important role both for supports the life of various types of marine biota as well as protein source for the coastal community. The purposes of this study were to find out the types of seagrasses and to assess seagrass bed conditions around Lantung village waters. The line transect quadrat method was using for data collection. Four transects were laid perpendicular from the sea to the shoreline. A 50 x 50 cm frame was used to asstimet seagrass percent cover and laid every ten meters along the transect line. This study found 7 species of seagrass namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila decipiens, and Halophila ovalis. The average value of seagrass percent cover at the location was 66.44% and it was categorized as ‘healthy’. The environmental parameters values were 29.86°C, 29.05‰ and 8.45 for temperature, salinity and pH respectively.Keywords: Lantung, seagrass, health condition, percent coverABSTRAK Lamun adalah tumbuh-tumbuhan berbunga (angiospermae) yang hidup pada substrat pasir, pasir berlumpur, dan pasir bercampur pecahan karang. Padang lamun memiliki peran penting dalam suatu ekosistem perairan dangkal yang menunjang kehidupan beragam jenis biota laut dan lumbung protein bagi masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui jenis-jenis lamun yang ada di lokasi penelitian dan mengkaji kondisi kesehatan padang lamun dengan teknik pengumpulan data mengunakan metode transek kuadran yang ditarik tegak lurus garis pantai, dengan ukuran frame 50x 50 cm. Hasil penelitian di Perairan Lantung, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara ditemukan 7 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila decipiens, dan Halophila ovalis. Nilai rata- rata penutupan lamun pada lokasi penelitian sebesar 66,44% dan di kategorikan sehat. Parameter di Perairan Lantung yaitu suhu, salinitas, pH, dan substrat tergolong baik dengan nilai rata- rata parameter tergolong optimun dan berada pada kisaran baku mutu air laut dan dapat di toleransi lamun dengan nilai suhu 29,86°C, nilai salinitas 29,05‰ dan nilai pH 8,45.Kata kunci: Lantung, lamun, kondisi kesehatan, penutupan
STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN BULUTUI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Rinaldy E. P. Pelafu; Billy Th. Wagey; Carolus P. Paruntu; Sandra O. Tilaar; Agung B. Windarto; Ferdinand F. Tilaar
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.2.2022.54974

Abstract

This research was conducted in the waters of Bulutui, West Likupang District, North Minahasa Regency using the quadrant transect method. The purpose of this study was to determine the structure of the seagrass community found in Bulutui waters which will be the initial data for the preparation of sustainable seagrass management strategies. The results of this study obtained 6 species of seagrass identified in Bulutui waters, namely: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophiila ovalis and Halophila minor, with an average species density value of 2.78 individuals/m2, species frequency 0, 17, species cover 0.17, important value index 300, moderate diversity index 1.55, large/high uniformity index 0.17, and low dominance index 0.27 and environmental factors physic chemical parameter values of Bulutui waters have average : temperature 28,7°C, brightness 3,41m, salinity 32o/oo and degree of acidity (pH) 7. Keywords: Seagrass Community Structure, Species Composition, Bulutui Waters ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di perairan Bulutui, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara dengan menggunakan metode transek kuadran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang terdapat di perairan Bulutui yang akan menjadi data awal untuk penyusunan strategi pengelolaan padang lamun berkelanjutan. Hasil penelitian ini memperoleh 6 jenis lamun yang terindentifikasi di perairan Bulutui yaitu: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophiila ovalis dan Halophila minor, dengan nilai rata-rata kerapatan jenis 2,78 individu/m2, frekuensi jenis 0,17, penutupan jenis 0,17, indeks nilai penting 300, indeks keanekaragaman sedang 1,55, indeks keseragaman besar/tinggi 0,17, dan indeks dominansi rendah 0,27 dan faktor-faktor lingkungan nilai parameter fisika-kimia perairan Bulutui memiliki nilai rata-rata : suhu 28,7°C, kecerahan 3,41m, salinitas 32o/oo dan derajat keasaman (pH) 7. Kata kunci: Struktur Komunitas Lamun, Komposisi Jenis, Perairan Bulutui.