Dailatus Syamsiyah
Arabic Education Study Program Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Material Analysis and Learning Method of Nahwu in the Book of Qawa'id Al-Asasiyyah Li Al-Lughah Al-'Arabiyyah Muhammad Iqbal Zamzami; Dailatus Syamsiyah
al Mahāra: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/almahara.2020.062.06

Abstract

The learning materials are knowledge, behavior, and competence that students must learn to achieve the established standards of competence. A learning method is used as lesson materials presented to students in the class, both individually and in groups. These are essential learning components to discuss, for the right learning methods will make it easier for students to receive the given learning materials. It aims to know the material's content and the methods of learning Nahwu book Qawa 'id Al-Asasiyyah Li Al-Lughah Al-Arabiyyah. The study is a library study (library research), a descriptive-analytical nature, Focusing on the aspects of selection, graduations, presentations, and repetitions in the material presented. The study's result is that the book Qawa 'id Al-Asasiyyah Li Al-Lughah Al-Arabiyyah uses deductive methods in its Nahwu learning methods. From the selection aspect, the book's vocabulary has a purpose to Apply Nahwu to Arabic verse, verse The Quran, and specific themed readings. From the gradations' aspect, in the gradations aspect typology of straight gradations, only a few subchapters use varying shades. As for the aspect of the presentation, the learning representation aspects more on an I 'rab analysis on a fair reading text of a manuscript, a magazine newspaper, a Qur 'an, and so on. Then on the aspect of the rehearsal, using a matter of evaluation tools. There is a supplement of I 'rab to reinforce the subject of qawa'id. Keywords:The learning materials, Nahwu learning method, Book Qawa 'id Al-Asasiyyah Li Al-LughahAl-Arabiyyah. Abstrak Materi pembelajaran merupakan pengetahuan, perilaku, dan kemahiran yang harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Metode pembelajaran dimanfaatkan guru sebagai alat penyajian materi pelajaran kepada siswa di dalam kelas baik secara individu maupun kelompok. Dua hal tersebut merupakan komponen pembelajaran yang penting untuk dibahas, karena metode pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi materi dan metode pembelajaran Nahwu kitab Qawa’id al-Asasiyyah li al-Lughah al-‘Arabiyyah. Jenis penelitian adalah kajian pustaka (library research) yang bersifat deskriptif – analitis, dengan fokus kajian pada aspek seleksi, gradasi, presentasi dan repetisi dalam penyajian materi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kitab Qawa’id al-Asasiyyah li al-Lughah al-‘Arabiyyah menggunakan metode deduktif (qiyasi) dalam metode pembelajaran Nahwunya. Dari aspek seleksi, kosakata kitab memiliki tujuan untuk mengaplikasikan ilmu Nahwu pada syair Arab, ayat Al-Qur’an dan bacaan bertema tertentu. Dari aspek gradasi, secara umum kitab ini menggunakan tipologi gradasi lurus, hanya pada beberapa sub bab menggunakan gradasi putar. Sedangkan dari aspek presentasi, strategi pembelajaran yang digunakan pada kitab lebih berfokus pada analisis i’rab pada sebuah teks bacaan baik berupa naskah, koran majalah, Al-Qur’an, dan lain lain. Kemudian pada aspek repetisi, menggunakan alat evaluasi yang berupa soal-soal dan latihan. Selain berupa soal dan latihan, ada suplemen berupa i’rab untuk menguatkan materi tentang qawa’id. Kata kunci: Materi, Metode Pembelajaran Nahwu, Kitab Qawa’id al-Asasiyyah li al-Lughah al-‘Arabiyyah.
PEREMPUAN DALAM TANTANGAN PENDIDIKAN GLOBAL : KONTRIBUSI KAUM PEREMPUAN DALAM MEWUJUDKAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Dailatus Syamsiyah
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 8, No 2 (2015): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v8i2.965

Abstract

Partisipasi perempuan dalam pendidikan semakin mendapatkan momentumnya melalui indikator GDI (Gender Development Index) yaitu kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam usia harapan hidup, pendidikan dan jumlah pendapatan. Kenyataannya angka partisipasi perempuan dalam pendidikan masih rendah. Sejumlah faktor baik agama, budaya, sosial, politik dan budaya ditengarai menjadi penyebab. Pandangan perempuan yang penting melek huruf perlu diubah dengan meningkatkan kesetaraan akses pendidikan bagi perempuan. Peningkatan persentase pendidikan perempuan di Indonesia pada gilirannya akan dapat meningkatkan pencapaian MDG’s yaitu menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian anak, dan memberantas kemiskinan.The participation of women in education is increasingly gaining its momentum through indicators GDI (Gender Development Index) which is concerning about equality between men and women in life expectancy , education and income amount . In fact the numbers of female participation in education is still low. A number of factors such as religious, cultural, social,and political factors suspected to be the main cause. The views about women’s literacy are important to be changed to improve access to education for women’s equality. The increase in the percentage of female education in Indonesia in turn will be able to improve the achievement of the MDG’s is to reduce maternal mortality, reduce child mortality, and combating poverty.
ANALISIS DESKRIPTIF TEORI PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA Dailatus Syamsiyah
Jurnal Al-Manar Vol 6, No 2 (2017): Desember
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.143 KB) | DOI: 10.36668/jal.v6i2.26

Abstract

The Second Language Acquisition (SLA) is quite difference with the Second Language Learning (SLL). Krashen said that SLA refers to linguistic competence and focuse on linguistic forms which are naturally internalized into the learner. Instead the SLL has an opposite meaning, it is a nurture learning and a result of formal learning situation. The context of SLA is natural while the SLL is formally programmed. Usually people learn language for the sake of achievement motivation, inspite of acquiring language as a communication motivation. SLL focuse on mastering the rules of language while SLA trying to master the skill of communication. This study aims to describe the theories of second language acquisition developed by psychologists as well as linguists such as B.F. Skinner, Noam Chomsky and Stephen D Krashen. These three will give us such wide insight about an empirical concrete aspect as well as an abstract intuitive aspect of second language acquisition.
Konsep Pendidikan Humanistik Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya Terhadap Desain Pembelajaran Bahasa Arab Muhammad Khotibul Umam; Dailatus Syamsiyah
Edulab : Majalah Ilmiah Laboratorium Pendidikan Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Laboratorium Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/edulab.2019.42-04

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang konsep pendidikan humanistik dan merelevansikannya dengan desain pembelajaran bahasa Arab. Jenis penelitian ini adalah penelitian literer (library research) yang bersifat kualitatif dengan metode dokumenter. Teknik analisis data bersifat deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang konsep pendidikan humanistik sangat mungkin untuk direlevansikan dengan desain pembelajaran bahasa Arab. Desain pembelajaran bahasa Arab sudah seharusnya menempatkan peserta didik sebagai individu merdeka yang memiliki potensi untuk kreatif dan berkembang. Meskipun dari segi struktur materi bahasa Arab cenderung behavioristik, yang menempatkan peserta didik sebagai objek yang dituangi pengetahuan tentang ketata bahasaan, namun pilihan metode dalam pembelajaran bisa menyediakan “ruang pembebasan” bagi peserta didik untuk berkembang dan bertumbuh secara merdeka dalam proses belajar dan menguasai Bahasa Arab. Pilihan metode pembelajaran Bahasa yang humanis antara lain Active Learning, Cooperatif Learning, Contextual Teaching Learning, dan pembelajaran Quantum adalah tipologi metode pembelajaran yang membebaskan dan memiliki pijakan esensial yang sangat relevan dengan pemikiran humanistik Ki Hadjar Dewantara. ملخص تـهدف هذه الدراسة إلى معرفة كيف أفكار كياهي هاجر ديوانتارا حول مفهوم التربية الإنسانية و إحياء ذلك مع تصميم تعلم اللغة العربية. هذا النوع من البحث هو بحث نوعي او بحث المكتبة مع أساليب وثائقي. فتقنية تحليل البيانات هي وصفية نوعية. تشير نتائج هذه الدراسة إلى أن أفكار كياهي هاجر ديوانتارا حول مفهوم التعليم الإنساني من المرجح أن تكون ذات صلة بتصميم تعلم اللغة العربية. يجب أن يضع تصميم تعلم اللغة العربية الطلاب كأفراد مستقلين لديهم القدرة على الإبداع والتطور. على الرغم من أن بنية المادة العربية تميل إلى أن تكون سلوكية ، الأمر الذي يجعل الطلاب كأشياء تُسكب معرفة القواعد ، لكن اختيار الأساليب في التعلم يمكن أن يوفر "مساحة تحرير" للطلاب للتطور والنمو بشكل مستقل في عملية التعلم وإتقان اللغة العربية. اختيار أساليب تعلم اللغة التي هي إنسانية تشمل تعلم النشط ، والتعلم التعاوني ، وتعلم المحتوى السياقي ، والتعلم الكم ، هي نماذج من أساليب التعلم التي تحرر ولديها موطئ قدم أساسية لها صلة وثيقة بالتفكير الإنساني لكياهي هجار ديوانتارا. الكلمات الرئيسية: التعليم الإنساني، تصميم تعليم اللغة العربية
Pembelajaran Maharah Lugawiyah Mahasiswa Terintegrasi Empat Maharah di Program Studi Pendidikan Bahasa Arab UIN Raden Mas Said Surakarta Fahmi Syaefudin; Dailatus Syamsiyah; Anisatul Barokah
Muhadasah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol. 5 No. 1 (2023): Muhadasah : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51339/muhad.v5i1.798

Abstract

Bahasa Arab merupakan salah satu Bahasa dunia yang memiliki jumlah penutur tersebar diberbagai negara. Dalam proses perkembanganya Bahasa Arab bukan hanya sebagai Bahasa orang arab, namun menjadi bahasa Agama karena Islam lahir di tanah arab dan Kitab suci orang muslim mengunakan. Penelitian ini membahas tertang upaya yang dilakukan program studi PBA UIN Raden Mas Said Surakarta untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab dengan mengintegrasikan mata kuliah maharah al- lughah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitiannya adalah Prodi PBA UIN Raden Mas Said Surakarta sudah menjalankan model mata kuliah terintegrasi. Model ini menjadi jawaban atas berbagai permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran maharah al-lughah sebelumnya.
Study Of The Basrah And Kuffah Schools In The Book Of Syarh Ibn Aqil: A Comparative Perspective: Kajian Mazhab Basrah dan Kuffah Dalam Kitab Syarh Ibnu Aqil: Perspektif Komparatif Dailatus Syamsiyah; Muhammad Iqbal Zamzami; Izzah Naelun Nikmah; Syahrul Fauzi
al Mahāra: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/almahara.2023.091-05

Abstract

The Alfiyyah book is a book of naḥwu used in various institutions in Indonesia, from Islamic boarding schools to universities. This book is recommended by many scholars, one of which is the book of Syarh Ibn Aqil. This book contains an explanation of Alfiyyah's naẓams in great detail. In addition to explaining the material in naẓams, Ibn Aqil also reviewed various opinions of naḥwu experts. The two significant schools of thought in the development of naḥwu science are often used as a benchmark for comparison, namely the Basrah and Kuffah schools. This study aims to discover the different opinions between these two schools in the book of Syarh Ibn Aqil and the factors that cause the differences. The method used in this research is descriptive qualitative through a literature study using documentation. The results of this study state that these two schools have different views in determining the rules of naḥwu, such as amil who recites multiday, taqdῑmul khabar, taqdῑmul fā‘il, etc. This is based on the different methods used in determining the rules. With the sima‘i method, the Basrah School is more selective in retrieving data. At the same time, Kuffah is more flexible and often uses the qiyas method to determine the rules.The purpose of learning naḥwu in the context of learning Arabic in Indonesia is as a wasῑlah (language learning tool), not as a gayah (final goal). Therefore learning naḥwu in the context of teaching Arabic needs to be done tajdid by looking at the importance of facilitating, simplifying, and reforming naḥwu material. Learning naḥwu should avoid philosophical analysis such as that developed by Basrah and accommodate all Arabic languages as developed by Kufah. Keywords: Schools in Basrah, Kuffah, Ibn Aqil, and Arabic Learning.    AbstrakKitab Alfiyyah merupakan kitab naḥwu yang digunakan berbagai lembaga di Indonesia, mulai dari pesantren hingga perguruan tinggi. Buku ini direkomendasikan oleh banyak ulama, salah satunya adalah kitab Syarh Ibnu Aqil. Buku ini memuat penjelasan tentang nama-nama Alfiyyah dengan sangat detail. Selain menjelaskan materi naẓams, Ibnu Aqil juga mengulas berbagai pendapat dari para ahli naḥwu. Dua mazhab penting dalam perkembangan ilmu naḥwu yang sering dijadikan tolok ukur pembanding, yaitu mazhab Basrah dan Kuffah. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapat antara kedua mazhab tersebut dalam kitab Syarh Ibnu Aqil dan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui studi pustaka dengan menggunakan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kedua mazhab ini memiliki pandangan yang berbeda dalam menentukan aturan naḥwu, seperti amil yang membaca multiday, taqdῑmul khabar, taqdῑmul fā'il, dll. Hal ini didasarkan pada perbedaan metode yang digunakan untuk menentukan aturan. Dengan metode sima'i, Mazhab Basrah lebih selektif dalam pengambilan data. Sedangkan Kuffah lebih fleksibel dan sering menggunakan metode qiyas untuk menentukan aturannya. Tujuan pembelajaran naḥwu dalam konteks pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah sebagai wasῑlah (alat pembelajaran bahasa), bukan sebagai gayah (tujuan akhir). ). Oleh karena itu pembelajaran naḥwu dalam konteks pengajaran bahasa Arab perlu dilakukan secara tajdid dengan melihat pentingnya kemudahan, penyederhanaan, dan pembenahan materi naḥwu. Pembelajaran naḥwu harus menghindari analisis filosofis seperti yang dikembangkan oleh Basrah dan mengakomodasi semua bahasa Arab seperti yang dikembangkan oleh Kufah. Kata kunci : Kajian Madzhab Basrah, Kuffah, Ibnu Aqil, Pembelajaran Bahasa Arab