Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Potential of Seaweed Gracilaria sp. as An Organic Waste Bioremediation Agent. Khusnul Khatimah; Andi Sompa; Haerunnisa Haerunnisa; St Zaenab
International Journal of Applied Biology Vol. 7 No. 1 (2023): International Journal of Applied Biology
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/ijab.v7i1.25336

Abstract

Increased fishing and agricultural activities trigger eutrophication events in marine waters. Excessive availability of nutrients can cause changes in the composition of community structures in marine ecosystems. Therefore an effort is needed to mitigate the eutrophication process in coastal and marine areas by increasing the nutrient partition coefficient in compartments that can absorb or consume these nutrients such as macroalgae or seaweed. The aim of this study was to determine the absorption capacity of nutrients (N and P) from Gracilaria sp. Seaweed as a mitigating agent for eutrophication in waters. This research was conducted in October–November 2018 in a controlled manner at the PUI-P2RL Wet Laboratory, Hasanuddin University. Seaweed maintenance media is intensive pond wastewater that has gone through a filtering and sterilization process. The results showed that Gracilaria sp. able to absorb nutrients in the form of NH3, NO2 , NO3 and PO4. Gracilaria sp. able to reduce NO3 by 0.840 ± 0.065 μg/l/day, NO2 by 2.100 ± 0.609 μg/l/day, NH3 by 1.506 ± 0.204 μg/l/day and PO4 by 8.756 ± 2.785 μg/l/day.
Analisis Pola Distribusi Dan Penetapan Harga Hasil Tangkapan Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Labuang Maros Soraya Ramadani; Jasmani Ghadi; Khusnul Khatimah
FISHIANA Journal of Marine and Fisheries Vol. 2 No. 2 (2023): November
Publisher : Fakultas Perikanan UCM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61169/fishiana.v2i2.73

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola distribusi hasil tangkapan ikan pada tiga musim penangkapan di Pangkalan Pendaratan Ikan Labuang, penetapan harga hasil tangkapan ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Labuang, dan faktor apa saja yang mempengaruhi distribusi ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Labuang. Pengambilan sampel penelitian ini adalah nelayan,pedagang pengumpul, pedagang perantara, dan pedagang eceran di pangkalan pendaratan ikan Labuang Kelurahan Pattuadae Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. Untuk mengolah data, digunakan analisis deskriptif kualitatif, rumus penetapan harga Margin, dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola distribusi ada dua saluran yaitu: Nelayan - Pedagang Pengumpul - Pedagang Perantara - Pedagang Pengecer - Konsumen 2. Nelayan - Pedagang Pengumpul - Pedagang Perantara - Konsumen Penentuan pengambilan keuntungan ditentukan oleh pedagang dan bersifat tidak menentu. Nilai keuntungan tersebut merupakan nilai maksimal yang ditentukan pedagang. Nilai keuntungan dapat berubah sesuai dengan transaksi pasar yang memungkinkan terjadinya tawar menawar. Faktor distribusi harga jual ikan (X1), jumlah tangkapan (X2), biayal (X3), lembaga pemasaran, permintaan konsumen dan musim berpengaruh nyata terhadap jumlah ikan yang terjual pada α = 0,05 (T-tabel = 1,68).
Efektivitas Tepung Daun Mangrove untuk Mengendalikan Penyakit Vibriosis pada Larva Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Arifah, Sitti; Amrullah; Wahidah; Ardiansyah; Khatimah, Khusnul
Jurnal Galung Tropika Vol 13 No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v13i2.1243

Abstract

Shrimp production in several Asian countries, including Indonesia, accounts for more than 85% of world production, thus control of shrimp larval diseases must be strengthened to increase production. This study aimed to test the effectiveness of mangrove leaves, Rhizopora sp, in controlling larval vibriosis of the vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei). The study began with in vitro tests to evaluate the antimicrobial activity of mangrove leaf flour against Vibrio sp bacteria at doses of 400, 500, 600, 700, 800, 900, 1000 mg/L, 5% amoxicillin antibiotic (K+) and without mangrove flour (K). In the in vivo test, vannamei shrimp larvae (mysis-3) were immersed in a solution containing mangrove leaf flour with the three best doses of in vitro test results; 800, 900, and 1000 mg/L water, plus K-, for 15 minutes according to the treatment dose and maintained for 8 days before being challenged with Vibrio spp. The parameters observed were total hemocyte count (THC), differential hemocyte count (DHC), and survival rate (SR), which were observed on days 1 and 8, respectively, with the SR parameter observed on day 7 following the challenge test. The results showed that the Mangrove leaf diet at 800 and 900 mg/L significantly improved larval resistance to the pathogen V. harveyi (P < 0.05). The high resistance was triggered by THC immunological response and the high proportion of semi-granular and hyaline at doses of 800 and 900 mg/L (P<0.05). Mangrove leaf powder can therefore suppress vibriosis disease in vanamei shrimp larvae using the immersion method at 800 and 900 mg/L concentrations.
Analisis Kualitas Perairan Laut di Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap Punagaya Jeneponto Khusnul, Khatimah; Hildayani, Hildayani
FISHIANA Journal of Marine and Fisheries Vol. 3 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Fakultas Perikanan UCM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61169/fishiana.v3i3.93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air di perairan sekitar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Punagaya Kabupaten Jeneponto dalam kaitannya dengan tingkat pencemaran laut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2021 - November 2022. Pengambilan data penelitian dilakukan setiap 6 bulan sekali selama 4 semester (Mei 2021, November 2021, Mei 2022, dan November 2022) yang terdiri dari 4 stasiun penelitian. Parameter fisika, kimia dan biologi perairan diukur secara in-situ dan ex-situ. Pengukuran parameter suhu, kecerahan, salinitas, dan pH dilakukan secara langsung (in-situ) di lapangan sedangkan parameter DO, BOD, dan total bakteri coliform dilakukan secara ex-situ dengan mengambil sampel air untuk dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua parameter kualitas air yang diukur di setiap stasiun penelitian masih berada dalam ambang batas perairan.