Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Medicinal Plant Used by Indigenous People Namely Suku Anak Dalam (SAD) in Nyogan Village Jambi Province Upik Yelianti; Muswita Muswita; Dara Mutiara Aswan
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 2 (2023): February
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i2.1008

Abstract

Medicinal plants have long been known and used by the people of Indonesia and are still used today because they rarely cause side effects. One community that still uses plants as traditional medicine is the Suku Anak Dalam (Anak Dalam Tribe) (SAD) which lives in Nyogan Village, Mestong District, Jambi. As a result of the land use change in Jambi, where the forest has shifted to oil palm plantations, the forest as a habitat for medicinal plants is also decreasing, and there is even a concern that there will be a loss of germplasm. This research aimed to find out medicinal plants used by SAD in traditional medicine. This research is qualitative research with in-depth interviews and observation to collect data. The results showed that there were about 17 plants used as traditional medicine by SAD in Nyogan Village. Of the 17 plant species, four plant species were classified rare, namely Mampat wood (Cratoxylum arborescens (Vahl.) Blume), Putat wood (Planchonia valida [B.]), Brumbung wood (Adina minutiflora Val; Pertusadina spp), Bulian wood (Eusideroxylon zwageri L.). The parts of the plant that are often used for traditional medicine are bark, leaves, and plant roots, as internal medicine (oral) and external medicine. The results of this research provide an overview of medicinal plants that are still used by SAD so that they can be preserved in the future
Workshop Model Pembelajaran Untuk Kurikulum Merdeka Bagi Guru SMAN 1 Tanjung Jabung Barat Harlis Harlis; Dara Mutiara Aswan; Evita Anggereini; Upik Yelianti; Retni S. Budiarti
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 3 No. 2 (2023): Journal Of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v3i2.215

Abstract

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuat kebijakan baru dalam pengembangan kurikulum untuk pendidikan dasar yaitu dengan mengembangkan Kurikulum Merdeka. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru, karena guru merupakan elemen pendidikan yang paling dekat dengan peserta didik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika ingin meningkatkan mutu pendidikan, maka mutu guru juga harus ditingkatkan. Guru harus kreatif dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didiknya. Diantara cara yang dapat digunakan oleh guru dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna adalah dengan mengimplementasikan model pembelajaran yang dianjurkan untuk Kurikulum Merdeka. Namun, pada kenyataannya proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah masih berpusat pada guru sehingga peran peserta didik hanya menjadi penerima pengatahuan. Untuk mengatasi kendala tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Jambi menawarkan solusi dengan memberikan pelatihan atau workshop model pembelajaran untuk Kurikulum Merdeka. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adala memberikan pelatihan mengenai model pembelajaran yang dapat diimplementasikan guru dalam penerapan kurikulum merdeka dan melakukan pendampingan dalam merancang dan mengembangkan perencanaan pembelajaran dan asesmen yang sesuai. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan guru dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan model pembelajaran dalam penerapan kurikulum merdeka
Medicinal Plant Used by Indigenous People Namely Suku Anak Dalam (SAD) in Nyogan Village Jambi Province Upik Yelianti; Muswita Muswita; Dara Mutiara Aswan
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 9 No. 2 (2023): February
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i2.1008

Abstract

Medicinal plants have long been known and used by the people of Indonesia and are still used today because they rarely cause side effects. One community that still uses plants as traditional medicine is the Suku Anak Dalam (Anak Dalam Tribe) (SAD) which lives in Nyogan Village, Mestong District, Jambi. As a result of the land use change in Jambi, where the forest has shifted to oil palm plantations, the forest as a habitat for medicinal plants is also decreasing, and there is even a concern that there will be a loss of germplasm. This research aimed to find out medicinal plants used by SAD in traditional medicine. This research is qualitative research with in-depth interviews and observation to collect data. The results showed that there were about 17 plants used as traditional medicine by SAD in Nyogan Village. Of the 17 plant species, four plant species were classified rare, namely Mampat wood (Cratoxylum arborescens (Vahl.) Blume), Putat wood (Planchonia valida [B.]), Brumbung wood (Adina minutiflora Val; Pertusadina spp), Bulian wood (Eusideroxylon zwageri L.). The parts of the plant that are often used for traditional medicine are bark, leaves, and plant roots, as internal medicine (oral) and external medicine. The results of this research provide an overview of medicinal plants that are still used by SAD so that they can be preserved in the future