Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 MUNTOK TAHUN 2019 Taufik Kurrohman
JURNAL SMART ANKes Vol. 3 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat STIKES Abdi Nusa Pangkalpinang (Juni 2019)
Publisher : Biro Riset, Inovasi dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.373 KB) | DOI: 10.52120/jsa.v3i1.21

Abstract

Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan.Data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2013) dalam Todoho (2014), menunjukkan bahwa sebagaian besar 68% perempuan di Indonesia yang berusia 10–59 tahun melaporkan menstruasi teratur dan 13,7% mengalami masalah siklus menstruasi yang tidak teratur dalam satu tahun terakhir. Dari tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan siklus menstruasi pada siswa putri di SMA Negeri 1 Muntok. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh Siswa Putri SMA Negeri 1 Muntok yang berjumlah 296 orang dengan jumlah sampel 83 responden. Data diperoleh dengan cara wawancara melalui kuesioner, kemudian diuji dengan chi – square, analisa Univariat dan Bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang ada hubungan dengan perubahan siklus menstruasi adalah Sumber Informasi dengan nilai P = 0,001 dan Dukungan Orang Tua dengan nilai P = 0,008, Faktor-faktor yang tidak berhubungan Pengetahuan dengan nilai P = 0,102, yang paling dominan Sumber Informasi dengan nilai POR = 8,667. Untuk Guru SMA Negeri 1 Muntok khususnya guru yang memberikan pelajaran tentang reproduksi untuk selalu memberikan wawasan dan penyuluhan tentang perubahan siklus menstruasi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN IVA PADA WANITA USIA SUBUR 30-50 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SELINDUNG KOTA PANGKALPINANG Taufik Kurrohman
JURNAL SMART ANKes Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat STIKES Abdi Nusa Pangkalpinang (Juni 2020)
Publisher : Biro Riset, Inovasi dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.076 KB) | DOI: 10.52120/jsa.v4i1.28

Abstract

PHBS IVA adalah suatu metode untuk mendeteksi secara dini lesi pra kanker dengan menggunakan kapas lidi yang telah dicelupkan ke dalam asam cuka atau asam asetat dengan konsentrasi 3-5% yang nantinya akan dioleskan pada vagina tepatnya pada daerah portio dengan teknik pengolesan searah jarum jam. Berdasarkan data dari Puskesmas Selindung jumlah wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA pada tahun 2016 sejumlah 106 orang (13,15%), pada tahun 2017 sejumlah 248 orang (20,4%) dan tahun 2018 sejumlah 500 orang (41,1%). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan IVA pada wanita usia subur 30-50 tahun di wilayah kerja Puskesmas Selindung Kota Pangkalpinang. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunkan uji chi-square test dengan analisa univariat dan bivariat, teknik pengambilan sampel secara lottery technique, serta pengambilan datanya menggunakan teknik wawancara dengan menggunakan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah semua wanita usia subur 30-50 tahun yang berada di Puskesmas Selindung berjumlah 1.217 orang. Jumlah sampel minimal pada penelitian ini berjumlah 103 responden. Hasil penelitian menujukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap (p=0,000), pengetahuan (p=0,000), promosi kesehatan (p=0,000), dan dukungan suami (p=0,000). Faktor–faktor yang tidak berhubungan dengan pemeriksaan IVA adalah adalah pekerjaan (p=0,428). Faktor yang paling dominan dengan pemeriksaan IVA adalah pengetahuan (p=0,000, POR = 6,505). Rekomendasi dari penelitian ini adalah diharapkan kepada Puskesmas Selindung meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang IVA dengan cara memberikan promosi kesehatan melalui brosur, leaflet dan pamflet.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) PADA AKSEPTOR KB AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR BARA KABUPATEN BANGKA SELATAN Taufik Kurrohman
JURNAL SMART ANKes Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat STIKES Abdi Nusa Pangkalpinang (Desember 201
Publisher : Biro Riset, Inovasi dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.493 KB) | DOI: 10.52120/jsa.v3i2.29

Abstract

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan kontrasepsi yang sangat efektif, mencakup durasi yang panjang dan bekerja hingga 10 tahun. di Wilayah Kerja Puskesmas Air Bara didapatkan yang menggunakan MKJP sebanyak 50 orang (3,3%) terdiri atas: Implant 43 orang (2,8%), IUD 3 orang (0,2%), Medis Operasi Wanita (MOW) 3 orang (0,2%), Medis Operasi Pria 1 orang (0,1%) sedangkan alat kontrasepsi yang lain yaitu : kondom 6 orang (0,4%), Suntik 830 orang (54,0%), Pil 654 orang (42,3%), Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Air Bara tahun 2018. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan metode case control, subyek penelitian ini adalah akseptor KB aktif dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang terdiri dari 50 kasus dan 50 kontrol. Data dikumpulkan dengan bantuan kuesioner serta wawancara langsung dengan akseptor KB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Air Bara Kabupaten Bangka Selatan tahun 2018 yaitu pengetahuan (p=0,028), sikap (p=0,015), pendapatan (p=0,005), sumber informasi (p=0,002) dan dukungan suami (p=0,036)sedangkan faktor yang dominan adalah Sumber Informasi (OR=4,030). Diharapkan kepada Puskesmas Air Bara agar meningkatkan koordinasi dengan petugas kesehatan di desa (Bidan Desa) dan meningkatkan penyuluhan, baik di lapangan maupun di Puskesmas agar akseptor kb aktif merasa lebih yakin menggunakan kontrasepsi yang mereka inginkan dan memberikan penyuluhan kepada suami ibu yang di wilayah Air Bara agar mau memberikan dukungan kepada isteri dalam memilih alat kontarsespsi jangka panjang.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Dismenorea Primer pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Perguruan Tinggi Syifa Safitri; Taufik Kurrohman; Mohammad Edi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 5 (2024): Oktober 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i5.3452

Abstract

Kesehatan reproduksi remaja dimulai sejak usia remaja ditandai dengan mengalami menstruasi yang pertama kalinya. Berbagai permasalahan muncul pada saat menstruasi yang dikeluhkan oleh perempuan, seperti dismenore. Dismenorea dapat merugikan serta mempunyai dampak yang besar. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya dismenorea primer pada mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi. Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi terdiri dari seluruh mahasiswa semester akhir yang ada di perguruan tinggi ISB Atma Luhur, Universitas Anak Bangsa dan Universitas Pertiba Kota Pangkalpinang berjumlah 260 orang. Sampel mahasiswa perempuan semester akhir di Universitas Anak Bangsa sebanyak 50%, Universitas Pertiba sebanyak 25% dan ISB Atma Luhur sebanyak 25% dari populasi dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pertanyaan tertutup yang telah dilakukan uji validitas & reliabilitas. Data dianalisis secara univariat dan bivariat mengunakan uji chi square. Hasil uji statistik Chi-square terdapat hubungan antara riwayat keluarga (p = 0,000), makanan cepat saji (p = 0,000) serta tidak ada hubungan usia menarche (p = 0,956), lama menstruasi (p = 0,408) dengan terjadinya dismenorea primer pada mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi. Kesimpulan terdapat hubungan antara riwayat keluarga dan makanan cepat saji dengan terjadinya dismenorea primer pada mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi.
Hubungan antara Dukungan Petugas KB dan Dukungan Suami dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Pil Taufik Kurrohman; Maria Septiana; Ana Sapitri
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 13 No 1 (2023): Jurnal Kebidanan : Jurnal Ilmu Kesehatan Budi Mulia
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.687 KB) | DOI: 10.35325/kebidanan.v13i1.354

Abstract

Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021, pemakaian cara/ alat KB di Indonesia sebesar 57,4% di antara penggunaan KB modern tersebut, sebagian besar masih sedikit yang menggunakan cara KB pil (15,8%), dan merupakan penyumbang terbesar pada kelompok Non MKJP dan jenis hormonal. Data dari Puskesmas Cambai Kota Prabumulih menunjukkan jumlah KB aktif yang memakai alat kontrasepsi pil dari tahun 2020 sampai 2022 mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antra dukungan petugas KB dan dukungan suami dengan pemilihan metode kontrasepsi pil. Variabel independen pada penelitian ini adalah dukungan petugas KB, dan dukungan suami dihubungkan dengan pemilihan metode kontrasepsi pil diwilayah kerja Puskesmas cambai Kota Prabumulih. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain cross sectional. Dilakukan selama satu semester, Populasi penelitian semua PUS aktif diwilayah kerja Puskesmas cambai berjumlah 1.654 orang dengan sampel 94. Hasil penelitian ini menunjukkan diketahuinya ada hubungan yang bermakna yaitu variabel dukungan petugas KB dengan p Value = 0,016, sedang kan variabel yang tidak berhubungan adalah dukungan suami dengan p Value= 0,248. Rekomendasi pada penelitian ini adalah kepada petugas KB dapat membuat perencanaan program dalam hal peningkatan peran serta masyarakat dalam program KB secara berkesinambungan, melalui promosi kesehatan antara lain : penyuluhan mengenai program KB , pemberian poster atau brosur tentang KB