Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

DETERMINAN EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DAERAH PERKOTAAN: STUDI RETROSPEKTIF SUTRIYAWAN, AGUNG; ABA, MATHEUS; HABIBI, JULIUS
Journal of Nursing and Public Health Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v8i2.1173

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama DBD memiliki pola hidup di daerah panas sehingga penyakit ini berkembang di perkotaan daripada di perdesaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan determinan epidemiologi dan kejadian DBD. Ini adalah studi kasus-kontrol. Jumlah sampel sebanyak 434 responden. Sampel kontrol diambil berdasarkan beberapa kriteria: 1) usia responden maksimal 5 tahun dari usia kelompok kasus, sampel kontrol yang dipilih adalah tetangga kelompok kasus. Data diperoleh berdasarkan hasil observasi dan penyebaran kuesioner kepada responden. Faktor risiko dianalisis menggunakan uji chi-square, untuk menentukan besarnya risiko menggunakan Odds ratio (OR). Setelah itu, analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ganda. Variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah sikap (0,000), 2,9 (1,7-4,8), pemberantasan sarang nyamuk (0,001), 2,3 (1,4-3,8), penggunaan obat nyamuk (0,004), 2,0 (1,2-3,2), penggunaan kelambu (0,000), 2,7 (1,7-4,5), jentik nyamuk (0,000), 4,1 (2,5-6,7) , kepadatan hunian (0,043), 1,6 (1,0-2,6), pemantauan jentik berkala (0,006), 1,9 (1,2-3,1), fogging (0,001), 2,2 (1,3-3,7), larvasida (0,000), 2,5 (1,5-4,1), dan pendidikan DBD (0,000), 4,0 (2,4-6,6). Determinan epidemiologi yang paling dominan dari kejadian DBD adalah jentik nyamuk. Orang yang tinggal dirumah yang terdapat jentik nyamuk memiliki peluang 4,1 kali lipat untuk terjangkit DBD.
Keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) Irwan Ashari; Taufik Kurrohman; Matheus Aba; Endang Surjati; Efendi Efendi
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i1.9257

Abstract

Background: The incidence of dengue fever in the City of Bandung is still a problem that must be resolved immediately. Efforts to eradicate mosquito nests are one of the most effective ways to reduce disease transmission. Eradication can be carried out from mosquitoes still in the form of larvae.Purpose: To determine the relationship between the presence of aedes aegypti mosquito larvae with the incidence of dengue haemorrhagic fever.Method: A cross-sectional study was conducted in the working area of Puter Health Centre. The research sample was taken using the stratified random sampling technique, which was 63 respondents. The instrument in this study was to use a checklist sheet using the observation method. Data analysis using chi-square test.Results: Most of the houses observed did not have mosquito larvae, of 63.5 per cent, and most did not suffer from dengue haemorrhagic fever, which was 82.5 per cent. There is a relationship between the presence of mosquito larvae and the incidence of dengue haemorrhagic fever.Conclusion: People who live in homes with mosquito larvae are 6.5 times more likely to suffer from dengue haemorrhagic fever compared to people who live in homes where there are no mosquito larvae.Suggestion: To the Public Health Centre to optimize larva monitor cadres to carry out monitoring every week at people's homes.Keywords: Dengue hemorrhagic fever; Larvae; Aedes aegyptiPendahuluan: Kejadian demam berdarah di Kota Bandung masih menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan. Upaya pemberantasan sarang nyamuk adalah salah satu cara yang cukup efektif dalam menekan penularan penyakit. Pemberantasan dapat dilakukan dari nyamuk masih dalam bentuk larva atau jentik.Tujuan: Untuk mengetahui keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti dengan kejadian demam berdarah dengue.Metode: Penelitian cross sectional dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Puter. Sampel penelitian diambil dengan teknik stratified random sampling yaitu sebanyak 63 responden. Instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar checklist dengan menggunakan metode observasi. Analisis data menggunakan uji chi square.Hasil: Sebagian besar rumah yang di observasi tidak terdapat jentik nyamuk yaitu 63,5 persen, dan sebagian besar tidak menderita demam berdarah dengue yaitu 82,5 persen. Ada hubungan antara keberadaan jentik nyamuk dengan kejadian demam berdarah dengue.Simpulan: Orang yang tinggal di rumah yang terdapat jentik nyamuk berpeluang 6,5 kali menderita demam berdarah dengue dibandingkan dengan orang yang tinggal di rumah yang tidak terdapat jentik nyamuk.Saran: Kepada pihak Puskesmas agar mengoptimalkan kader jumantik untuk melakukan monitoring setiap minggu ke rumah-rumah masyarakat. 
Pengaruh edukasi “CERDIK” terhadap pengetahuan pra lansia tentang hipertensi Matheus Aba; Devin Mahendika; Noor Diah Erlinawati; Ana Faizah; Erik Hidayat
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i2.9898

Abstract

Background: Hypertension or high blood pressure is a medical condition that continues to increase significantly and is one of the leading causes of death. One of the efforts to prevent hypertension is to increase knowledge.Purpose: To determine the effect of CERDIK education on pre-elderly knowledge about hypertension.Method: A non-equivalent control group. The location of this research is Mengger Community Health Center, Bandung City. The number of samples in this study was 25 participants for each group. The statistical tests used are paired t-test and t-independent test.Results: The results showed that there was a difference in the average knowledge before and after in the intervention group (p = 0.000), and there was a difference in the average knowledge in the comparison group (p = 0.000). There was no effect of ingenious education with posters on pre-elderly knowledge about hypertension (p = 0.496).Conclusion: Pre-elderly knowledge about hypertension is still not effectively improved using CERDIK education using posters.Suggestion: It is recommended to Public Health continue to provide information about hypertension to the public which can be applied in daily activities to prevent hypertension.Keywords: Hypertension; Education; CERDIK; Poster.Pendahuluan: Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis yang secara signifikan terus meningkat dan termasuk ke dalam salah satu penyebab utama kematian. Salah satu upaya pencegahan hipertensi adalah dengan meningkatkan pengetahuan.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh edukasi CERDIK terhadap pengetahuan pra lansia tentang hipertensi.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group. Lokasi penelitian ini di Puskesmas Mengger Kota Bandung. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 partisipan untuk masing-masing kelompok. Uji statistik yang digunakan adalah uji paired t-test  dan uji t-independen.Hasil: Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi (p=0,000), ada perbedaan rata-rata pengetahuan pada kelompok pembanding (p=0,000). Tidak ada pengaruh edukasi cerdik dengan poster terhadap pengetahuan pra lansia tentang hipertensi (p=0,496).Simpulan: Pengetahuan pra lansia tentang hipertensi masih belum efektif di tingkatkan menggunakan edukasi CERDIK menggunakan poster.Saran: Disarankan kepada pihak Puskesmas untuk terus memberikan informasi tentang hipertensi kepada masyarakat dan dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari guna mencegah terjadinya hipertensi.
Pengaruh merokok dengan kejadian hipertensi pada usia produktif Riski Dwi Prameswari; Herlina Lidiyawati; Haidir Syafrullah; Matheus Aba; Dzul Akmal
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 5 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i5.12003

Abstract

Background: The prevalence of hypertension in West Java ranks second nationally, while Bandung City with a prevalence of 36.79%.Purpose: To determine the relationship between smoking behaviour and the incidence of hypertension in productive age.Method: The research design used was cross sectional. The population in this study was all patients recorded in the report register at the Garuda Health Center. The sample in this study was 86 respondents. Samples are taken using a simple random technique. The instruments used are questionnaires and observation sheets. The statistical test used is chi square.Results: A relationship between smoking behaviour and the incidence of hypertension (p= 0.014, = 3.445 (1.370-8.662)).Conclusion: The chances of someone who smokes to develop hypertension are 3 times greater.Suggestion: It is recommended to health workers to educate the public to pay attention to lifestyle, the main thing is to reduce smoking for smokers and efforts to prevent smoking in adolescents.Keywords: Behavior; Hypertension; Smoking Pendahuluan: Prevalensi kejadian hipertensi di Jawa Barat menempati posisi kedua secara nasional, sedangkan Kota Bandung dengan prevalensi sebesar 36,79%.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi pada usia produktif.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang tercatat dalam register laporan di Puskesmas Garuda. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 86 responden. Sampel diambil menggunakan teknik acak sederhana. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi. Uji statistik yang digunakan adalah chi square.Hasil: Didapatkan adanya hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi (p=0,014, POR=3,445 (1,370-8,662)).Simpulan: Peluang seseorang yang merokok untuk mengalami hipertensi sebesar 3 kali lebih besar.Saran: Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan edukasi kepada masyarakat untuk memperhatikan gaya hidup utamanya adalah mengurangi merokok bagi para perokok dan upaya pencegahan merokok pada remaja.  
Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku kepala keluarga terhadap pemberantasan sarang nyamuk Wahyudi Wahyudi; Riski Dwi Prameswari; Indra Surya Permana; Devin Mahendika; Matheus Aba
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 3 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i3.10282

Abstract

Background: Bandung City is a dengue-endemic city and one of the cities with the highest morbidity rate in Indonesia. Human behavior contributes greatly in controlling these mosquito breeding sites and reducing the number of mosquito populations.Purpose: To determine the level of knowledge, attitude, and behavior of head of household about mosquito nest eradicationMethod: The study design was cross-sectional and conducted at the Public health Center Ujungberung. Samples of 47 heads of household were taken using purposive sampling techniques with inclusion criteria: aged 18-60 years. The instrument used is a questionnaire, and data analysis using a chi-square test.Results: The variable that was significantly related to mosquito nest eradication behavior (p = 0.024). POR=5.6, good knowledge heads of households are 5.6 times more likely to engage in mosquito nest eradication behavior. The attitude (p = 0.001). POR=11.4, of heads of household who have a supportive attitude, are 11.4 times more likely to engage in the behavior of mosquito nest eradication.Conclusion: Lack of knowledge and poor attitude f the head of the household can cause bad behavior of the head of the household about mosquito nest eradicationSuggestion: It is also recommended that regular health education programs to promote and promote mosquito nest eradication activities as a control vector for dengue transmission.Keywords: Eradication of Mosquito Nests; Dengue; Knowledge; Attitude; Behaviour.Pendahuluan: Kota Bandung merupakan kota endemik dengue dan salah satu Kota dengan angka keterjangkitan tertinggi di Indonesia. Perilaku dan pola hidup manusia berkontribusi besar dalam pengendalian perkembangbiakan yang dapat mengurangi jumlah populasi nyamuk.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk.Metode: Desain studi adalah cross-sectional dilakukan di Puskesmas Ujungberung. Sampel sebanyak 47 kepala keluarga diambil menggunakan Teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi: berumur 18-60 tahun tanpa riwayat penyakit mental, dan tinggal menetap di wilayah kerja Puskesmas Ujungberung. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi-square.Hasil: Variabel yang berhubungan signifikan dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk adalah pengetahuan (p=0,024). POR=5,6, kepala keluarga yang berpengetahuan baik berpeluang 5,6 kali melakukan perilaku PSN dibandingkan dengan kepala keluarga yang memiliki pengetahuan kurang. Sikap berhubungan dengan pemberantasan sarang nyamuk (p=0,001). POR=11,4, kepala keluarga yang memiliki sikap mendukung berpeluang 11,4 kali melakukan perilaku PSN dibandingkan dengan kepala keluarga yang memiliki sikap kurang mendukung.Simpulan: Berprilaku yang buruk terhadap pemberantasan sarang nyamuk dapat disebabkan kurangnya pengetahuan dan didukung oleh sikap kepala keluarga yang negatif.Saran:Direkomendasikan juga agar program pendidikan kesehatan secara rutin kepada masyarakat dan menggalakkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk sebagai pengendalian vector penularan dengue. 
The Influence of the Leadership Style of the Head of Panca Health Center on Employee Performance in 2023 Dewi, Dea kusumawati; Zaelani, Ahmad; Aba, Matheus
PROMOTOR Vol. 7 No. 1 (2024): FEBRUARI
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v7i1.473

Abstract

The development of an agency is the task of a leader to make it happen. personal power and follower involvement in the problem-solving and decision-making process. Decision making and problem solving are not centered on the leader. Leaders must be able to influence their employees to be responsible in completing their work. The aim of this research is to identify the influence of leadership style on employee performance at the Panca Health Center. The design of this research is cross sectional. The population of this study was 39 Panca Health Center employees, the sampling technique was total sampling. The sample in this research was 39 Panca Health Center employees. The results of the crosstabs test using SPSS 25.0 showed that the application of leadership style at the Panca Community Health Center was more dominant using a democratic leadership style. From these results it can be seen that respondents with performance in the moderate category stated a leadership style in the high category more than the leadership style in the high category, namely 16 (41 %) respondents. And the results of the correlation coefficient test are 0.815, then for significant results the t test and f test are carried out, namely 0.000 < 0.005, which means this shows that H0 is rejected and H1 is accepted. Shows that democratic leadership style has a significant effect on employee performance. So it can be concluded that the better the leadership implemented by the head of the community health center, the more the quality and quantity of employee performance at the Panca Community Health Center will increase. In advancing an agency, cooperation between leaders and employees is needed. Leaders must be able to understand the character of employees and the conditions they face in order to create an effective leadership style. Implementing an effective leadership style can improve the quality and quantity of employee performance
Penyuluhan Pentingnya Perilaku Hidup Bersih Sehat Dalam Mencegah Demam Berdarah (DBD) dan Kerja Bakti Membersihkan Lingkungan di Alun-Alun Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung 2025 Zaelani, Ahmad; Fidzikri, Nanda Berliana Tania; Purba, Sulastri; Aba, Matheus; Anggraeni, Ari; Kuraesin, Siti; Widiansyah, Wiwid
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Kesehatan untuk Masyarakat Vol 2, No 3 (2024): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Kesehatan Untuk Masyarakat
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jppkm.v2i3.5654

Abstract

Musim yang tidak menentu dan mengkibatkan hujan di wilayah Indonesia penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkatkan potensi penyaki tersebut. Kabupaten bandung menjadi penyumbang tetnggi angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) teratat 29 kasus kematian, Sehingga perlunya edukasi terhadap masyarakat sekitar tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) serta pertolongan pertama terhadap penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dengan membuka saluran komunikasi, memberikan informasi dan pendidikan untuk membantu masyarakat mengenali dan memecahkan masalah sendiri. Tingginya angka kejadian DBD yaitu kepadatan penduduk, kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan dan pendidikan masyarakat, tertinggalnya informasi, Salah satu upaya pemberantasan penyakit DBD adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui penyuluhan dan edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat dan cara 3M plus yang dilakukan di Alun-alun kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung tahun 2025. Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan kesadaran para masyarakat, pedagang dan pengunjung dalam menjaga kebersihan lingkungan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada bulan Januari di Alun-Alun Ciparay. Kata Kunci: Perilaku hidup bersih sehat, Demam Berdarah, Penyuluhan.
Hubungan Pengetahuan Kader tentang Posyandu terhadap Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Baleendah Periode September-November 20242024 Zaelani, Ahmad; Syafriyanti, Willyana; Fidzikri, Nanda Berliana Tania; Ruhayati, Ratih; Aba, Matheus; Mayren, Naency; Manik, Tri Arini Puspa
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 1 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i1.18428

Abstract

The development of the health sector in Indonesia, particularly in healthcare services, is a process that cannot be separated from active community participation. One of the strategies implemented by the government in the health sector is through the Integrated Service Post (Posyandu). Posyandu is a form of Community-Based Health Effort (UKBM) organized by, from, for, and with the community. Each activity within Posyandu is carried out and managed by volunteers (kaders) with technical assistance from healthcare workers. Kaders play a strategic role as the main element in Posyandu operations. Their active participation is a crucial factor in ensuring the sustainability and development of Posyandu so that it continues to function optimally. This study employs a quantitative approach with a cross-sectional research design, where the independent variable analyzed is the knowledge level of kaders about Posyandu, while the dependent variable examined is the level of kader participation in Posyandu activities. The sampling technique used in this study is accidental sampling, with a total of 76 Posyandu kaders as respondents. To analyze the collected data, univariate and bivariate analyses were used, with the chi-square test applied to assess the relationship between variables. The study results indicate that out of the 76 Posyandu kaders surveyed, 42 (55.3%) had good knowledge, 32 (42%) had moderate knowledge, and 10 (13.2%) had poor knowledge about Posyandu. Regarding kader participation, 47 (61.8%) were actively involved in Posyandu activities, while 29 (38.2%) were not active. Bivariate analysis revealed a significant relationship between the level of kader knowledge about Posyandu and their level of participation in Posyandu activities in Baleendah Subdistrict. Therefore, to continuously improve kader knowledge, structured training and coaching sessions should be conducted by local health center (Puskesmas) personnel. Additionally, periodic knowledge refreshment or "refreshing" sessions on relevant Posyandu-related topics are essential to maintain and enhance the quality of services provided.
HUBUNGAN PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA UMUR 24-59 BULAN ABA, MATHEUS
Journal Of Midwifery Vol 13 No 1 (2025)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Stunting adalah masalah kesehatan yang masih menjadi tantangan global, yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi. Di Indonesia, prevalensi stunting pada balita masih tinggi meskipun menunjukkan penurunan. Penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernafasan akut diduga menjadi faktor yang memperburuk kejadian stunting pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyakit infeksi, khususnya diare dan infeksi saluran pernafasan akut, dengan kejadian stunting pada balita usia 24–59 bulan. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia 24–59 bulan, dengan sampel sebanyak 94 responden yang dihitung menggunakan metode One Sample dan diambil secara simple random sampling. Variabel dependen adalah kejadian stunting, sementara variabel independen meliputi riwayat diare dan infeksi saluran pernafasan akut. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil dan Pembahasan: Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan signifikan antara riwayat diare dengan kejadian stunting (p = 0,018, OR = 5,273) dan antara riwayat infeksi saluran pernafasan akut dengan kejadian stunting (p = 0,037, OR = 4,263). Kesimpulan: Riwayat diare dan infeksi saluran pernafasan akut berhubungan signifikan dengan kejadian stunting pada balita usia 24–59 bulan. Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan penanganan dan pencegahan penyakit infeksi di kalangan balita, terutama dengan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan kebersihan lingkungan.