Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM REKONSTRUKSI RUMAH PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DI DUSUN NGIBIKAN, BANTUL Setyonugroho, Gregorius Agung
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.859 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i3.1113

Abstract

Abstract: Ngibikan Village is located approximately 10 kilometers from the Yogyakarta 2006 earthquake’s epicenter. Through design development by Eko Prawoto ̶ a professional architect who has a concern in humanitarian relief ̶ compromised by beneficiaries agreements and also “Kompas” Humanitarian Funds as the funding donor, they started the Ngibikan Village houses reconstruction one week after earthquake and finished only in four months. Flexibility design in structure module configuration and layout allowed community to decide their needs with their own initiatives. Ngibikan Village reconstruction brought a new experience in reconstructing a timber structure house by their community. This new ‘knowledge’ contributed to the sustainability development of their houses. There are many houses’ improvements that visible in five years post-reconstruction at this village. These improvements are in the transformation of their existed core houses’ structure module configurations, extension or additional buildings that added, and other additional developments. All these improvements were built in order to accommodate their additional needs since the priority need of a core house as their permanent shelter has been completed. Nowadays, houses physical condition and its various transformations are still in a progress of sustainability development for present time and in the future.Keywords: reconstruction, transformation, design development, core houseAbstrak: Dusun Ngibikan berlokasi kurang lebih 10 kilometer dari pusat gempa besar yang pernah terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 yang lalu. Melalui pengembangan desain yang dilakukan oleh Eko Prawoto ̶ seorang arsitek profesional yang peduli dalam hal kemanusiaan̶   bersama-sama dengan para korban gempa penerima bantuan serta melalui donasi dari Dana Kemanusiaan Kompas, dimulailah proses rekonstruksi rumah warga Dusun Ngibikan yang dimulai seminggu setelah terjadinya gempa bumi hingga selesai dalam kurun waktu empat bulan. Fleksibilitas desain pada konfigurasi modul struktur dan pengaturan “layout” keruangan memberikan kesempatan bagi para penduduk untuk berinisiatif mengembangkan desain “layout” serta tampak rumah mereka masing-masing. Proses rekonstruksi rumah warga Dusun Ngibikan telah memberikan pengalaman baru bagi para warganya dalam hal membangun rumah dengan menggunakan struktur kayu sebagai material rangka utamanya. Pengalaman baru ini telah memberikan kontribusi yang positif dalam konsep pengembangan rumah yang berkelanjutan. Dalam kurun waktu lima tahun pasca rekonstruksi, dapat dijumpai beberapa kondisi rumah yang telah berkembang dari kondisi morfologi awalnya. Transformasi yang terjadi pada dasarnya ditujukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan-kebutuhan utama dari anggota penghuni rumah warga Dusun Ngibikan tersebut. Kondisi saat ini pun masih merupakan suatu proses pengembangan berkelanjutan yang memungkinkan adanya transformasi-transformasi lain pada masa yang akan datang.Kata kunci: rekonstruksi, transformasi, pengembangan desain, core house 
Development of a traditional-based homestay typology in Bayan Village, North Lombok Regency, West Nusa Tenggara Vitasurya, Vincentia Reni; Suman, Meliana Putri; Pudianti, Anna; Setyonugroho, Gregorius Agung; Rudwiarti, Lucia Asdra; Shiraishi, Hideo; Wakita, Yoshihisa
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur Vol 9 No 2 (2024): ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur | Mei 2024 ~ Agustus 2024
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30822/arteks.v9i2.3357

Abstract

Bayan Village on Lombok Island is a tourist village that preserves the traditions of the Sasak-Bayan tribe. The potential of this village lies in the agricultural sector and local products. However, earthquakes and the COVID-19 pandemic have hindered the village's development. Therefore, rural area planning is needed for sustainable development. One aspect being developed is homestays, although their current use is limited to special interest tourism (research). This study aims to explore the constraints and potential of homestays in the development of Desa Bayan. The research findings show various homestay types with different designs, but they still preserve local traditions. This study also suggests the importance of considering local wisdom and cultural preservation in the development of this village. Thus, this research contributes to developing a tourist village in Desa Bayan, North Lombok, West Nusa Tenggara.
Pemetaan Aset Resiliensi berbasis Komunitas Kawasan Beresiko Bencana Banjir di Kampung Nelayan Tambakrejo, Semarang Utara Depari, Catharina; Setyonugroho, Gregorius Agung
Jurnal Atma Inovasia Vol. 5 No. 5 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya kerentanan penduduk di sepanjang pantai utara Jawa, termasuk Kampung Nelayan Tambakrejo, terhadap banjir rob merefleksikan adanya kebutuhan mendesak akan perencanaan kawasan wisata bahari terpadu yang mencakup strategi mitigasi bencana. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengidentifikasi aset-aset komunitas yang dianggap berharga dan dapat meningkatkan resiliensi terhadap dampak banjir rob. Metode penelitian dilaksanakan melalui wawancara semi terstruktur, kuesioner, observasi lapangan, tinjauan literatur, dan Participatory Asset Mapping (PAM), yang melibatkan warga terdampak menggunakan aplikasi Google My Maps untuk memetakan asset-aset terkait dengan resiliensi masyarakat. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap aset-aset resiliensi komunits melalui penjaringan opini warga dalam proses pengumpulan data. Instrumen yang digunakan meliputi Google My Maps berbasis partisipasi responden, kuesioner melalui Google Forms, dan pedoman untuk teknik pelaksanaan pemetaan. Kata Kunci—kampung nelayan, banjir rob, participatory asset mapping, resiliensi masyarakat