Eko Hidayaturrohman Khumaeni
STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Anti-inflammatory Activity of Taro Stem Ethanol Extract (Colocasia esculenta (L.) Schott) In Vitro Arinda Nur Cahyani; Adi Susanto; Eko Hidayaturrohman Khumaeni; Indira Pipit Miranti; Febia Citraeni; Ratih Widiyanti
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 02 (2023): Periode April-June, 2023
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.391 KB)

Abstract

Inflammation is a complex response of vascular tissue to hazards such as pathogens, irritants, and damaged cells/tissues. Inflammation is caused by the release of chemical mediators from damaged tissue and cell migration. The purpose of this study was to determine the efficacy of ethanol extract of taro stem (Colocasia esculenta (L.) Schott) which is used as an anti-inflammatory agent and to determine the concentration of ethanol extract of taro stem (Colocasia esculenta (L.) Schott) which can provide anti-inflammatory activity. The method used in this research is the stability of the red blood cell membrane. The concentrations used were 0 ppm, 25 ppm, 75 ppm, 150 ppm and 100 ppm. The results of the percentage inhibition of hemolysis stability of the red blood cell membrane of taro stem extract concentrations of 0 ppm (00.00%), 25 ppm (82.58%), 75 ppm (83.47%), 150 ppm (47.17%), 100 ppm (24.23%). Testing the anti-inflammatory activity of the ethanol extract of taro stem (Colocasia esculenta (L.) Schott) using the red blood cell membrane stability method has efficacy as an anti-inflammatory agent. The concentration of 25 ppm (82.58%) has the highest anti-inflammatory activity and with a small concentration of extract can produce great anti-inflammatory activity, compared to 100 ppm aspirin as a positive control of 24.23%. Testing the anti-inflammatory activity of the ethanol extract of taro stem (Colocasia esculenta (L.) Schott) using the red blood cell membrane stability method has efficacy as an anti-inflammatory agent. The concentration of 25 ppm (82.58%) has the highest anti-inflammatory activity and with a small concentration of extract can produce great anti-inflammatory activity, compared to 100 ppm aspirin as a positive control of 24.23%. Testing the anti-inflammatory activity of the ethanol extract of taro stem (Colocasia esculenta (L.) Schott) using the red blood cell membrane stability method has efficacy as an anti-inflammatory agent. The concentration of 25 ppm (82.58%) has the highest anti-inflammatory activity and with a small concentration of extract can produce great anti-inflammatory activity, compared to 100 ppm aspirin as a positive control of 24.23%.
Uji Kandungan Sakarin Dan Siklamat Pada Olahan Getuk Goreng Yang Berada Di Wilayah Sokaraja Noviana Haryati Eka; Eko Hidayaturrohman Khumaeni
An-Najat Vol. 1 No. 1 (2023): FEBRUARI : An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v1i1.37

Abstract

Pemanis merupakan bahan tambahan pangan berupa pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada produk. Sakarin merupakan pemanis buatan dengan tingkat kemanisan 300-700 kali lebih manis dari gula biasa, sedangkan siklamat merupakan pemanis buatan yang tingkat kemanisannya 30 kali lebih manis dari gula biasa. Penelitian ini untuk mengetahui ada dan tidaknya kandungan pemanis sakarin dan siklamat pada olahan getuk goreng yang berada Di Wilayah Sokaraja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis kualitatif dengan uji resorsinol dan uji pengendapan serta analisis kuantitatif dengan uji asam basa dan uji gravimetri. Sampel diambil 9 dari total sampel sebanyak 18 sampel. Uji kualitatif sakarin dan siklamat menunjukkan sampel negatif sakarin dan positif siklamat dengan kadar berbeda. Kadar tertinggi dari uji siklamat diperoleh pada sampel ke 1 milik getuk goreng HT yaitu 0,68 gr atau 680 mg/kg produk dan kadar terendah pada sampel ke 4 milik getuk goreng SM dengan kadar 0,37gr atau 370 mg/kg produk. Perlu adanya sosialisasi untuk pedagang dan konsumen mengenai dampak penggunaan pemanis buatan jika selalu mengkonsumsinya dalam jumlah diatas batas yang sudah ditentukan.
Analisis Uji Khalal Pada Kerupuk Miereng Di Desa Kedungwringin Eko Hidayaturrohman Khumaeni; Ayuning Pangestika
An-Najat Vol. 1 No. 2 (2023): MEI : An-Najat: Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v1i2.201

Abstract

Kerupuk miereng merupakan kerupuk yang terbuat dari bahan baku tapioka dengan penambahan pewarna kuning, serta dicetak bulat dengan bentuk seperti mie. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui atau memastikan kehalalan produk kerupuk miereng yang diproduksi oleh masyarakat Desa Kedungwringin. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pedekatan kualitatif di laboratorium STIKes Ibnu Sina Ajibarang dengan menggunakan metode Pork Detection Kits. Hasil penelitian yang diperoleh membuktikan dari 14 sampel kerupuk miereng produksi masyarakat Desa Kedungwringin Jatilawang dipastikan halal atau tidak mengandung cemaran babi (Minyak Babi).