Hendrik Bernadus Tetelepta
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kepemimpinan Pendeta Gereja Suku di Zaman Modern: Sebuah Studi di Kecamatan Moro’õ, Kabupaten Nias Barat Hendrik Bernadus Tetelepta; Candra Gunawan Marisi; Famati Waruwu; Nestilina Gulo
THRONOS: Jurnal Teologi Kristen Vol 4, No 2: Juni 2023
Publisher : Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55884/thron.v4i2.67

Abstract

Reading the leadership of the Pastor at the Suku church in Moro'o District, West Nias plays an important role that must be understood, considering that they are genuine 'Ono Niha' who grew up and were brought up with the cultural values of traditional leadership. This study used a descriptive qualitative research methodology with a descriptive approach. The study results show that the leadership of Pastors in modern times is influenced by traditional leadership so that they do not lose their cultural identity in modern times. This leadership becomes a form of negotiating space mutually tug-of-war with modern leaders. This gives everyone an understanding that even though the Pastor has acquired modern knowledge mobilized by Christian religious higher education, traditional leadership is still being absorbed and maintained in modern times.  AbstrakMembaca kepemimpinan Pendeta di gereja Suku di Kecamatan Moro'o, Nias Barat meme-gang peranan penting yang harus dipahami, mengingat mereka adalah ‘Ono Niha’ asli yang tumbuh dan dibesarkan dengan nilai-nilai budaya kepemimpinan tradisional. Dalam penelitian ini, digunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukan kepemimpinan Pendeta di zaman modern dipengaruhi oleh kepemimpinan tradisional agar mereka tidak kehilangan identitas budaya mereka di zaman modern. Kepemimpinan ini menjadi sebentuk ruang negosiasi yang saling tarik ulur dengan kepemimpin modren.  Ini memberikan pemahaman kepada siapa pun bahwa meskipun Pendeta telah memperoleh pengetahuan modern yang dimobilisasi oleh pendidikan tinggi keaagamaan Kristen, namun kepemimpinan tradisi tetap diserap dan dipertahankan di zaman modern.  
Problematika Pengajaran Pendidikan Agama Kristen di Indonesia: Perspektif Regulasi, Kurikulum, dan Sarana Prasarana Sianipar, Ronald; Hendrik Bernadus Tetelepta; Talizaro Tafonao; Otieli Harefa; Jan Lukas Lombok
Educatum: Jurnal Dunia Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPPI), Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/je.v1i2.157-170

Abstract

Pengajaran Pendidikan Agama Kristen di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan multidimensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis problematika utama yang dihadapi dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen dari tiga perspektif utama: regulasi, kurikulum, dan sarana prasarana. Dari perspektif regulasi, ditemukan bahwa terdapat kekurangan sinkronisasi antara peraturan pemerintah pusat dan implementasinya di daerah, serta adanya diskriminasi terhadap sekolah-sekolah Kristen di beberapa daerah. Dalam hal kurikulum, terdapat ketidaksesuaian antara kebutuhan lokal dan kurikulum nasional yang bersifat homogen, serta kurangnya pengembangan materi ajar yang kontekstual dan relevan dengan kondisi sosial budaya setempat. Dari aspek sarana prasarana, banyak sekolah Kristen yang masih kekurangan fasilitas pendukung, termasuk ruang kelas yang memadai, perpustakaan, dan teknologi pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di beberapa sekolah Kristen di Indonesia, melalui wawancara mendalam dengan guru, kepala sekolah, dan pembuat kebijakan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas Kristen untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Rekomendasi yang diusulkan mencakup revisi regulasi yang lebih inklusif, pengembangan kurikulum yang adaptif dan kontekstual, serta peningkatan investasi dalam sarana prasarana pendidikan. Dengan demikian, diharapkan pengajaran Pendidikan Agama Kristen di Indonesia dapat lebih efektif dan relevan, sehingga mampu memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan karakter peserta didik yang beriman, berilmu, dan berintegritas.