Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Effect of Burnable Poison Np-237 on the Conceptual Design of the GFR-2400 MWt Using MCANDLE Burnup Strategy Monado, Fiber; Berliani, Berliani; Supardi, Supardi; Royani, Idha; Ariani, Menik; Kaban, Hadir; Su'ud, Zaki
POSITRON Vol 14, No 1 (2024): Vol. 14 No. 1 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v14i1.65433

Abstract

This study was used to design the Gas-cooled Fast Reactor (GFR) with 2400 MWt power as well as to implement a modified CANDLE (MCANDLE) burning strategy. Metallic uranium with Neptunium-237 at a concentration of 1% to 10% was used as burnable poison in the fuel while helium was applied as a coolant. Neptunium has been produced in conventional reactors by the decay product of plutonium obtained from U-238. This isotope has a relatively high absorption cross-section. As a nuclear waste, it is very useful to utilize as a burnable poison to reduce waste in the future and extend reactor operation lifetime with negligible reactivity. Moreover, the reactor was designed to operate for 100 years of burnup. Nuclear Fuel cell level calculations were conducted using the PIJ module and the reactor core was analyzed using the CITATION module contained in the SRAC. The core height was found to be 420 cm while the diameter was 300 cm and it was designed to have a refueling period of ten years. The survey parameters evaluated include burnup level, factor multiplication, conversion ratio, atomic density, and power distribution. The calculation conducted at the fuel cell level showed that the maximum value in the 76th year for the infinite multiplication factor was 1.30097. It was also discovered that the reactor core for the effective multiplication factor parameter with a fuel fraction of 55% was 1.094 without the addition of burnable poison.
Efek Penambahan Plutonium pada Sel Bahan Bakar MOX terhadap Performa Reaktor GFR 250MWth Muhammad Aldi Kurniawan; Menik Ariani; Monado, Fiber; Johan, Akmal; Kaban, Hadir
Jurnal Fisika Unand Vol 14 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.14.2.152-159.2025

Abstract

A fast-type reactor that operates on high-speed neutrons, GFR (Gas-cooled Fast Reactor) can produce various fissile materials and fertilizers. This production capability is very beneficial for the stability of nuclear fuel in the reactor core, especially reactors that use closed cycles such as GFR. Plutonium (Pu) from the residue from burning reactors such as PWR or LWR can be used as a mixed fuel to increase fissile nuclides in MOX fuel. MOX (Mixed Oxide) is a mixture of uranium (U) and plutonium (Pu) in certain amounts. The composition of plutonium (Pu) in MOX greatly influences the level of fuel combustion in the core at the start of operation. The research aims to vary the percentage of plutonium (Pu) to enable design adjustments to maximize fuel use efficiency. Simulations were conducted computationally to determine the performance of each percentage of Pu used in MOX. Depletion calculations were carried out for 10 years using the OpenMC code and ENDF/B VIII.0 nuclear data. The research results show that the best design performance is at a Pu percentage of 11% which is determined based on the range of effective multiplication factor (keff ) values and excess reactivity and is in line with expectations.
Penggunaan Sensor Infrared Berbasis WiFi Mikrokontroller NodeMCU ESP8266 Pada Bandul Fisis Yani, Rizka Andri; Supardi, Supardi; Saleh, Khairul; Poerwono, Pradanto; Kaban, Hadir
Jurnal Penelitian Sains Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/jps.v24i3.726

Abstract

Pengembangan sebuah alat peraga praktikum bandul fisis dengan memanfaatkan WiFi mikrokontroler nodeMCU esp8266 dan sensor infrared untuk mengukur periode bandul telah berhasil dirancang dan dibuat. Alat praktikum ini telah diuji coba dengan melakukan eksperimen. Sensor Infrared yang digunakan akan berfungsi untuk mendeteksi gerakan dan mengukur periode bandul fisis dalam satuan detik. Lalu, secara langsung dikirimkan oleh WiFi mikrokontroler nodeMCU esp8266 ke komputer dan terbaca dalam google spreadsheet. Data yang diperoleh dari hasil eksperimen dapat digunakan untuk mendapatkan nilai percepatan gravitasi bumi dengan metode perhitungan regresi linear. Eksperimen yang dilakukan menggunakan variasi sudut 20° dengan jarak pusat massa ke poros ayunan bandul 0.1 m, 0.15 m, 0.2 m, 0.25 m, 0,3m, 0,35 m, 0.4 m, dan 0.45 m. Berdasarkan eksperimen, alat yang dikembangkan ini mampu mengirimkan data dengan jarak maksimal 70 m. Nilai percepatan gravitasi yang didapatkan sebesar (±) m/s2.
Identifikasi Litologi Batuan Menggunakan Metode Geolistrik Sebagai Penyelidikan Awal Pembangunan Turap di Tepi Sungai Asyari, Thamara Dina; Sailah, Siti; Jorena, Jorena; Kaban, Hadir
Jurnal Penelitian Sains Vol 25, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/jps.v25i3.902

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui litologi batuan untuk menentukan posisi terbaik kedalaman tiang pancang pembangunan turap di bawah permukaan. Metode yang digunakan adalah metode geolistrik konfigurasi Wenner – Schlumberger. Data pengukuran geolistrik yang digunakan  adalah lintasan di tebing sungai di lokasi yang saling berdekatan yaitu daerah X dan Y dengan  panjang lintasan daerah X 60 meter dan daerah Y  120 meter. Dari hasil pengolahan data menggunakan software Re2Dinv diperoleh nilai resisttivitas dengan rentang 12,3 – 976 Ωm dengan kedalaman maksimum 6,38 meter untuk daerah x dan 85,1 – 3308 Ωm dengan kedalaman maksimum 18,5 meter pada daerah. Berdasarkan hasil penampang 2D,  nilai resistivitas  diinterpretasi berdasarkan tabel acuan Telford dan peta geologi, 2 daerah penelitian ditemukan litologi yang tersusun yaitu lempung,lempung pasiran, pasir,kerikil dan batu pasir. Setelah diketahui litologi dan kedalaman pada daerah penelitian kemudian pada daerah X direkomendasikan posisi  tiang pancang seharusnya dibangun pada kedalaman 3 - 6 m dan pada daerah Y direkomendasikan sebaiknya dibangun pada kedalaman 8 – 18,5 m. Tiang pancang sebaiknya diletakkan sampai pada batuan lempung terdalam. Kata kunci : Metode geolistrik, Wenner – Schlumberger, Turap, Res2Dinv, Sungai.
EDUKASI PEMBUATAN SEDIAAN SALEP DAUN PACAR KUKU (Lawsonia inermis L.) UNTUK PENGOBATAN LUKA BAKAR DAN LUKA SAYAT Muharni, Muharni; Yohandini, Heni; Kaban, Hadir; Jorena, Jorena; Maryadi, Maryadi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 5 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i5.2070-2078

Abstract

Luka terdiri dari luka bakar dan luka sayat. Luka bakar memerlukan perawatan yang khusus mulai fase awal hingga fase lanjut.  Dalam penyembuhan luka perlu penanganan  yang baik agar tidak terjadi infeksi dan mempercepat  proliferase  sel epitel  sehingga mempercepat terjadinya penutupan luka. Luka sayat memiliki resiko  infeksi yang tinggi bila dibandingkan dengan luka bakar sehingga dalam proses preoperatif  diperlukan bahan antiseptik  seperti Iodine, alkohol dan klorheksidin. Luka sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai obat luka bakar dan luka sayat telah beredar dipasaran, namun dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk penanganan kondisi luka bakar dan luka sayat, maka  kami  tim pengabdian pada masyarakat perlu  memperkenalkan kepada masyarakat  khususnya di RW 05 Indralaya Mulya Ogan Ilir tentang  Penggunaan dan pembuatan  sediaan salep daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.)  untuk pengobatan luka bakar dan luka sayat. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah terkait khasiat dan kegunaan daun pacar kuku serta informasi ilmiah terkait aktivitas farmakologis dari daun pacar kuku. Selanjutnya diperkenalkan formulasi pembuatan salep daun pacar kuku untuk obat luka.  Hasil kegiatan menunjukkan  masyarakat merasa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang pembuatan salep dari tumbuhan obat. Masyarakat umumnya belum tau kalau daun pacar kuku juga berkhasiat sebagai obat luka.  Kegiatan ini  telah menambah wawasan  masyarakat Indralaya mulya  tentang penggunaan dan pembuatan salep dari tumbuhan obat untuk pengobatan luka.