Kebersihan sebuah kampus mencerminkan upaya lembaga pendidikan tinggi tersebut dalam menciptakan suasana kerja dan belajar nyaman dan menyenangkan baik bagi dosen maupun bagi mahasiswa. cleaning service Politeknik Negeri Samarinda (Polnes)dalam kesehariannya tidak bekerja sepanjang waktu, terdapat waktu senggang dikarenakan sistem kerja shift. Kurangnya edukasi dan informasi tentang peluang kegiatan yang dapat dikerjakan dengan mudah dan murah membuat para pekerja hanya bekerja saat jam kerja dan selebihnya duduk produk menunggu waktu selesai bekerja. Hal tersebut menjadi permasalahan bagi cleaning service, sehingga diperlukan suatu kegiatan yang dapat membekali pekerja perempuan tersebut dengan pengetahuan baru agar dapat menciptakan peluang usaha. Di Polnes terdapat prodi yang kesehariannya mengolah produk berbahan kayu jati belanda, sehingga menghasilkan limbah serbuk kayu yang terbuang begitu saja. Limbah serbuk kayu jati belanda ini dapat diolah menjadi produk bernilai jual. Hal tersebut memungkinkan cleaning service menambah penghasilan tanpa harus mengganggu tugas utama mereka bahkan dapat dilakukan sejalan dengan pekerjaan sebagai tenaga cleaning service. Melalui metode SEPV (Sosialisasi- Edukasi-Praktik-Evaluasi) dilakukan pelatihan pengolahan serbuk kayu. Dari pelatihan ini nantinya diharapkan mampu menciptakan tambahan penghasilan diluar tugas pokok. Hasil dari pelatihan ini secara rata-rata terdapat peningkatan kemampuan cleaning service dalam pengolahan serbuk kayu menjadi produk bernilai jual.