Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pendampingan Bidan Dalam Memberikan Konseling Kontrasepsi Dengan Menggunakan Alat Bantu Pengambil Keputusan Di Wilayah Kerja Puskesmas Socah Kabupaten Bangkalan Wayanti Sri; Wayanti Sri; Suryaningsih; Fitriah; Badriyah; Sutio Rahardjo; Hendriyani Feftin; Choirin Moch.; Rodiyatun; Esyuananik; Khasanah Uswatun; Nurlaili Anis; Irawati Deasy
Health Community Engagement Vol. 2 No. 1 (2021): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konseling dalam KB merupakan proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara calon akseptor dan petugas untuk membantu mengenali kebutuhan kontrasepsi, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan kontrasepsi yang akandigunakan dan paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi pasangan usia subur. Pengaturan jarak kehamilan selain untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak juga untuk menjamin terpenuhinya nutrisi bagi ibu dan anak serta menjaga perkembangan psikologi anak (WHO, 2005). Kebutuhan kontrasepsi ibu pasca persalinan akan terpenuhi dengan baik melalui pemberian konseling dengan berbagai metode kontrasepsi, mengatasi hambatan biaya serta menyediakan pelayanan metode kontrasepsi permanen dan metode jangkapanjang di berbagai fasilitas kesehatan (BKKBN,2014). Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya terkait dengan pelayanan 3 dalam pemasangan alat kontrasepsi akan tetapi juga terkait dengan pemberian konseling kepada akseptor maupun calon akseptor, sehingga calon akseptor semakin mantap dengan menentukan pilihan alat kontrasepsi. Informasi yang disampaikan oleh petugas konseling harus jelas, dapat dimengerti, serta terkait dengan masalah–masalah yang sedang dihadapi klien. Di samping itu untuk memudahkan dalam hal penyampaian materi konseling, petugas sebaiknya menggunakan alat bantu dalam proses konseling (Notoatmodjo, 2007). WHO telah mengembangkan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) berupa lembar balik (Flifchart) dan telah diadaptasi untuk Indonesia yang digunakan dalam proses konseling kontrasepsi. ABPK ber-KB (Flifchart) ini tidak hanya berisi informasi mutakhir kontrasepsi namun juga standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien KB, sehingga ABPK ini memudahkan provider dalam menjelaskan materi konseling agar lebih optimal.
Pendampingan Bidan Dalam Memberikan Konseling Kontrasepsi Dengan Menggunakan Alat Bantu Pengambil Keputusan Di Wilayah Kerja Puskesmas Socah Kabupaten Bangkalan Wayanti Sri; Wayanti Sri; Suryaningsih; Fitriah; Badriyah; Sutio Rahardjo; Hendriyani Feftin; Choirin Moch.; Rodiyatun; Esyuananik; Khasanah Uswatun; Nurlaili Anis; Irawati Deasy
Health Community Engagement Vol. 4 No. 1 (2022): Januari-April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konseling dalam KB merupakan proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara calon akseptor dan petugas untuk membantu mengenali kebutuhan kontrasepsi, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan kontrasepsi yang akandigunakan dan paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi pasangan usia subur. Pengaturan jarak kehamilan selain untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak juga untuk menjamin terpenuhinya nutrisi bagi ibu dan anak serta menjaga perkembangan psikologi anak (WHO, 2005). Kebutuhan kontrasepsi ibu pasca persalinan akan terpenuhi dengan baik melalui pemberian konseling dengan berbagai metode kontrasepsi, mengatasi hambatan biaya serta menyediakan pelayanan metode kontrasepsi permanen dan metode jangkapanjang di berbagai fasilitas kesehatan (BKKBN,2014). Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya terkait dengan pelayanan 3 dalam pemasangan alat kontrasepsi akan tetapi juga terkait dengan pemberian konseling kepada akseptor maupun calon akseptor, sehingga calon akseptor semakin mantap dengan menentukan pilihan alat kontrasepsi. Informasi yang disampaikan oleh petugas konseling harus jelas, dapat dimengerti, serta terkait dengan masalah–masalah yang sedang dihadapi klien. Di samping itu untuk memudahkan dalam hal penyampaian materi konseling, petugas sebaiknya menggunakan alat bantu dalam proses konseling (Notoatmodjo, 2007). WHO telah mengembangkan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) berupa lembar balik (Flifchart) dan telah diadaptasi untuk Indonesia yang digunakan dalam proses konseling kontrasepsi. ABPK ber-KB (Flifchart) ini tidak hanya berisi informasi mutakhir kontrasepsi namun juga standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien KB, sehingga ABPK ini memudahkan provider dalam menjelaskan materi konseling agar lebih optimal.
Empowerment Of Community (Health And Family Cadres) In Early Detection Of High Risk Pregnant Mothers As A Prevention Of Pregnancy Complications Deasy Irawati
Frontiers in Community Service and Empowerment Vol. 1 No. 3 (2022): September
Publisher : Forum Ilmiah Teknologi dan Ilmu Kesehatan (FORITIKES)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35882/ficse.v1i3.9

Abstract

Purpose of activity: Increase community participation in early detection of risks in pregnant women to avoid complications in pregnancy. Methods of service: Workshop to support cadres in identifying high-risk pregnancies, home visits by cadres to pregnant women to identify and find high-risk pregnant women and inform health workers, provision of ANC services, and health education to high-risk pregnant women by health workers. Results: The ISBN module, HAKI increased health cadres' knowledge of early detection of high-risk pregnancies by 100% in the poor category before receiving the information, and by 100% in the good category after receiving the information, coverage of high-risk pregnancies found by health cadres, and reported to the village midwife by 100%, knowledge of mothers and families regarding early detection of high-risk pregnancies before receiving the information by 6 people (66.7%) in the poor category, 3 people (33.3) in the medium category. After receiving the information, 9 persons (100%) were in a good category. Conclusion: Community (cadres and families) participation in the early detection of high-risk pregnant women has increased.
Assistance for Pregnant Women and Families in Early Detection of Preeclampsia (PE) and Early Referral Planning as an Effort to Prevent Complications Deasy Irawati
Frontiers in Community Service and Empowerment Vol. 2 No. 1 (2023): March
Publisher : Forum Ilmiah Teknologi dan Ilmu Kesehatan (FORITIKES)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35882/ficse.v2i1.20

Abstract

The purpose the activity is to increase the participation of pregnant women and families in early detection of Preeclampsia (PE) risk and early referral planning as an effort to prevent complications. The methods are carried out in several stages, namely pregnancy health education with PE, early detection screening by health workers using the 2020 MCH book guidelines (risk factor history, as well as BMI, Mean Arterial Pressure and urine protein checks. If the screening results found the risk of PE or diagnosed PE (BP ≥ 140/90 mmHg and positive urine protein) then followed by reporting to the local midwife, motivating the mother for early referral action planning and assistance during pregnancy. Results: knowledge of pregnant women and families about PE increased from 67% in the poor category, after receiving information 92% in the good category. Early detection screening by health workers using the 2020 MCH book guidelines, out of 12 pregnant women, 2 people (16.7%) had a risk of PE and 10 people (83.3%) did not have a risk of PE. None of the pregnant women were diagnosed with PE. 2 pregnant women who have the risk of PE (100%) have been reported to the Kapor village midwife and are willing to be referred to the Burneh Puskesmas. There is an increase in community participation (pregnant women and families) in early detection of PE and early referral planning as an effort to prevent complications.
Dukungan Keluarga dan Tenaga Kesehatan Sebagai Determinan Perilaku Deteksi Dini Risiko Preeklampsia pada Ibu Hamil Irawati, Deasy; Anisak, Siti; Madinah, Ali
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk127

Abstract

Behavior regarding early detection of preeclampsia risk is very important for pregnant women and their families. This study aims to analyze the factors that influence the behavior of early detection of the risk of preeclampsia in pregnant women. The design of this study was cross-sectional. The study population was all pregnant women who visited the Bangkalan City Health Center area. The sample size was 100 pregnant women who were selected by cluster random sampling. The independent variables consist of distance to health care facilities, family support and support from health workers; while the dependent variable is the behavior of early detection of preeclampsia risk by pregnant women. The data that has been collected were analyzed using logistic regression test. The results showed that the p-values for each independent variable were 0.001 for family support, 0.000 for health worker support, and 0.245 for distance to health care facilities. Furthermore, it was concluded that the factors that influence the behavior of early detection of the risk of preeclampsia in pregnant women are family support and support from health workers.Keywords: pregnant women; preeclampsia; family support; health supportABSTRAK Perilaku mengenai deteksi dini risiko preeklampsia sangat penting dilakukan oleh ibu hamil dan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi perilaku deteksi dini risiko preeklampsia pada ibu hamil. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke wilayah Puskesmas Kota Bangkalan. Ukuran sampel adalah 100 ibu hamil yang dipilih dengan cluster random sampling. Variabel independen terdiri atas jarak menuju fasilitas pelayanan kesehatan, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan; sedangkan variabel dependen adalah perilaku deteksi dini risiko preeklampsia oleh ibu hamil. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan nilai p untuk masing-masing variabel bebas yaitu 0,001 untuk dukungan keluarga, 0,000 untuk dukungan tenaga kesehatan, dan 0,245 untuk jarak menuju fasilitas pelayanan kesehatan. Selanjutya disimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku deteksi dini resiko preeklamsia pada ibu hamil adalah dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan.Kata kunci: ibu hamil; preeklamsia; dukungan keluarga; dukungan tenaga kesehatan