Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PEMANFAATAN MEDIA INFORMASI TENTANG SEX EDUCATION TERHADAP UPAYA PENGENALAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRI USIA 16-19 TAHUN (Studi di SMAN 3 Bangkalan) Esyuananik, Esyuananik; Chamdani, Salwa Nur; Madinah, Ali; Laili, Anis Nur
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 7 No 1 (2014): FEBRUARY
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.678 KB) | DOI: 10.33086/jhs.v7i1.492

Abstract

Media informasi adalah alat bantu dalam menyampaikan informasi. Melalui media tersebut remaja dapat memperoleh informasi tentang sex educationsebagai upaya pengenalan kesehatan reproduksi. Rendahnya upaya pengenalan kesehatan reproduksi pada remaja putri menjadi alasan utama penelitian ini dilakukan serta untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media informasi tentang sex education terhadap upaya pengenalan kesehatan reproduksi pada remaja putri. Jenis penelitian yang digunakan survey analitik dengan rancangan cross secsional. Populasi yang digunakan adalah 154 remaja putri berusia 16-19 tahun di SMAN 3 Bangkalan dengan teknik cluster sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, dan analisis menggunakan Spearman Rank Test dengan ? = 0,01 dan ? 0,000. Variabel independen pemanfaatan media informasi tentang sex education, dan variabel dependen upaya pengenalan kesehatan reproduksi. Hasil penelitian didapatkan dari 67 (85,1%) remaja putri memanfaatkan media informasi dengan baik. Dan (16,4%) remaja putri berupaya mengenal kesehatan reproduksi dengan cukup baik. Ada pengaruh pemanfaatan media informasi tentang sex education terhadap upaya pengenalan kesehatan reproduksi pada remaja putri di SMAN 3 Bangkalan.
PENGARUH BUDAYA PATRIARKI TERHADAP KETERATURAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BANGKALAN Laili, Anis Nur; Rodiyatun
EMBRIO Vol 10 No 1 (2018): EMBRIO (MEI 2018)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.326 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol10.no1.a1433

Abstract

Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, dengan frekuensi kunjungan minimal 4 (empat) kali selama kehamilan. Menurut Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun 2013, cakupan K1 mengalami penurunan dari 96,84% menjadi 95,25% dan cakupan K4 juga mengalami penurunan dari 90,18% menjadi 86,85% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 padatahun 2013 belum dapat mencapai target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan, yakni sebesar 93%. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain yang digunakan adalah cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya patriarki terhadap keteraturaan pemeriksaan ANC. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bangkalan. Populasi dalam penelitian ini 41 ibu hamil. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis Probability Sampling dengan teknik Systematic Random Sampling dimana setiap pasien yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sesuai dengan jumlah pasien/ibu hamil pada register (Kohort) ibu hamil. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariate yang dilakukan terhadap masing-masing variabel dari hasil penelitian dan analisis bivariat dengan tabel silang digunakan untuk melihat gambaran pengaruh variabel independen dan dependen yaitu budaya patriarki dan keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Selanjutnya dilakukan uji Chi-Square dengan tingkat kesalahan 0,5. Hasil penelitian ini memperlihatkan hasil didapatkan nilai þ: 0,075 > α 0,05 maka tidak ada pengaruh budaya patriarki terhadap keteraturan pemeriksaan kehamilan. Perlu adanya upaya optimalisasi program kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan mempermudah akses layanan ANC, memberikan penyuluhan lapangan secara lebih detail dan informatif tidak hanya kepada ibu hamil tetapi juga suami dan anggota keluarga lainnya, serta menghargai budaya yang dianut masyarakat setempat yang tidak mempengaruhi kesehatan
HUBUNGAN POLA PENGASUHAN DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA) AISYIYAH KECAMATAN KOTA KABUPATEN BANGKALAN Laili, Anis Nur
EMBRIO Vol 10 No 1 (2018): EMBRIO (MEI 2018)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.143 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol10.no1.a1500

Abstract

Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan mata rantai yang sangat penting dan menentukan dalam upaya menyiapkan masa depan bangsa dan Negara dan periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.Kebanyakan seorang ibu, di kota besar pada umumnya sibuk bekerja sehingga kurang mempunyai waktu yang cukup untuk bergaul dan bermain dengan anak-anaknya, disebabkan banyaknya pekerjaan di luar rumah tangganya. Dengan demikian jalan alternatif yang ditempuh oleh orang tua untuk permasalahan dalam menjaga dan merawat anak salah satunya adalah dengan menitipkan anak di TPA atau tempat penitipan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan pola pengasuhan dengan perkembangan anak balita di tempat penitipan anak. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan penelitian adalah cros sectional Variabel independen yaitu pola asuh serta variabel dependen perkembangan anak . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di TPA Aisyiah sebanyak 23 balita dengan teknik sampling “accidental sampling “Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan kuisioner serta dianalisis dengan uji statistic korelasi Spearman Rank. dengan tingkat signifikan (a) 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh pengasuh memiliki gaya demokratis (100%) dan dari 23 Balita 20 anak (86,9%) perkembangannya sesuai,2 anak meragukan (8,7%) dan 1 anak (4,4%) terdapat penyimpangan perkembangan.Dari penelitian ini hubungan variabel pola asuh dan perkembangan anak tidak dapat dianalisis karena seluruh pengasuh mempunyai pola asuh yang sama. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menggunakan 2 tempat yang berbeda agar terdapat variasi jenis pola asuh sehingga analisis statistik dapat dilakukan
KEPERCAYAAN MASYARAKAT MADURA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) Deasy Irawati; Kharisma Kusumaningtyas; Anis Nur Laili
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 9, No 2 (2018): April 2018
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.713 KB) | DOI: 10.33846/sf.v9i2.234

Abstract

Kontrasepsi merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah jarak kehamilan. Terdapat beberapa macam alat kontrsepsi, salah satunya AKDR yaitu benda kecil terbuat dari plastik yang dililiti tembaga dan dimasukkan dalam rahim. Sampai saat ini pengguna AKDR di Kabupaten Sumenep pada tahun 2015 masih rendah (1,8%) dan di desa Lalangon kecamatan Manding Sumenep (0,4%). Hal itu disebabkan adanya kepercayaan tertentu dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan AKDR. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dilakukan di Desa Lalangon Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep pada bulan Oktober – Desember 2016. Populasinya adalah seluruh akseptor KB yang ada di Desa Lalangon sebesar 62 orang. Variabel penelitian adalah kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan AKDR. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis univariat untuk menggambarkan karakteristik umum responden dan kepercayaan terhadap penggunaan AKDR. Penyajian data berupa distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan kepercayaan bertentangan dengan konsep kesehatan sebesar 40 (65,4%) dan kepercayaan tidak bertentangan sebesar 22 (35,5%). Penggunaan AKDR masih bertentangan dengan kepercayaan masyarakat, sehingga diharapkan bidan memberikan KIE tentang AKDR, masyarakat tidak ada lagi persepsi yang salah tentang AKDR. Kata kunci: Kepercayaan, Kontrasepsi AKDR
Audio-visual Media and Flyers to Reduce the Anxiety of Elementary School Students in Dealing with Menarche Anis Nur Laili; Moh. Choirin
Health Notions Vol 2, No 8 (2018): August
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.854 KB) | DOI: 10.33846/hn.v2i8.293

Abstract

Menarche is a special feature before maturity in a woman. The main problem that often arises when teenagers experience menarche is unpreparedness in facing these reproductive changes. This study aims to analyze the effect of the use of audio-visual and flyer media in order to reduce adolescent anxiety in dealing with menarche. The design of this experimental quasy study was a pre-test and post-test. The number of respondents involved in the study was 27 students of elementary school. The independent variables studied were the use of audio-visual media and flyers in health education about menarche; while the dependent variable was the level of anxiety in dealing with menarche. Data about the level of anxiety was collected through filling in the questionnaire, then analyzed using the T test. The results of data analysis showed a difference in the level of adolescent anxiety between before and after the intervention, with p-value = 0.000. Audio visual media could clarify a problem and its handling, through an interactive learning process, the diversity of learning activities could be improved. Media flyers could provide complete and detailed information, even about things that were not given orally. This media was designed simply in accordance with the ability of elementary school students. Educators should use audio visual and flyers, especially audio visuals, in order to provide knowledge about menarche, so that female students are better prepared to face menarche. Keywords: Menarche, Health education, Audio-visual, Fliyer, Anxiety
The Role of Family, Self Concepts and Juvenile Delinquency in Bangkalan Regency Anis Nur Laili; Elliyati Faridah; Ali Madinah
Aloha International Journal of Health Advancement (AIJHA) Vol 2, No 4 (2019): April
Publisher : Alliance oh Health Activists (AloHA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/aijha20402

Abstract

Juvenile delinquency is an act of some teenagers who are in conflict with the law, religion, and norms of society, consequently can harm others, disrupt public tranquility and also damage themselves. This is caused by factors in the child itself (self-concept), factors in society, factors from school and factors in the household or family itself and peer pressure. This study aims to explain the relationship between the role of family (parents) and self-concept with juvenile delinquency in Bangkalan District. The study design used explanatory survey method with cross sectional design. The population was all of students in Bangkalan District 2 Vocational High School class XI and XII in July 2018 as many as 315 people. The sample in the study were 100 people with a simple random sampling technique. Data was taken using questionnaires and processed by logistic regression statistical test. The results of the study showed that there was a relationship between the role of parents of sub-variables of care with ordinary juvenile delinquency, leading to violations and crimes and delinquency specifically for adolescents (p-value ≤ 0.05). There was a relationship between the role of foster parents and ordinary delinquency (p-value ≤ 0.05), but there was no relationship between the role of foster parents and juvenile delinquency. There was a relationship between self-concept (self-image, self-view and feelings of self with juvenile delinquency leading to violations, crime and there is a relationship between self-concept (self-image, self-view and self-feeling with special delinquency. The advice is that parents should pay more attention and give affection and control friends who are teenagers (their children), teenagers should often participate in youth activities, become members of youth mosques, participate in sports associations and so on to have a better self-concept. Keywords: Role of parents, Self-concept, Juvenile delinquency
Analysis of Factors Affecting the Participation of Women of Childbearing Age in Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) in The Community Health Center of Bangkalan Uswatun Khasanah; Siti Anisak; Nurlailis Saadah; Esyuananik Esyuananik; Anis Nurlaili
Journal of Global Pharma Technology Volume 12 Issue 06 (2020) June 2020
Publisher : Journal of Global Pharma Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.812 KB)

Abstract

Nurlailis Saadah1, Esyuananik1, Anis Nurlaili1 1Midwifery Department, Poltekkes Kemenkes Surabaya; Jl. Pucang Jajar Tengah 56 Surabaya (yusa_0510@yahoo.com) *Corresponding Author: Uswatun Khasanah Abstract Cervical cancer is a malignant disease that it is possible to cause death. Unfortunately, the community still has a very low awareness to check themselves.More than 70% of sufferers come to the hospital at an advanced stage that is difficult tocure. This study aims to analyze the factors that influence the participation of women of childbearing age in visual inspection using acetic acid in the community health center of Bangkalan. The study was conducted in March-June 2019 with a cross sectional study design. The number of research subjects was 104 women of childbearing age taken by cluster random sampling.The dependent variable included predisposing factors (knowledge, motivation, culture), supporting factors (distance to health facilities and income) and reinforcing factors (midwife counseling). The independent variable included the participation of women in childbearing age in the VIA test. Data analysis was performed using the chi square test and logistic regression with a significance level of α = 5%. The results showed that knowledge had an influence on the participation of women in childbearing age in VIA tests (p value 0.047 0.05).Knowledge is the initial factor of a behavior that is expected to be positively correlated with behavior. In addition, environmental influences (including culture) also shape the behavior. However,not all people are aware and ready to implement behavioral changes. The existence of socio-cultural influences with gender bias, as well as the lack of information and the ability to receive and absorb information can influence the norms and beliefs of the community in utilizing health services including the effort to take part in VIA tests. For this reason, it is necessary to conduct socialization to targets related to VIA inspection through printed and electronic media. In addition, health workers need to improve their skills in counseling based on VIA counseling standards. Keywords: Predisposing Factor, Reinforcing Factor, Enabling Factor, Women of Childbearing Age Participation, VIA Test
Pendampingan Bidan Dalam Memberikan Konseling Kontrasepsi Dengan Menggunakan Alat Bantu Pengambil Keputusan Di Wilayah Kerja Puskesmas Socah Kabupaten Bangkalan Wayanti Sri; Wayanti Sri; Suryaningsih; Fitriah; Badriyah; Sutio Rahardjo; Hendriyani Feftin; Choirin Moch.; Rodiyatun; Esyuananik; Khasanah Uswatun; Nurlaili Anis; Irawati Deasy
Health Community Engagement Vol. 2 No. 1 (2021): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konseling dalam KB merupakan proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara calon akseptor dan petugas untuk membantu mengenali kebutuhan kontrasepsi, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan kontrasepsi yang akandigunakan dan paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi pasangan usia subur. Pengaturan jarak kehamilan selain untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak juga untuk menjamin terpenuhinya nutrisi bagi ibu dan anak serta menjaga perkembangan psikologi anak (WHO, 2005). Kebutuhan kontrasepsi ibu pasca persalinan akan terpenuhi dengan baik melalui pemberian konseling dengan berbagai metode kontrasepsi, mengatasi hambatan biaya serta menyediakan pelayanan metode kontrasepsi permanen dan metode jangkapanjang di berbagai fasilitas kesehatan (BKKBN,2014). Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya terkait dengan pelayanan 3 dalam pemasangan alat kontrasepsi akan tetapi juga terkait dengan pemberian konseling kepada akseptor maupun calon akseptor, sehingga calon akseptor semakin mantap dengan menentukan pilihan alat kontrasepsi. Informasi yang disampaikan oleh petugas konseling harus jelas, dapat dimengerti, serta terkait dengan masalah–masalah yang sedang dihadapi klien. Di samping itu untuk memudahkan dalam hal penyampaian materi konseling, petugas sebaiknya menggunakan alat bantu dalam proses konseling (Notoatmodjo, 2007). WHO telah mengembangkan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) berupa lembar balik (Flifchart) dan telah diadaptasi untuk Indonesia yang digunakan dalam proses konseling kontrasepsi. ABPK ber-KB (Flifchart) ini tidak hanya berisi informasi mutakhir kontrasepsi namun juga standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien KB, sehingga ABPK ini memudahkan provider dalam menjelaskan materi konseling agar lebih optimal.
Pendampingan Bidan Dalam Memberikan Konseling Kontrasepsi Dengan Menggunakan Alat Bantu Pengambil Keputusan Di Wilayah Kerja Puskesmas Socah Kabupaten Bangkalan Wayanti Sri; Wayanti Sri; Suryaningsih; Fitriah; Badriyah; Sutio Rahardjo; Hendriyani Feftin; Choirin Moch.; Rodiyatun; Esyuananik; Khasanah Uswatun; Nurlaili Anis; Irawati Deasy
Health Community Engagement Vol. 4 No. 1 (2022): Januari-April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konseling dalam KB merupakan proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara calon akseptor dan petugas untuk membantu mengenali kebutuhan kontrasepsi, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan kontrasepsi yang akandigunakan dan paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi pasangan usia subur. Pengaturan jarak kehamilan selain untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak juga untuk menjamin terpenuhinya nutrisi bagi ibu dan anak serta menjaga perkembangan psikologi anak (WHO, 2005). Kebutuhan kontrasepsi ibu pasca persalinan akan terpenuhi dengan baik melalui pemberian konseling dengan berbagai metode kontrasepsi, mengatasi hambatan biaya serta menyediakan pelayanan metode kontrasepsi permanen dan metode jangkapanjang di berbagai fasilitas kesehatan (BKKBN,2014). Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya terkait dengan pelayanan 3 dalam pemasangan alat kontrasepsi akan tetapi juga terkait dengan pemberian konseling kepada akseptor maupun calon akseptor, sehingga calon akseptor semakin mantap dengan menentukan pilihan alat kontrasepsi. Informasi yang disampaikan oleh petugas konseling harus jelas, dapat dimengerti, serta terkait dengan masalah–masalah yang sedang dihadapi klien. Di samping itu untuk memudahkan dalam hal penyampaian materi konseling, petugas sebaiknya menggunakan alat bantu dalam proses konseling (Notoatmodjo, 2007). WHO telah mengembangkan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) berupa lembar balik (Flifchart) dan telah diadaptasi untuk Indonesia yang digunakan dalam proses konseling kontrasepsi. ABPK ber-KB (Flifchart) ini tidak hanya berisi informasi mutakhir kontrasepsi namun juga standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien KB, sehingga ABPK ini memudahkan provider dalam menjelaskan materi konseling agar lebih optimal.
Parental Parenting Styles, Social Media, and Peer Influence on Sexual Behavior among Adolescents Laili, Anis Nur; Wigati, Puspita Zella; Purwanti, Dwi; Sulistiyowati, Nur Indah; Esyuananik, Esyuananik
JURNAL KEBIDANAN Vol 14, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkb.v14i2.12424

Abstract

Adolescence is a phase marked by curiosity and attraction to the opposite sex, which may influence their sexual behavior. According to BKKBN data from 2023, 60% of adolescents aged 16–17 years and 20% aged 14–15 years have engaged in sexual intercourse. A preliminary study at SMAN 1 Blega revealed that among 15 dating students, 4 reported kissing and petting. This study aimed to analyze the influence of parenting patterns, social media, and peer relationships on adolescent sexual behavior at SMAN 1 Blega. Using an analytical cross-sectional approach, the study surveyed 121 out of 158 grade 11 students through simple random sampling. Data analysis employed descriptive statistics, Spearman rank, and logistic regression. The findings indicated significant partial influences of authoritarian parenting (p=0.027; R²=0.208), non-risky social media access (p=0.002; R²=0.292), and peer influence (p=0.011; R²=0.256) on adolescent sexual behavior. Recommendations include replicating planned Generation (GenRe) and counseling teachers are advised to activate the Reproductive Health Information and Counseling Centers (PIK-R)programs tailored for adolescents and strengthening parental communication and supervision to mitigate risky sexual behaviors.