Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEROKGAK I: Indonesia Heny Ni Ketut Heny Yogi Pramita; Indrie Lutfiana; Kadek Agustina Puspa Ningrum
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL Vol. 2 No. 1 (2023): Simposium Kesehatan Nasional
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.789 KB)

Abstract

Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan serta pengobatanan rehabilitasi yang dapat dilakukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan di Posyandu, karena Posyandu merupakan tempat yang paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada balita secara menyeluruh dan terpadu. Persentase rata-rata balita yang ditimbang di Bali pada tahun 2021 adalah 74,1% anak per bulan. Persentase tertinggi terdapat di Kabupaten Gianyar yaitu sebesar 91,4%, sedangkan persentase terendah terdapat di Kabupaten Badung yaitu sebesar 59,8%. Di Kabupaten Buleleng sebesar 71,2 %. Jumlah sasaran Balita Tahun 2021 sejumlah 224.419 Balita. Cakupan kunjungan balita di Puskesmas Gerokgak hanya 44,5 % dari target 60 % di tahun 2022. Jenis Penelitian ini adalah diskriptif deskriptif kuantitatif. Dengan Pendekatan retrospektif adalah meneliti kebelakang dengan menggunakan data sekunder untuk mengidentifikasi faktor penyebab kunjungan ibu ke posyandu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas Gerokgak I berjumlah 146 orang. Umur responden 20-35 tahun lebih patuh untuk melakukan kunjungan posyandu yaitu 19 responden (73%) dibandimgkan usia <20->35 tahun 7 repsoden (27%). Jarak rumah ke posyandu < 500 m lebih patuh untuk melakukan kunjungan posyandu 16 responden (61,5%) dibandingkan > 500 m tahun 10 responden (38,5%). Pendidikan dengan kategori tinggi lebih patuh untuk melakukan kunjungan posyandu 17 responden (65) dibandingkan ibu dengan pendidikan rendah 9 responden (35%). Status pekerjaan ibu yang bekerja lebih patuh melakukan kunjungan posyandu 19 responden (73%) dibandingkan ibu yang tidak bekerja 7 responden (27%). Perlu dilakukan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat khususnya orang tua yang mempunyai balita mengenai pentingnya Kunjungan Posyandu.
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA REMAJA DI KOMUNITAS TENTANG RESIKO PERSALINAN PADA IBU BERUSIA KURANG DARI 20 TAHUN DI DESA SILANGJANA Agus Ari Pratama; Ketut Eka Larasati Wardana; Luh Yenny Armayanti; Kadek Agustina Puspa Ningrum
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sundaram Vol. 1 No. 1 (2023): JPMS
Publisher : LPPM STIKes Buleleng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52073/jpms.v1i1.8

Abstract

Latar Belakang: Kehamilan dengan usia kurang dari 20 tahun menjadi masalah penting karena termasuk golongan risiko tinggi. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya risiko komplikasi maternal selama kehamilan dan persalinan, juga pada perinatal. Dari studi pendahuluan diperoleh angka kejadian ibu bersalin berusia kurang dari 20 tahun di RSUD Kabupaten Buleleng tahun 2022 sebesar 7,3%. Tujuan: Kegiatan pengabdian ini dapat memberikan pengetahuan pada remaja tentang persalinan pada ibu berusia kurang dari 20 tahun di Desa Silangjana. Kegiatan pendidikan kesehatan ini dilakukan di Desa Silangjana. Metode: Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang remaja dimana mereka diberikan edukasi/penyuluhan terkait hal tersebut. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan, responden diminta untuk mengisi pretest dan posttest yang terdiri dari 25 pertanyaan yang berkaitan dengan resiko persalinan pada usia kurang dari 20 tahun. HasilHasil analisis pengetahuan remaja sebelum diberikan penyuluhan/edukasi adalah 50,40±11,3. Setelah diberikan penyuluhan, rerata pengetahuan remaja menjadi 76,00±10,1. Simpulan: Bahwa terjadi peningkatan pemahaman remaja yang signifikan mengenai pentingnya mengetahui resiko persalinan pada usia kurang dari 20 tahun.
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN PERNIKAHAN USIA DINI BERBASIS BUDAYA KEARIFAN LOKAL DENGAN METODE PARTICIPATORY LEARNING AND ACTION DI DESA SILANGJANA BULELENG BALI Putu Dian Prima Kusuma Dewi; Desak Ketut Sugiartni; Luh Ayu Purnami; Kadek Agustina Puspa Ningrum
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sundaram Vol. 1 No. 1 (2023): JPMS
Publisher : LPPM STIKes Buleleng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52073/jpms.v1i1.15

Abstract

Pernikahan usia dini di Indonesia terus meningkat bahkan signifikan terjadi. Dampaknya tidak hanya pada kesiapan pasangan tetapi juga kualitas dan kondisi kesehatan generasi yang dihasilkan. Kasus stunting seringkali berkaitan erat dengan kasus pernikahan usia dini yang terjadi.Pernikahan usia dini menjadi berdampak bagi remaja khususnya remaja perempuan, dampak fisik, psikis dan ekonomi yang dialami.Tujuan pengabdian ini untuk memberikan edukasi dan pemberdayaan melalui program pencegahan pernikahan usia dini dengan pendekatan kearifan lokal sekaa truni di Desa Silangjana, Buleleng Bali. Kegiatan ini melibatkan 8 orang mahasiswa semester 4 dan 6 dari Prodi Kebidanan. Metode yang digunakan adalah PLA (Participatory Learning and Action) dengan pemberian layanan terdiri dari serta penggunaan aplikasi teknologi untuk membantu petugas program dalam mengumpulkan data pasien di isoter. Jumlah sasaran mitra yaitu 30 orang remaja perempuan dengan didampingi oleh Psikolog Remaja. Kegiatan ini dievaluasi menggunakan lembar observasi dan lembar wawancara mendalam sebelum dan sesudah kegiata edukasi dan implemnetasi.Hasil dari kegiatan yang dilakukan bahwa seluruh remaja perempuan diukur untuk kesiapan pernikahan, pengetahuan dan sikap terkait pernikahan usia dini yang menunjukkan efektvitasnya mencapai rata-rata 67.93 dan memiliki korelasi kuat dengan nilai p value 0.01 dan nilai kekuatan korelasinya mencapai 0.45. Kegiatan ini dilakukan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
PELATIHAN PIJAT BAYI UNTUK MENGOPTIMALKAN TUMBUH KEMBANG SI KECIL Kadek Agustina Puspa Ningrum; Ketut Eka Larasati Wardana; Agus Ari Pratama; Indrie Lutfiana; Putu Monna Frisca Widiastini; Desak Ketut Sugiartini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sundaram Vol. 2 No. 1 (2024): JPMS
Publisher : LPPM STIKes Buleleng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52073/jpms.v2i1.28

Abstract

Pendahuluan: Pertumbuhan bayi dan anak merupakan bagian penting dari pengawasan kesehatan anak. Berat badan bayi yang baru lahir saat lahir adalah penting penanda kesehatan ibu dan janin dan nutrisi. Mereka yang bertahan lebih mungkin menderita dari pertumbuhan terhambat dan IQ yang lebih rendah. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk dapat memberdayakan orang tua dalam pelaksanaan dan keikutsertaan pemantauaan pertumbuhan bayi. Metode: Pengabdian masyarakat ini dilakukan di ruang SBCC Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng. Responden dalam pengabdian ini sebanyak 10 orang. Hasil pengabdian dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan Berat Badan Bayi sesudah dilakukannya pijat bayi pada bayi 3-12 bulan. Pemantauan pertumbuhan bayi sebaiknya dilaksanakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan Kesehatan anak, dan diharapkan adanya tindak lanjut yang dilakukan oleh dosen STIKes Buleleng dengan temuan gangguan pertumbuhan pada bayi. Pengabdian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi STIKes Buleleng bahwa ada hasil “evidence based” tentang salah satu intervensi kebidanan yang dapat digunakan untuk meningkatkan berat badan bayi melalui pemberian teknik pemijatan, sehingga menjadi pedoman dalam memberikan asuhan pada bayi secara profesional, memberikan pendidikan kesehatan pada ibu bayi untuk perawatan kesehatan bayi dan mencegah masalah-masalah Kesehatan bayi lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi melalui teknik pijat bayi