Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

LAPORAN KASUS : LAMINITIS AKUT PADA BABI Alvin H Sunbanu; Yohanes Simarmata; Maxs U E Sanam
Jurnal Veteriner Nusantara Vol 4 No Supl. 1 (2021): Prosiding Seminar Himpro FKH Undana VI
Publisher : Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jvn.v4iSupl. 1.5988

Abstract

Seekor tenak babi Yorkshire berumur 7 bulan berjenis kelamin betina mengalami kepincangan pada salah satu kakinya. Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan babi tersebut mengalami kepincangan dan terdapat lesi pada bagian kuku dari kaki serta terdapat kemerahan pada beberapa bagian tubuhnya. Selain itu, babi tidak makan dan hanya berbaring. Hasil pada awal pemeriksaan menunjukkan bahwa frekuensi napas : 28x/menit, frekuensi pulsus : 96x/menit dan suhu 40,5°C. Penanganan dilakukan dengan memberikan antibiotik Procaine Penicillin G (Penstep-400) dengan dosis sediaan 200 mg dan dosis anjuran 1 ml/kg BB dengan dosis pemberian 0,3 ml secara IM, d-panthonol (B-Sanplex) dengan dosis sediaan 10 mg dan dosis anjuran 1 ml/10 kg BB dengan dosis pemberian 6 ml secara IM dan Dexamethazone 0,75 mg secara peroral dengan dosis pemberian 4 tablet (2 tablet pagi dan 2 tablet sore) selama 3 hari. Monitoring pertama pada hari ke 3 suhu tubuh 40,8°C, frekuensi respirasi 32 x/menit, frekuensi pulsus 96x/menit dan tapi masih terlihat pincang serta masih terlihat adanya kebengkakan. Terapi antibiotik Procaine Penicillin G (Penstep-400) dan d-panthonol (B- Sanplex) dengan dosis yang sama dan tetap diberikan Dexamethasone. Pada monitoring kedua (hari ke-5) terlihat babi sudah berdiri secara normal dan tidak mengangkat kakinya namun, belum tidak terlalu aktif. Suhu tubuh 39,8°C, frekuensi respirasi 24x/menit, frekuensi pulsus 84 x/menit. Masih terlihat adanya pembengkakan pada kuku kaki dari babi tersebut. Monitoring ketiga pada hari ke-7 babi telah aktif bergerak dan nafsu makan meningkat, tidak terlihat adanya kebengkakan pada kakinya. Suhu 39,2°C, frekuensi respirasi 24x/menit, frekuensi pulsus 88x/menit.
LAPORAN KASUS BLOAT PADA KAMBING DI KELURAHAN LASIANA, KECAMATAN KELAPA LIMA, KOTA KUPANG Karolina Trifonia Diaz; Yohanes Simarmata; Maxs U E Sanam
Jurnal Veteriner Nusantara Vol 4 No Supl. 1 (2021): Prosiding Seminar Himpro FKH Undana VI
Publisher : Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jvn.v4iSupl. 1.5991

Abstract

Bloat atau kembung adalah gangguan sistemik non-infeksius yang mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan ruminansia. Kejadian bloat primer memiliki gejala klinis yang sering teramati yakni adanya pembesaran atau distensi rumen bagian kiri, stress, nyeri pada abdomen, sering berbaring dan dyspnea. Kambing jantan berumur 8 bulan dengan berat badan seberat 80 kg di kelurahan Lasiana dengan pemeriksaan fisik menunjukkan gejala klinis yakni distensi abdomen bagian kiri dan hewan selalu berbaring. Terapi yang dilakukan adalah dengan melakukan pemberian anti bloat Tympanol sebanyak 25 ml dalam 250 ml air, Penstrep-400 sebanyak 1 ml/10 Kg BB, dan biodin 2-5 ml/Kg BB. Terlambatnya penanganan dan upaya pengobatan yang dilakukan belum mampu untuk mengeluarkan semua gas dari dalam abdomen sehingga hewan mengalami kematian.
LAPORAN KASUS: MYASIS PADA BABI JANTAN DI DESA NOELBAKI, KECAMATAN KUPANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG Olivia Maria Ujan; Yohanes Simarmata; Maxs U E Sanam
Jurnal Veteriner Nusantara Vol 4 No Supl. 1 (2021): Prosiding Seminar Himpro FKH Undana VI
Publisher : Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jvn.v4iSupl. 1.5994

Abstract

Myasis merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh larva lalat (belatung) yang menyerang semua jenis hewan vertebrata yang berdarah panas termasuk manusia, tidak menimbulkan tanda klinis yang spesifik dan sangat bervariasi tergantung pada lokasi luka. Seekor babi berumur 6 bulan, dengan berat badan ± 30 kg dan berjenis kelamin jantan dilaporkan keluhan adanya luka terbuka disertai adanya belatung pada daerah kaki kiri belakang. Secara klinis babi hanya bergerak aktif untuk menghindari lalat yang hinggap pada luka, dan tidak adanya gejala yang spesifik karena babi makan dan minum yang baik serta defekasi dan urinasi yang normal. Hasil pemeriksaan fisik babi didiagnosis menderita myasis. Babi ditangani dengan melakukan pembersihan luka dan mengambil belatung menggunakan larutan NaCl 0.9%. Babi diobati dengan antibiotika amoksisilin (Betamox LA) dengan dosis anjuran 1 ml/10 kg BB dengan dosis pemberian 3 ml dan pemberian obat oral dexametason 0,75 mg dengan dosis pemberian 1,5 mg sebagai anti radang, disamping itu juga diberikan antibiotic topikal yaitu enbatic powder dengan dosis sedian 3 mg dan ditaburkan secukupnya pada luka tiap 2x sehari. Pada hari petama, kondisi babi terlihat aktif, napsu makan dan minum baik. Suhu meningkat jadi 40oC, luka masih basah, kemerahan disekitar luka, dan mengalami kebengkakan. Pada hari ke-2, suhu 40oC dan hari ke-3 suhu 39,5oC, luka masih basah dan merah, masih mengalami kebengkakan, dan sudah ada beberapa bagian dari luka mulai mengering. Pada hari ke-5 suhu 39,3oC, luka masih basah dan terbuka, masih adanya kemerahan, dan beberaapa bagian luka sudah tertutup dan pada hari ke-10 suhu 39,2oC, luka sudah tertutup atau menyatu dengan baik walaupun masih tampak kemerahan dan masih adanya pembengkakan.
LAPORAN KASUS : SUSPEK LAMINITIS PADA BABI Edwin Krisnandar Ndawa Lu; Yohanes Simarmata
Jurnal Veteriner Nusantara Vol 4 No Supl. 1 (2021): Prosiding Seminar Himpro FKH Undana VI
Publisher : Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jvn.v4iSupl. 1.5995

Abstract

Pasien babi jantan berumur 3 tahun dengan berat badan ± 85 kg. Pasien menunjukkan gejala klinis lemas, berjalan pinjang, kaki kiri bagian depan mengalami tremor, dan terdapat luka pada bagian celah kuku kaki depan bagian kiri. Terapi yang diberikan yaitu pembersihan luka pada bagian celah kuku kaki menggunakan betadine. Setelah itu diinjeksikan Antibiotik Limoxin-200 LA dengan bahan aktif oxitetracyclin sebanyak 8 ml (1 ml/10 kgBB). Selain itu juga diberikan obat anti inflamasi yaitu Dexamethaone tablet 0,75 mg untuk mengurangi rasa nyeri pada babi dengan dosis 0,1 mg/KgBB ( 9 Tablet ). Terapi suportif diberikan multivitamin Injektamin sebanyak 5 ml.
Sampul - Prosiding Seminar Nasional Himpro BEM FKH Undana ke-VII Yohanes Simarmata
Jurnal Veteriner Nusantara Vol 4 No Supl. 2 (2021): Prosiding Seminar Nasional Himpro FKH Undana VII0
Publisher : Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jvn.v4iSupl. 2.6001

Abstract

Prosiding Seminar Nasional Himpro BEM FKH Undana ke-VII