Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LAPORAN KASUS: MYASIS PADA BABI JANTAN DI DESA NOELBAKI, KECAMATAN KUPANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG Olivia Maria Ujan; Yohanes Simarmata; Maxs U E Sanam
Jurnal Veteriner Nusantara Vol 4 No Supl. 1 (2021): Prosiding Seminar Himpro FKH Undana VI
Publisher : Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jvn.v4iSupl. 1.5994

Abstract

Myasis merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh larva lalat (belatung) yang menyerang semua jenis hewan vertebrata yang berdarah panas termasuk manusia, tidak menimbulkan tanda klinis yang spesifik dan sangat bervariasi tergantung pada lokasi luka. Seekor babi berumur 6 bulan, dengan berat badan ± 30 kg dan berjenis kelamin jantan dilaporkan keluhan adanya luka terbuka disertai adanya belatung pada daerah kaki kiri belakang. Secara klinis babi hanya bergerak aktif untuk menghindari lalat yang hinggap pada luka, dan tidak adanya gejala yang spesifik karena babi makan dan minum yang baik serta defekasi dan urinasi yang normal. Hasil pemeriksaan fisik babi didiagnosis menderita myasis. Babi ditangani dengan melakukan pembersihan luka dan mengambil belatung menggunakan larutan NaCl 0.9%. Babi diobati dengan antibiotika amoksisilin (Betamox LA) dengan dosis anjuran 1 ml/10 kg BB dengan dosis pemberian 3 ml dan pemberian obat oral dexametason 0,75 mg dengan dosis pemberian 1,5 mg sebagai anti radang, disamping itu juga diberikan antibiotic topikal yaitu enbatic powder dengan dosis sedian 3 mg dan ditaburkan secukupnya pada luka tiap 2x sehari. Pada hari petama, kondisi babi terlihat aktif, napsu makan dan minum baik. Suhu meningkat jadi 40oC, luka masih basah, kemerahan disekitar luka, dan mengalami kebengkakan. Pada hari ke-2, suhu 40oC dan hari ke-3 suhu 39,5oC, luka masih basah dan merah, masih mengalami kebengkakan, dan sudah ada beberapa bagian dari luka mulai mengering. Pada hari ke-5 suhu 39,3oC, luka masih basah dan terbuka, masih adanya kemerahan, dan beberaapa bagian luka sudah tertutup dan pada hari ke-10 suhu 39,2oC, luka sudah tertutup atau menyatu dengan baik walaupun masih tampak kemerahan dan masih adanya pembengkakan.
Uji Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya) Terhadap Cacing Ascaris suum Secara In Vitro Olivia Maria Ujan; Agus Saputra; Aji WINARSO
Jurnal Veteriner Nusantara Vol 4 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jvn.v4i1.6045

Abstract

The purpose of this study was to determine the anthelmintic test of ethanol extract of papaya seeds on Ascaris suum worms in vitro and to find out the compounds contained therein based on phytochemical tests. The materials used were papaya seeds (Carica papaya), Ascaris suum worms, 70% ethanol, 0,9% NaCl, and Pyrantel pamoate. Extraction of papaya seeds was done by maceration method using 70% ethanol solvent. Identification of Ascaris suum worms was carried out based on the morphological characteristics of the worm (female/male, length, and diameter). Testing of ethanol extract of papaya seeds was carried out in 4 groups consisting of three treatment groups and one control group. Three treatment groups used ethanol extract of papaya seeds with a concentration of 2,5%, 5%, 7,5%, and the control group using pyrantel pamoate 7,5%. Potential of ethanol extract of papaya seeds was seen from the time needed to kill Ascaris suum worms. Where the ethanol extract of papaya seeds was 2,5% with an average mortality time of 5,96 hours, a concentration of 5% with a mean of 3,98 hours, a concentration of 7,5% with a mean of 2,52 hours and a control group with a mean time of death of 2,18 hours. The results showed that there was a statistically significant effect (P<0,05) on P1 and P2 and there was no significant effect (P>0,05) on P3. It can be concluded that immersion using pyrantel 7,5% is still higher than P1 and P2 and immersion using pyrantel 7,5% has the same anthelmintic effect as P3. In the phytochemical test, ethanol extract of positive papaya seeds contained saponin, tannin, alkaloid, phenol, flavonoid and triterpenoid.