Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Gaya Hidup Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat Sandra Nadya Tasha Aprillia; Varinia Pura Damaiyanti; Sri Hidayah
Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development Vol 3 No 2 (2021): Juli-Desember 2021
Publisher : Asosiasi Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52483/ijsed.v3i2.58

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis dalam melihat bagaimana gaya hidup pada kalangan mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami bagaimana gaya hidup dapat membentuk perilaku konsumtif, di kaji menggunakan teori David Chaney lifestyles. Chaney mengatakan bahwa pada akhir modernitas semua yang kita miliki akan menjadi budaya tontonan (a culture of spectacle). Semua orang ingin menjadi penonton dan sekaligus ditonton. Ingin melihat tapi sekaligus juga dilihat. Di sinilah gaya mulai menjadi modus keberadaan manusia modern : kamu bergaya maka kamu ada ! kalau kamu tidak bergaya, siap-siaplah untuk dianggap “tidak ada” : diremehkan, diabaikan atau mungkin dilecehkan. Itulah sebabnya mungkin orang sekarang perlu bersolek atau berias diri. Menggunakan metode penelitian kualitatif, teknik pemilihan informan meggunakan snowball sampling berjumlah sebanyak 9 orang informan. Pengumpulan data dibuat dengan wawancara, dan dikaji menggunakan teknik analsis data dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat berorientasi pada perilaku konsumtif terlihat bagaimana penampilan mahasiswa serta bagaimana mahasiswa dalam mengisi waktu luangnya yang dikelompokkan sebagai berikut : (a) fashion dan lingkungan (b) mengikuti tren (c) self love dan self reward.
The Legal Consciousness and Social Impacts of the Change in the Minimum Age for Marriage in the Indonesian Marriage Act: The Experience of Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan Tavinayati Tavinayati; Varinia Pura Damaiyanti; Lena Hanifah; Ayesha Wijayalath; Trisna Putri; Galuh Fitria Rizqyandhanita
International Journal of Law, Environment, and Natural Resources Vol. 2 No. 2 (2022): October Issue
Publisher : Scholar Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51749/injurlens.v3i1.35

Abstract

Child marriage is still a controversial and big challenge that Indonesia has always faced, with Kalimantan Selatan as one of the Big Five Provinces with the highest number of child marriages. The Indonesian government has taken various preventive steps, one of which is revising the age limit for brides from 16 to 19 years old, enacted right before Covid-19 hit the country. However, the revision still begs questions about whether the age limit is practical due to the highest number of unregistered marriages, especially during the pandemic. This study employed the Qualitative method with a Socio-Legal approach and found that the perception and legal consciousness of the respondents were undisputed towards child marriage and disregarded the age limit and the pandemic situation.
TRANSFORMASI SOSIAL MASYARAKAT PESISIR WILAYAH DESTINASI PANTAI BATU BUAYA DI KABUPATEN TANAH BUMBU Dwi Litha Diyana; Varinia Pura Damaiyanti; Khairussalam
Huma: Jurnal Sosiologi Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/h-js.v1i1.5

Abstract

Masyarakat pesisir pantai Desa Sungai Cuka Kabupaten Tanah Bumbu mengalami Transformasi Sosial setelah adanya wisata Pantai Batu Buaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana transformasi sosial masyarakat pesisir wilayah destinasi wisata Pantai Batu Buaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa 1) munculnya industri pariwisata membawa perubahan dalam aspek perekonomian masyarakat pesisir, seperti usaha bisnis persewaan transportasi, bisnis kuliner, bisnis perlangkapan (penyewaan lesehan/gazebo). Selain itu peran pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan pemasok listrik sebagai penunjang kenyamanan dalam berwisata juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pesisir terutama pada petani karet dan sawit dalam kemudahan akses menuju perkebunan yang dulu sempat dirasa kesulitan, juga dengan adanya pemasok listrik yang yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir. 2) perubahan pada aspek budaya dalam hal berpakain masyarakat pesisir dari tradisional ke modern yang dibawa oleh wisatawan, munculnya budaya gotong royong pada masyarakat pesisir wilayah destinasi wisata pantai Batu Buaya. 3) perubahan pada sistem aktivitas masyarakat, hal ini terjadi pada profesi masyarakat yang menjadikan masyarakat lebih tertib, dan lebih memperhatikan aspek estetika. Munculnya peluang kerja bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan. Keuntungan besar bagi pelaku usaha kegiatan UMKM masyarakat pesisir yang didapat. 4) terjadi perubahan pada keamanan lingkungan, dimana setelah adanya pariwisata tindak kriminal mulai menghilang. 5) Pariwisata memunculkan karakteristik masyarakat wisata seperti pembentukan pokdarwis yang dibentuk guna untuk mengelola wisata pantai Batu Buaya. Selain pokdarwis ini sendiri wisata juga memunculkan karakteristik masyarakat wisata yang open minded yang sebelumnya masih tertutup.
PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN INSTAGRAM TERHADAP TINGKAT ALIENASI MAHASISWI FISIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Prinsif Don Prayoga; Varinia Pura Damaiyanti
Huma: Jurnal Sosiologi Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/h-js.v1i2.9

Abstract

Media sosial telah menjadi platform paling di banyak gunakan satu dekade kebelakang, khususnya Instagram. Sejak dibuatnya di tahun 2010, Instagram masih berkembang hingga 1.21 triliun pengguna aktif bulanan di seluruh dunia dan di Indonesia sendiri terdapat stidaknya 88 juta pengguna, hasil dari banyak penelitian menyatakan bahwa sosial media membuat ini menjadikan Instagram subjek yang sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini di desain untuk menemukan bagaimana pengaruh intensitas penggunaan Instagram terhadap tingkat alienasi para mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Lambung Mangkurat Angkatan 2020 yang berjumlah 380 mahasiswi. Metode sampel yang di gunakan adalah secara acak dengan tipe proposional stratifikasi acak, di temukan 50 responden yang tersebar di 6 program studi berbeda yaitu Sosiologi, Geografi, Ilmu Komunikasi, Administrasi Publik, Administrasi Bisnis dan Ilmu Pemerintahan. Penelitian menggunakan instrument yang telah disiapkan melalui validitas dan reliabilitas. Skala pengumpulan data adalah skala Intensitas (20 item valid, α = 0.952) dan skala Alienasi (16 item valid, α = 0.991). Teknik penganalisisan data yang digunakan adalah regresi sederhana dan korelasi. Hasil dari pengolahan data menunjukan bahwa adanya hubungan positif dan hubungan yang signifikan antara intensitas dengan alienasi (r = 0.946). Maka, semakin intens penggunaan Instagram maka semakin merasa teralienasi juga mereka dengan diri, sekitar dan kebiasaan di hidupnya. Kontribusi antara intensitas pada alienasi adalah 89.4% and sisanya adalah 10.6% kontribusi dari faktor lain.
PEREMPUAN SEBAGAI AGEN PERUBAHAN MELALUI PENGGUNAAN MENSTRUAL CUP DALAM PERSPEKTIF GERAKAN SOSIAL Rifa Ailsa Putri; Varinia Pura Damaiyanti
Huma: Jurnal Sosiologi Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/h-js.v1i2.10

Abstract

Dewasa ini banyak gerakan sosial perempuan yang menjadikan tujuannya adalah lingkungan hidup. Penelitian skripsi ini membahas mengenai bagaimana peran dari para pengguna menstrual cup di kota Banjarmasin untuk mengedukasi serta mengajak para perempuan kota Banjarmasin. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Feminisme. Penelitian ini akan dirumuskan dengan menggunakan teori Gerakan Sosial Baru. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan: 1) Memposting Media Sosial, 2) Berdiskusi untuk permasalahan pembalut sekali pakai, 3) Berkolaborasi dengan selebgram dan influencer Instagram, 4) Sharing pengalaman melalui media sosial.
Dampak Menonton Drama Bergenre Boys Love Terhadap Penerimaan LGBTQ+ oleh Fujoshi di FISIP ULM Elma Teriana Putri; Varinia Pura Damaiyanti
Huma: Jurnal Sosiologi Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/h-js.v2i1.38

Abstract

Boys love adalah drama yang menceritakan hubungan romantis antara sesama laki-laki. Fokus penelitian membahas bagaimana dampak menonton drama bergenre boys love terhadap penerimaan LGBTQ+ oleh fujoshi di FISIP ULM. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus, teknik pengumpulan datanya melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi sedangkan informan ditentukan menggunakan metode snowball. Dari hasil penelitian didapatkan dampak positif dan negatif yang dirasakan oleh para informan, yaitu menambah pengetahuan, memperluas dan mengembangkan perspektif diri, meningkatkan pemahaman mengenai masalah kaum LGBTQ+, media pembelajaran, dan media hiburan sebagai dampak positifnya. Sedangkan dampak negatifnya adalah tidak bisa memisahkan antara dunia nyata dan fiksi, mendapat stigma negatif, menyimpang dari norma sosial dan menutupi identitas diri sebagai seorang penikmat drama homoseksual. Dampak-dampak tersebut juga mempengaruhi penerimaan para informan kepada kaum LGBTQ+, yaitu menerima secara pasif komunitas LGBTQ+; penerimaan yang menyadari perbedaan antara masyarakat heteroseksual dengan komunitas LGBTQ+ namun keberadaanya masih tidak bermakna bagi informan; penerimaan dimana mereka mengakui adanya komunitas LGBTQ+ dan menyadari makna dan arti dari komunitas ini; serta penerimaan adanya sikap, pikiran yang terbuka, sehingga informan mengerti dan memahami keadaan yang dialami oleh komunitas LGBTQ+ ini. Penerimaan kepada komunitas LGBTQ+ oleh para informan juga berbeda-beda tergantung faktor lingkungan, agama, budaya, pengalaman dan pemahaman akan LGBTQ+. Oleh karena itu, penerimaan informan terhadap LGBTQ+ tidak hanya tergantung dengan genre boys love namun juga dipengaruhi oleh faktor lain di lingkungan kehidupannya.
Framing Media Online Terhadap Puan Maharani Sebagai Bakal Calon Presiden Dalam Pemilihan Presiden 2024 Muhammad Balya; Varinia Pura Damaiyanti
Huma: Jurnal Sosiologi Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/h-js.v2i2.74

Abstract

Puan Maharani is often in the media spotlight and public perception of her is influenced by positive or negative online media coverage, depending on the political interests and public perception of her policies or actions. The purpose of this study is to analyze the influence of online media in shaping public perception of Puan Maharani, especially in the context of the 2024 presidential election. The research used a descriptive qualitative approach by applying the framing analysis model of Pan and Kosicki and data collection techniques from four online media (two national and two regional) during the period of November 1st to December 31st, 2022. The results of the analysis show a tendency of positive framing towards Puan Maharani. However, there are differences in the way positive narratives are built between two regional online media and national online media. Two regional online media tend to use exaggerated narratives such as hyperbole sentences in building positive narratives about Puan Maharani, while national online media are more varied in framing and minimize excessive rhetoric in building narratives about Puan Maharani. Despite the political interests of online media in creating news, national online media appears to be more objective in providing information about Puan Maharani. Online media has a significant influence in shaping public perception of Puan Maharani, especially in the politics of the 2024 presidential election. Positive framing may provide advantages, while framing that is diverse and minimizes excessive rhetoric tends to be more objective.
Suka Korea: Peniruan Perilaku Ala Korea di Kalangan Mahasiswa FISIP ULM Titin Mardina; Varinia Pura Damaiyanti
Huma: Jurnal Sosiologi Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/h-js.v2i2.75

Abstract

Korean popular culture or hallyu whose spread can influence students in accepting culture from outside. This study aims to find out the Korean cultural trends that students have followed and how the process of imitating the behavior of students who follow these trends. This study uses a qualitative research method with a phenomenological approach. Data collection techniques used are observation, interviews and documentation. The results of this study indicate that FISIP ULM students have known Korean popular culture trends since they were in elementary school until now through watching Korean dramas on television and getting to know Korean music/K-pop through YouTube. From Korean dramas and K-pop, students learn about other trends, such as Korean fashion, Korean specialties and the Korean language. Trends in Korean popular culture that have been followed by FISIP ULM students are Korean drama shows, Korean music/K-pop, Korean-style fashion, Korean specialties and Korean language. Then, from getting to know the trend of Korean popular culture, students are interested in imitating the behavior of actors and actresses in Korean dramas and also their K-pop idols. Trends that are imitated such as clothing styles that give a casual but relaxed look, more colorful and simple, minimalist make-up displays, and hairstyles that they like as well as trends in Korean food and Korean language that make them curious and interested in trying and learning it.
Representasi Pembagian Kerja Dalam Rumah Tangga Keluarga Petani di Desa Sei Bakut Kabupaten Kapuas Salamah; Varinia Pura Damaiyanti; Sri Hidayah
Huma: Jurnal Sosiologi Vol. 2 No. 3 (2023)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/h-js.v2i3.92

Abstract

Social construction in society and stereotypes against women have created a double burden on women farmers. This study aims to represent gender differences in farming families. The research used a qualitative approach, Data collection techniques observation, interviews, and documentation. The research was carried out in Sei Bakut Village, Kapuas Kuala District, Kapuas Regency, Central Kalimantan. The results of the study indicate that there is a social construction in the Sei Bakut village community which is instilled from generation to generation from parents to their children that the men in the family are in charge of earning a living and the women in the family. There is a stereotype that women are weak unlike men, and men work with muscle strength and women work with accuracy and neatness so people think that women only work in the domestic sphere and men work in the public sphere. The dual roles experienced by women in Sei Bakut village are roles in the domestic sphere and in the public sphere. Roles in the domestic sphere are roles that are directly related to managing the household, both taking care of children, managing finances, and doing housework such as cooking, washing and cleaning the house. The role in the public sphere is that women participate in earning a living either working on their own land or taking wages on other people's land. There is a social construction in society with stereotypes in a particular group which creates an unequal division of labor both in the household and in the agricultural sector experienced by women so that women spend more time working than men.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok Kreatif Sebagai Ruang Inspiratif Anak-Anak Desa Karang Indah Kabupaten Barito Kuala Adistya Karamina Fasyah; Varinia Pura Damaiyanti; Rizky Ircham Muzaki; Aliya Putri; Syifa Sophia Nurmasitha; Neli Rahmawati; Muhammad Fadhil; Dyllan Raditya Dienova
Hayak Bamara: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pondok Kreatif is a community empowerment project that aims to stimulate change in the children of Karang Indah Village to become more creative and innovative individuals. This is based on the findings of problems analyzed through social mapping of Karang Indah Village, Mandastana Sub-District, Barito Kuala Regency. The problem that occurs in the children of Karang Indah Village is that they become passive because they are concerned with playing online games and social media. The service team created a solution by forming the "Pondok Kreatif" project as a place for children to be creative. Pondok Kreatif is implemented through 4 rooms, namely: traditional game room, music room, artistic room, and literature room. This activity was carried out in Karang Indah Village with a period of 4 weeks, on July 29, 2023 - August 16, 2023. This program showed that Pondok Kreatif succeeded in empowering the community of Karang Indah Village by providing a place for village children to develop skills and creativity. In the context of community empowerment, Pondok Kreatif has proven that through appropriate activities, children as vital capital in the development of society can become advanced and innovative agents of change. The enabling scope achieved is to raise awareness of the potential possessed and develop it. Empowering, Pondok Kreatif program creates and increases the capacity and potential of children to become more creative and innovative children. The Protecting, protects the sustainability of an empowerment program, and the real form of this scope is to provide basic understanding to children who are the target of the Pondok Kreatif project that can be applied in the future as well as traditional game tools that can be used repeatedly.