Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PRODUK CACAT MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BERKUALITAS BERBASIS JAMINAN HALAL PADA PERUSAHAAN BETON TIANG PANCANG Muhammad Nur Akbar; Anis Saleh; Anshar Daud; Muhammad Basri; Muhammad Nusran
International Journal Mathla’ul Anwar of Halal Issues Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Mathla’ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.464 KB) | DOI: 10.30653/ijma.202221.44

Abstract

Excellent product and service quality is important in the era of industrial competition to win the competition. Companies must play an important role and WIKA Beton as a leading Pile Construction company in Indonesia and even in Asia has taken part in having 14 factories with 1 mibile Plant. The problem that occurs is that some products are damaged or defective. Due to the low quality of the pile product and defects it will reduce the value of the product. Objective: To find out the cause of the recorded product using the seven tools method. Methods: identification and environmental mapping of the problems causing the occurrence of recorded products. Results and Discussion: Damage and defects in the concrete pile products must be repaired using the 7-Tools method (seven tools. Defective products after using the seven tools can be seen the types of defects that exist such as peeling, corrosion of steel bones, deflection, hollow and porous The secondary causes are due to environmental factors, humans, methods, materials, machines. The secondary causes are significant, namely, the environment is dusty and dirty, dirty air, noisy, and high temperature. Human factors are lack of discipline, tired eyes, lack of thorough, fatigue of workers. On the material, corrosion (rusting) occurs on the reinforcement, the mixture of materials changes in volume, evaporation of water in the concrete mixture, the thickness of the concrete blanket is too large. Applying 5S, improving work position, monitoring temperature during production, checking and cleaning tools after use, checking the machine every week by the maintenance division Conclusion: the cause of the occurrence note products are due to primary and secondary factors as well as halal awareness factors in the scope of work and work processes, it is very possible to create superior performance based on halal knowledge (halal knowledge), so that the seven tools can be equipped with Halal awareness factors as factors that affect performance towards zero product notes on the concrete product
Analisis Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) pada Pekerja Sortir Rumput Laut PT. Bantimurung Indah Arminas Arminas; Muhammad Basri; Nurmaya Fatahuddin
Majalah Teknik Industri Vol 26 No 2 (2018): Majalah Teknik Industri Vol. 26 No. 2 Tahun 2018
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik ATI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Postur kerja yang kurang baik akan menyebabkan ketidaknyamanan operator dalam melakukan pekerjaannya jika dilakukan secara terus menerus, dapat terjadi kelelahan kerja dan juga dapat terjadi keluhan musculoskeletal. PT. Bantimurung indah merupakan perusahaan pengolahan rumput laut setengah jadi, pada bagian penyortiran pekerjaan masih dilakukan secara manual dengan posisi duduk dengan kaki yang terlipat dan posisi badan yang membungkuk serta leher yang tertekuk hal ini dinilai kurang ergonomis,. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar resiko gangguan otot rangka (musculoskeletal disorder) berdasarkan nilai RULA dan memberikan usulan perbaikan pada perusahaan untuk mengurangi resiko musculoskeletal disorder. Dalam penelitian ini digunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA), yaitu sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas. Pada postur kerja aktual pekerja 1 dan 8 mendapat grand score 6 yang termasuk action level 3, pekerja 2,3,4,5,6,7,9,10 mendapat grand score 4 yang termasuk action level 2.
Pengukuran Beban Kerja pada Divisi Assembling dan Packaging di PT. Jati Jaya Perkasa Mandiri Kabupaten Maros Basri, Muhammad; Arminas, Arminas; Pangeran, Aulid Rahmat
ARIKA Vol 17 No 2 (2023)
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/arika.2023.17.2.100

Abstract

Meningkatnya perkembangan dalam dunia industri saat ini, perusahaan dituntut mampu bersaing dan berkompetisi untuk meningkatan produktivitas. Untuk menunjang peningkatan produktivitas, pekerja harus melakukan aktivitas seoptimal mungkin. Pada PT. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros tidak demikian karena pada divisi Assembling dan Packaging sering terjadi Idle Time. salah satunya terjadi pada proses finger joint, adanya penumpukan kayu karena proses pengerjaan yang lama dan hanya dikerjakan oleh 1 pekerja, Sehingga pada proses pengeleman terkadang menunggu kayu yang siap untuk dilem. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi ketidakseimbangan beban kerja pada pekerja. Oleh karena itu perlu adanya suatu perhitungan beban kerja untuk menyeimbangkan beban kerja pekerja optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu baku dan nilai beban kerja pada Divisi Assembling dan Packaging di PT. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros. Pada penelitian ini menentukan waktu baku dan penentuan jumlah pekerja pada divisi Assembling dan Packaging dengan menggunakan Stopwatch Time Study. Selanjutnya dilakukan analisa beban kerja setiap pekerja. Apabila terdapat beban kerja terendah atau melebihi 100%, maka dilakukan perubahan jumlah pekerja pada workstation tersebut. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa beban kerja pada divisi Assembling dan Packaging masih belum optimal. Berikut nilai beban kerja pada operator 1,2 dan 3 Workstation Assembling, operator 4 dan 5 Workstation Pengeleman, operator 6,7,8 Workstation Pressing, operator 9,10,11 Workstation Sanding dan operator 12,13,14 dan 15 Workstation Packaging dalam menjalankan kerjanya masing-masing adalah 48,31%, 195,90%, 58,95%, 106,29%, 88,05%, 47,08%, 105,95%, 55,07% dan 51,76%. Maka dari itu dilakukan keseimbangan beban kerja, pada Workstation Assembling dilakukan pemindahan 1 operator dari EK 1a ke 1b sehingga beban kerja pada 1b tidak akan melebihi nilai 100%. Pada Workstation Pengeleman dilakukan penambahan operator sehingga nilai beban kerja yang diterima berkurang. Sedangkan pada Workstation Sanding dilakukan pengurangan 1 pekerja, sehinga beban kerja yang diterima bisa optimal.
Identifikasi Human Error pada Proses Pengolahan Air Minum dalam Kemasan dengan Metode SHERPA dan HEART pda IKM Air Kemasan ABC Basri, Muhammad; Nurwahidah, Andi; Amalia, Rezki
Majalah Teknik Industri Vol 30 No 2 (2022): Majalah Teknik Industri Vol.30 No.2 Desember 2022
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik ATI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61844/majalahteknikindustri.v30i2.370

Abstract

IKM ABC merupakan perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK). Pada IKM ini sering ditemukan produk cacat yang disebabkan oleh manusia. Jenis cacat produk yaitu kurang volume air, lid terbuka, lid bocor, seal rusak. Penyebab cacat tersebut bisa disebabkan oleh mesin ataupun kesalahan yang diakibatkan oleh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi human error yang dapat mengakibatkan cacat produk AMDK dengan menggunakan metode SHERPA dan HEART. Hasil penelitian dengan menggunakan metode SHERPA yaitu dapat diketahui ada 6 jenis human error yang bisa terjadi pada proses pengemasan air, proses pengepresan dan pemasangan label, dan proses packing dengan probabilitas yang terjadi yaitu low dan high. Dengan menggunakan metode HEART dapat diketahui probabilitas human error yang dapat terjadi pada proses pengemasan air pada task1.1 yaitu sebesar 0,07 dan pada task 1.2 yaitu sebesar 0,46, Probabilitas human error yang dapat terjadi pada proses pengepresan dan pemasangan label pada task 2.1 yaitu sebesar 0,53 dan pada task 2.2 yaitu sebesar 0,40 , Probabilitas human error yang dapat terjadi pada proses packing pada task 3.1 yaitu sebesar 0,06 dan pada task 3.2 yaitu sebesar 0,09. Nilai HEP tertinggi sebesar 0,53 yaitu terdapat pada proses pengepresan dan pemasangan label pada task 2.1 memeriksa suhu mesin press.