Mesin tenun Jaquard pada unit produksi memiliki fungsi sebagai mesin tenun pada umumnya yaitu melakukan proses penenunan benang manjadi kain, hanya saja sistem dalam pembukaan mulut lusinya yang berbeda dari mesin lainnya, tentunya untuk mempermudah dalam membuat anyaman yang jauh lebih baik dari mesin tenun lainnya. Namun pada kenyataannya pada saat proses produksi terjadi berbagai permasalahan yang dapat menghambat prosesnya seperti terjadinya kain yang cacat atau kurang baik atau biasanya disebut dengan cacat kain. Penulis merumuskan beberapa masalah yang akan di bahas antaranya, apa jenis cacat terbesar pada kain yang dihasilkan pada mesin Air Jet Loom Jaquard?, Seberapa banyak frekuensi terjadinya kecacatan?,Apa faktor utama penyebab cacat kain?, Bagaimana cara penangannya?, Jenis cacat kain yang terjadi yaitu Tepi gerigi, harness, tuck-in, ini adalah tiga jenis cacat yang paling sering terjadi pada proses produksi. Terdapat beberapa faktor yang dapat merusak kualitas kain yang dihasilkan seperti manusia, metode, matrial,lingkungan, dan mesin. Keadaan bagian dari mesin yang kurang baik mempengaruhi terbentuk cacat kain jenis tuck-in. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh penulis untuk melaksanakan praktek kerja lapangan, ditemukan kualitas kain yang buruk, pada pengecekan oleh Quality Control (QC) yang terjadi diakibatkan oleh cutter dan needle dari mesin tuck-in yang aus. Cara untuk menyelesaikan permasalahan dapat dilakukan dengan menggunakan metode PDCA (Plan, Do, Check, and Action) Keywords: kualitas, cacat kain, kain sarung, jacquard, air jet loom