Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Spatial Modeling Of Infant Mortality Rate In South Central Timor Regency Using GWLR Method With Adaptive Bisquare Kernel And Gaussian Kernel Sabat, Teguh Prawono; Melaniani, Soenarnatalina; Purnomo, Windhu
Health Notions Vol 1 No 2 (2017): April-June 2017
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (Address: Cemara street 25, Ds/Kec Sukorejo, Ponorogo, East Java, Indonesia 63453)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1011.723 KB)

Abstract

Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) was regression model consider the spatial factor, which could be used to analyze the IMR. The number of Infant Mortality as big as 100 cases in 2015 or 12 per 1000 live birth in South Central Timor Regency. The aim of this study was to determine the best modeling of GWLR with fixed weighting function and Adaptive Gaussian Kernel in the case of infant mortality in South Central Timor District in 2015. The response variable (Y) in this study was a case of infant mortality, while variable predictor was the percentage of neonatal first visit (KN1) (X1), the percentage of neonatal visit 3 times (Complete KN) (X2), the percentage of pregnant get Fe tablet (X3), percentage of poor families pre prosperous (X4). This was a non-reactive study, which is a measurement which individuals surveyed did not realize that they are part of a study, with analysis unit in 32 sub-districts of South Central Timor Districts. Data analysis used open source program that was Excel, R program, Quantum GIS and GWR4. The best GWLR spatial modeling with Adaptive Gaussian Kernel weighting function, a global model parameters GWLR Adaptive Gaussian Kernel weighting function obtained by g (x) = 0.941086 - 0,892506X4, GWLR local models with adaptive Kernel bisquare weighting function in the 13 Districts were obtained g(x) = 𝛽0 − 𝛽0X4, factors that affect the cases of infant mortality in 13 sub-districts of South Central Timor Regency in 2015 was the percentage of poor families pre prosperous.
Intervensi Spesifik Stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tanesab, Delto Loisandro; Sabat, Teguh Prawono
Indonesian Journal of Social Development Vol. 2 No. 1 (2024): July
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jsd.v3i1.4789

Abstract

Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap gizi yang memadai dan layanan kesehatan yang berkualitas. Meskipun pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, berbagai tantangan dalam implementasi di tingkat daerah masih ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas intervensi gizi spesifik yang dilaksanakan di Kabupaten TTS serta mengidentifikasi hambatan-hambatan utama yang menghambat pencapaian target. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dengan memanfaatkan data sekunder tahun 2023 dari Dinas Kesehatan Kabupaten TTS yang bersumber dari e-PPGBM, e-Cohort, dan SiSTBM. Empat indikator utama dianalisis, yaitu cakupan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dengan gizi kurang, cakupan imunisasi lengkap pada balita, serta kepatuhan rumah tangga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Hasil menunjukkan cakupan TTD sebesar 84,2%, PMT 80,6%, imunisasi lengkap 98%, dan kepatuhan PHBS 45,3%. Walaupun cakupan imunisasi hampir mencapai target, PHBS dan beberapa indikator lainnya masih rendah. Hambatan yang teridentifikasi meliputi kunjungan antenatal yang tidak teratur, kerawanan pangan, keterbatasan ekonomi, serta rendahnya penerapan perilaku hidup sehat di masyarakat. Secara keseluruhan, intervensi gizi di Kabupaten TTS menunjukkan keberhasilan yang moderat, namun belum cukup signifikan dalam menurunkan angka stunting. Oleh karena itu, diperlukan penguatan kolaborasi lintas sektor, revitalisasi kegiatan Posyandu, dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendukung percepatan penurunan stunting di masa mendatang.