Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Determinant Factors of Contact Dermatitis on Tofu Factory Workers in Kupang City Tanesab, Delto Loisandro; Syamruth, Yendris K.; Riwu, Yuliana Radja
Lontar : Journal of Community Health Vol 5 No 3 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/ljch.v5i3.7745

Abstract

Contact dermatitis is a skin inflammation due to exposure to certain substances which can cause irritation or allergic reactions. An initial survey of several tofu factories in Kupang City found that workers with dermatitis contact symptoms such as peeling skin, itching, and dry and scaly skin. The prevalence of allergic skin diseases such as contact dermatitis in Kupang City in 2018 was (5,5%). This study aims to determine the associated factor with the incidence of contact dermatitis in tofu factory workers. The research used a quantitative approach method with a type of case-control study. The study started from June to July 2022 in 8 tofu factories with a license to operate for more than one year in Kupang City. Calculate the sample size using the Lemeshow formula. There are 46 workers divided into 23 case samples and 23 control samples with a ratio of 1:1. Based on the study results. It was shown that the variables that had a relationship with the incidence of contact dermatitis were personal hygiene, years of service, and frequency of contact. In contrast, the variables that had no association were the use of PPE, age, temperature, and humidity. Suggestions for tofu factory workers are that they can be expected to maintain personal hygiene and reduce the frequency of contact with chemicals to avoid susceptibility to skin diseases such as contact dermatitis.
Keterlibatan Ayah dalam Meningkatkan Gizi Anak: Tinjauan Sistematis: Fathers' Involvement in Improving Children's Nutrition: A Systematic Review Tanesab, Delto Loisandro; Farmawy, Muhammad
Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik Vol 4 No 2 (2025)
Publisher : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB dan PERGIZI PANGAN Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25182/jigd.2025.4.2.96-107

Abstract

Gizi anak masih menjadi tantangan utama di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Meskipun berbagai penelitian menunjukkan bahwa ayah memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan dan perkembangan anak, keterlibatan mereka dalam aspek gizi anak sering kali diabaikan. Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk memahami berbagai bentuk keterlibatan ayah dalam pemenuhan gizi anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tinjauan ini mengikuti pedoman PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) dan melakukan penelusuran artikel melalui basis data PubMed dan Scopus. Pemilihan studi menggunakan kerangka PICO (Population, Intervention, Comparison, Outcome), dengan fokus pada partisipasi aktif ayah dalam praktik pemberian makan anak dibandingkan dengan ayah yang tidak terlibat, serta hasil yang berkaitan dengan asupan dan kualitas makanan anak. Sebanyak 12 studi memenuhi kriteria inklusi, mencakup berbagai konteks budaya dan geografis seperti Afrika, Australia, Amerika Serikat, dan Eropa. Bentuk keterlibatan ayah yang diidentifikasi meliputi membantu pemberian makanan pendamping ASI, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait makanan, memberikan dukungan emosional kepada ibu dan anak, serta menjadi panutan dalam kebiasaan makan sehat di rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan aktif ayah berdampak positif terhadap asupan gizi anak, terutama dalam meningkatkan konsumsi makanan padat gizi seperti buah, sayur, dan makanan berprotein. Namun, masih terdapat hambatan seperti norma gender tradisional, kurangnya pengetahuan gizi, dan kendala sistemik yang membatasi keterlibatan ayah. Faktor yang mendukung keterlibatan ayah meliputi pendidikan gizi yang ditargetkan, pendekatan berbasis keluarga, serta pemanfaatan teknologi untuk penyebaran informasi. Tinjauan ini menekankan pentingnya melibatkan ayah dalam intervensi gizi anak. Melalui kebijakan yang inklusif dan strategi inovatif, keterlibatan ayah dapat ditingkatkan guna memperbaiki status gizi anak dan kesehatan keluarga secara keseluruhan.
Evaluasi Pemanfaatan Aplikasi e-PPGBM Dalam Entri Data Gizi Di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tanesab, Delto Loisandro
Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jrkm.2025.27315

Abstract

Latar belakang: Permasalahan stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan berkaitan erat dengan efektivitas sistem informasi kesehatan, salah satunya Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). Namun, implementasi sistem ini masih menghadapi berbagai kendala, terutama dalam ketepatan waktu entri data oleh tenaga gizi puskesmas. Faktor internal seperti keterampilan, pengetahuan, motivasi, kesadaran diri, serta manajemen waktu memengaruhi keterlambatan entri data. Faktor eksternal, termasuk kualitas jaringan, dukungan sistem, kebijakan, fasilitas, kondisi geografis, serta sumber daya manusia, juga menjadi tantangan utama. Metode: Metode yang digunakan adalah analisis data sekunder berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang kemudian dilengkapi dengan wawancara daring melalui platform Zoom untuk menggali alasan di balik keterlambatan entri data. Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa keterlambatan disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya pengawasan, serta kendala teknis dalam penggunaan aplikasi e-PPGBM. Untuk mengatasi permasalahan ini, solusi yang diusulkan mencakup peningkatan pengawasan oleh Kepala Puskesmas, penggunaan perangkat yang memadai, serta pendampingan berkelanjutan dari Dinas Kesehatan. Simpulan: Evaluasi berkala diharapkan dapat meningkatkan efektivitas e-PPGBM dan memastikan data yang lebih akurat guna mendukung intervensi gizi di daerah tersebut.
Intervensi Spesifik Stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tanesab, Delto Loisandro; Sabat, Teguh Prawono
Indonesian Journal of Social Development Vol. 2 No. 1 (2024): July
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jsd.v3i1.4789

Abstract

Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap gizi yang memadai dan layanan kesehatan yang berkualitas. Meskipun pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, berbagai tantangan dalam implementasi di tingkat daerah masih ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas intervensi gizi spesifik yang dilaksanakan di Kabupaten TTS serta mengidentifikasi hambatan-hambatan utama yang menghambat pencapaian target. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dengan memanfaatkan data sekunder tahun 2023 dari Dinas Kesehatan Kabupaten TTS yang bersumber dari e-PPGBM, e-Cohort, dan SiSTBM. Empat indikator utama dianalisis, yaitu cakupan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dengan gizi kurang, cakupan imunisasi lengkap pada balita, serta kepatuhan rumah tangga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Hasil menunjukkan cakupan TTD sebesar 84,2%, PMT 80,6%, imunisasi lengkap 98%, dan kepatuhan PHBS 45,3%. Walaupun cakupan imunisasi hampir mencapai target, PHBS dan beberapa indikator lainnya masih rendah. Hambatan yang teridentifikasi meliputi kunjungan antenatal yang tidak teratur, kerawanan pangan, keterbatasan ekonomi, serta rendahnya penerapan perilaku hidup sehat di masyarakat. Secara keseluruhan, intervensi gizi di Kabupaten TTS menunjukkan keberhasilan yang moderat, namun belum cukup signifikan dalam menurunkan angka stunting. Oleh karena itu, diperlukan penguatan kolaborasi lintas sektor, revitalisasi kegiatan Posyandu, dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendukung percepatan penurunan stunting di masa mendatang.