ABSTRAK Kader Posyandu memiliki peran strategis dalam kesehatan masyarakat, namun seringkali belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pemanfaatan tanaman herbal lokal untuk pertolongan pertama, salah satunya adalah Patikan Kebo (Euphorbia hirta). Tanaman ini tumbuh liar di Desa Tanakaraeng dan secara empiris dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan pada luka. Luka yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan risiko infeksi dan komplikasi lain. Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah untuk memberdayakan kader Posyandu melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah tanaman Patikan Kebo menjadi sediaan topikal untuk penyembuhan luka. Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang kader Posyandu Desa Tanakaraeng. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, demonstrasi, dan praktik langsung, dengan evaluasi menggunakan pre-test dan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan kader secara signifikan sebesar 42,50% setelah diberikan edukasi dan pelatihan. Seluruh peserta (100%) berhasil mempraktikkan cara pengolahan Patikan Kebo menjadi sediaan topikal sederhana. Sebagai kesimpulan, kegiatan PKM ini terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu Desa Tanakaraeng dalam memanfaatkan Patikan Kebo sebagai alternatif pertolongan pertama pada luka. Kata Kunci: Pemberdayaan Kader, Patikan Kebo, Luka, Sediaan Topikal. ABSTRACT Posyandu cadres have a strategic role in public health, but often lack sufficient knowledge regarding the use of local herbal plants for first aid, one of which is Patikan Kebo (Euphorbia hirta). This plant grows wild in Tanakaraeng Village and can empirically be used to stop bleeding in wounds. Improperly treated wounds can pose a risk of infection and other complications. This Community Service Activity (PKM) aims to empower Posyandu cadres by increasing their knowledge and skills in processing the Patikan Kebo plant into a topical preparation for wound healing. This activity was attended by 15 Posyandu cadres from Tanakaraeng Village. The methods used were counseling, demonstration, and hands-on practice, with evaluation using a pre-test and post-test. The results showed a significant increase in cadres' knowledge by 42.50% after the education and training. All participants (100%) successfully practiced how to process Patikan Kebo into a simple topical preparation. In conclusion, this community service activity proved effective in increasing the knowledge and skills of Posyandu cadres in Tanakaraeng Village in utilizing Patikan Kebo as a first aid alternative for wounds. Keywords: Cadre Empowerment, Patikan Kebo, Wounds, Topical Preparation.