p-Index From 2020 - 2025
2.266
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Artesis
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EVALUASI PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PELAT LANTAI SEMI SISTEM DENGAN PELAT LANTAI BAJA KOMPOSIT PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG BARU RSUD CENGKARENG Ersa Prakasa; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2701

Abstract

Pekerjaan struktur pelat lantai pada bangunan pada umumnya masih menggunakan metode pelat lantai konvensional maupun metode pelat lantai semi sistem dimana seluruh tahapan pekerjaan pelat lantai dikerjakan di tempat. Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan pada pembangunan proyek gedung tinggi yang prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan semakin berkembangnya dunia konstruksi di Indonesia, sudah banyak metode alternatif yang digunakan pada pekerjaan struktur pelat lantai, salah satunya adalah penggantian material dengan menggunakan pelat floordeck. Pelat floordeck memiliki beberapa keunggulan yaitu proeses pekerjaannya bisa lebih cepat, menghemat penggunaan besi baja tulangan karena bekisting floordeck mempunyai fungsi sebagai tulangan positif pada pelat lantai, lalu dapat menghemat volume dari pengecoran karena floordeckmemiliki gelombang pelat yang dapat mereduksi volume pengecoran menjadi lebih sedikit. Penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelat lantai metode semi sistem dengan pelat lantai metode pelatbaja komposit pada proyek pengembangan gedung baru RSUD Cengkareng pada lantai 2, 3, 4, dan 5. Hasil analisa diperoleh biaya pekerjaan struktur pelat lantai dengan menggunakan metode semi sistem adalah Rp. 5.557.702.365,00. Sedangkan untuk pelat lantai dengan metode pelat baja komposit yaitu Rp. 5.199.074.400,00. Dengan Selisih biaya pekerjaan sebesar Rp. 358.627.965,00. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pelat lantai baja komposit dapat menghemat biaya sebesar 6,45%. Untuk durasi pekerjaan pelat lantai dengan metode semi sistem dalam satu lantainya dapat dikerjakan dalam waktu 42 hari, sedangkan dengan metode pelat baja komposit dalam satu lantainya dapat diselesaikan dalam waktu 23 hari. Penggunaan metode pelat lantai baja komposit dapat menghemat waktu 19 hari atau 45,23%.
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PEMELIHARAAN TROTOAR JALAN DI PROVINSI DKI JAKARTA (TROTOAR PASAR REBO) MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE Shabrina Nandaprasetya; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2712

Abstract

Pembangunan proyek konstruksi, peremajaan, dan perbaikan fasilitas umum di ibukota Jakarta semakin berkembang pesat dan sangat dibutuhkan kinerja proyek yang efektif dan efisien termasuk proyek Pemeliharaan Trotoar Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Trotoar Pasar Rebo). Salah satu metode yang digunakan untuk pengendalian biaya dan waktu adalah metode nilai hasil (earned value), yaitu konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan dengan indikator Planned Value, Estimated Value, dan Actual Cost. Progres proyek ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya cuaca, jam kerja, tenaga kerja, adendum, dan pekerjaan tambah kurang. Dari segi kinerja biaya, proyek ini memiliki kinerja yang kurang baik karena estimasi total biaya yang dikeluarkan melebihi biaya rencana yang ditunjukan dengan nilai Cost Variance yang bernilai negatif mencapai di minggu ke-18 dan nilai Cost Performance Index yang kurang dari 1 selama 18 minggu pengamatan dengan nilai Cost Performance Index sebesar 0,877 pada mingu ke-18. Biaya pengeluaran aktual diperkirakan lebih besar dari anggaran rencana dengan selisih sebesar 14% dari anggaran rencana. Proyek yang direncanakan selesai selama 120 hari kalender ini memiliki kinerja terhadap jadwal yang cukup baik pada minggu ke-4 sampai ke-12. Hal ini dapat dilihat dari Schedule Variance yang bernilai positif dan Schedule Performance Index yang bernilai lebih dari 1. Namun kinerja proyek memburuk di minggu ke-13 hingga ke-18 dengan nilai Schedule Vkmmariance yang negatif yaitu dan nilai Schedule Performance Index sebesar 0,840. Hal ini menandakan bahwa perlunya tindakan optimalisasi proyek agar biaya yang dikeluarkan tidak semakin membengkak dan penyelesaian proyek tidak semakin terlambat.
ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PADA PEKERJAAN DINDING DRYWALL (PARTISI ROCKWOOL) DAN BATAKO PRESS Intan Purnama Ajar; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2872

Abstract

Inovasi dalam dunia konstruksi tidak hanya pada perumahan saja, pembangunan gedung bertingkat tinggi pun juga sudah banyak menggunakan inovasi baru. Inovasi dalam pembangunan tidak hanya pada bentuk bangunan, namun pada material juga telah ada inovasi baru, baik dari segi struktur dan arsitektu. Contohnya saja pada pada item pekerjaan arsitektur yaitu pada penggunaan dinding, saat ini material dinding tidak hanya menggunakan dinding bata namun juga sudah berkembang. Saat ini penggunaan material ada juga yang menggunakan drywall, batako press, bata ringan. Penggunaan dinding batako press membuat pekerjaan finishing menjadi lebih efisien dalam segi biaya dan namun tidak efektif dalam segi waktu pelaksanaan. Salah satu pekerjaan pada proyek konstruksi yang mempunyai volume pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang cukup besar adalah pekerjaan dinding. Dengan volume dan jumlah tenaga kerja yang besar tentu diperlukan biaya yang cukup besar pula untuk menyelesaikannya, maka produktifitas tenaga kerja harus dimaksimalkan guna meminimalisasi anggaran dan waktu penyelesaian proyek. Dari hasil perhitungan biaya langsung dan tidak langsung, total biaya untuk pekerjaan batako press adalah Rp 4.900.752.783,- sedangkan total biaya untuk Dry Wall (Partisi Rockwool) adalah Rp 6.521.088.783,-. Sehingga material batako press lebih ekonomis dibandingkan dengan Drywall (partisi Rockwall) Dari hasil analisis perhitungan lama waktu pekerjaan antara batako press dan Dry Wall untuk pekerjaan dinding, didapatlah lama waktu pekerjaan batako press adalah 219 hari dan pekerjaan Dry Wall adalah 61 hari. Total biaya dinding batako press lebih murah sekitar 62% dibandingkan dengan dinding partisi dengan rockwool. Total waktu pekerjaan dinding batako press lama sekitar 50% dibandingkan dengan dinding partisi dengan rockwool.
ESTIMASI BIAYA KONSEPTUAL KONSTRUKSI GUDANG Muhammad Ridho Satrio; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 2 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i2.3215

Abstract

Estimasi biaya konseptual ialah perkiraan awal untuk memprediksi biaya proyek berdasarkan perhitungan dan analisa pengalaman yang dilakukan dengan terbatas atau tidak adanya informasi desain dan rekayasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktorryang berpengaruhhpada biaya pembangunannkonstruksi gudang dan bagaimanaa membuattmodellberdasarkan faktor-faktorr dengan menggunakan metode ANN. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya konstruksi gudang yaitu lokasi proyek, topografi tanah, tipe pondasi, luas bangunan, tipe superstruktur, tinggi bangunan, bentuk bangunan, tipe atap, tahun pembangunan, durasi proyek. Setelah menguji model dilakukan Analisa hasil penelitian untuk dapat hasil yang akurat, kemudian divalidasi bahwa model tersebut mampu memprediksi data pengujian dengan tingkat kesalahan sebesar 22%. Berdasarkan AACE, klasifikasi akurasi estimasi yaitu Low : -15% sampai -20% dan High : +20% sampai +50%. Sehingga permodelan diatas sudah sesuai dengan AACE.
ANALISIS PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA DAN TENAGA KERJA Vinny Aviyani; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 2 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i2.3217

Abstract

Proyek Pembangunan PKL Higienis Kementerian PUPR mengalami kendala di lapangan sehingga menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dibutuhkan peran manajemen konstruksi dalam rangka pengawasan proyek agar tercapainya hasil yang maksimal. Langkah yang dilakukan yaitu dengan merencanakan dan menganalisis estimasi waktu dan rencana anggaran biaya proyek konstruksi pada pekerjaan struktur dengan penambahan jam kerja dan tenaga kerja menggunakan metode time cost trade off agar pembangunan proyek tersebut dapat selesai tepat waktu. Hasil dari analisis didapatkan adalah estimasi waktu pelaksanaan proyek dengan metode Time Cost Trade Off adalah 155 hari kalender, lebih cepat 7 hari kalender dari normal duration (162 hari kalender). Biaya yang timbul akibat penambahan jam kerja yaitu Rp.6.729.001.682,- lebih besar Rp.822.324.128,- dari normal cost (Rp.5.906.677.554,-) dan biaya yang timbul akibat penambahan tenaga kerja yaitu Rp.5.936.467.971,-. lebih besar Rp.29.790.417,- dari normal cost (Rp.5.906.677.554,-).
IDENTIFIKASI PENYEBAB COST OVERRUNS PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PADA KONTRAKTOR SWASTA Alya Rahmadanty Jaya; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 2 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i2.3230

Abstract

Proyek konstruksi di kota besar pernah mengalami terjadinya cost overruns pada saat pembangunan konstruksi, banyak hal yang dapat menyebabkan cost overruns tersebut mulai dari biaya, pelaksanaan dan hubungan kerja, mengenai aspek dokumen proyek, material, tenaga kerja, peralatan, keuangan proyek, waktu pelaksanaan proyek, dan lingkungan alam proyek. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis hasil identifikasi penyebab cost overruns proyek konstruksi gedung pada kontraktor swasta berupa faktor dominan yang terjadi. Metode yang digunakan adalah dengan skala likert dan kuisioner. Hasil penelitian kemudian dianalisis secara analisa deskriptif. Dari hasil penelitian teridentifikasi bahwa terdapat 5 (lima) aspek yang paling dominan penyebab cost overruns yaitu : estimasi biaya proyek, pelaksanaan dan hubungan kerja di proyek, aspek dokumen-dokumen proyek, aspek keuangan proyek, dan waktu pelaksanaan proyek. Yang menjadi peringkat tertinggi dari faktor penyebab berdasarkan penelitian adalah tidak memperhitungkan biaya yang tidak terduga dengan mean 4,10 dan persentase sebesar 2,33%; ketidaktepatan estimasi biaya dengan mean 4,00 dan persentase sebesar 2,28%; terjadi banyak pengulangan pekerjaan dikarenakan mutu yang kurang bagus dengan mean 4,00 dan persentase sebesar 2,28%; penjadwalan yang kurang baik/tidak teratur dengan mean 4,00 dan persentase sebesar 2,28%; kontrol dan kualitas pada aspek-aspek dokumen dengan mean 3,90 dan persentase sebesar 2,22%; pembayaran tidak tepat waktu dengan mean 3,90 dan persentase sebesar 2,22%.
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SANDWICH PANEL DAN BATA RINGAN TERHADAP PROYEK PENANGANAN COVID-19 Esa Putera Wibawa; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 2 No 1 (2022): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v2i1.3758

Abstract

Efektivitas dalam pemilihan material pada proyek konstruksi mempunyai dampak yang besar terhadap penggunaan biaya yang dikeluarkan selama masa konstruksi. Mutu yang dipakai harus sesuai dengan standar berdasarkan fungsi bangunan dan mempunyai kualitas yang berstandar nasional. Waktu pelaksanaan pada proyek konstruksi proyek tanggap darurat yang mengharuskan pekerjaan cepat selesai sesuai dengan yang diharapkan yang tercantum dalam kontrak harus dirancang dan direncanakan dengan matang. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan memilih penggunaan material yang efektif untuk proyek tanggap darurat. Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisa pemilihan dua material berbeda ditinjau dari segi biaya, mutu dan waktu. Dengan ketiga metode tersebut yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data primer yang didapat melalui proyek studi kasus ini yaitu Ged.Kiara Lantai 8,9, dan 10 RS. Cipto Mangunkusumo – Jakarta. Selain data primer yang kita dapat dan diolah kembali, ada data sekunder yang kita harus dapatkan untuk dokumen pendukung penelitian. Analisa yang sudah dilakukan didapatkan biaya yang harus dikeluarkan menggunakan dua material, apabila menggunakan material sandwich panel membutuhkan biaya sebesar Rp. 53.784.547.484,092, sedangkan menggunakan material bata ringan membutuhkan biaya sebesar Rp.72.791.592.342,360. Ditinjau dari segi mutu material sandwich sesuai dengan fungsi bangunan, mempunyai kualitas, dan keawetan yang lebih dari penggunaan material bata ringan, namun tidak menutup kemungkinan material bata ringan itu digunakan untuk proyek tanggap darurat ini dengan menyesuaikan biaya yang tersedia. Ditinjau dari segi waktu dengan metode kurva s dan predance diagram methode didapatkan apabila menggunakan material sandwich panel membutuhkan waktu 47 hari kalender, sedangkan menggunakan material bata ringan membutuhkan waktu 91 hari kalender.
IMPLEMENTASI PERMIT TO WORK SYSTEM PADA PEKERJAAN KETINGGIAN DI AREA STEAM TURBINE BUILDING PROJECT PLTGU MUARA TAWAR BEKASI Cahya Suci Wulandhari; Akhmad Dofir; Ayu Herzanita
Jurnal ARTESIS Vol 2 No 1 (2022): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v2i1.3764

Abstract

Pekerjaan konstruksi adalah pekerjaan Penuh dengan aktivitas dengan risiko yang cukup tinggi, seperti mengangkat benda berat, bekerja di ketinggian, dan Bekerja di ruang terbatas. Oleh karena itu, penerapan pada kesehatan dan keselamatan kerja pekerjaan konstruksi (K3) khususnya pada izin kerja perusahaan (Permit To Work), sangat penting dan sesuai peraturan perushaan yang dijalankan. Program sistem izin kerja atau Permit To Work adalah sistem otorisasi (pemberian hak) dalam bentuk tertulis formal yang digunakan untuk mengontrol jenis pekerjaan yang berpotensi bahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program, kesesuaian dan implementasi Permit To Work System pada Project PLTGU Muara Tawar Bekasi. Dari data tersebut dilakukan analisis dengan metode wawancara, observasi serta data sekunder untuk mendapatkan hasil kesesuaian pelaksanaan di lapangan dengan prosedur yang berlaku. Dari hasil analisis tersebut yang didapat dari pengamatan dalam pelaksanaannya lokasi secara keseluruhan Proyek PLTGU Hutama Karya Muara Tawar Bekasi telah menerapkan sistem izin kerja untuk bekerja di ketinggian yang sesuai Standar dengan Guidelines on Permit To Work (P.T.W.) Systems Association of Oil & Gas Producers. Yang memiliki persentase penurunan bahaya pekerjaan yaitu sekitar 100% yang membuktikan bahwa penerapan Permit To Work System pada Project PLTGU Muara Tawar terlaksana dengan baik.
ANALISIS PEKERJAAN TAMBAH KURANG DENGAN PERBANDINGAN BIAYA, DAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BIM Nabila Rizqa; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 2 No 1 (2022): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v2i1.3768

Abstract

Semakin pesatnya kemajuan teknologi saat ini pada proyek konstruksi menjadikan banyaknya pekembangan di dalam dunia konstruksi. Saat ini BIM (Building Information Modelling) merupakan teknologi yang sangat memiliki dampak positif pada pekerjaan konstruksi yang dapat mempelajari proyek yang akan dibangun terlebih dahulu sebelum dibangunnya konstruksi tersebut. Dalam hal ini yang melatar belakangi penulis untuk menganalisis tentang keunggulan dari aplikasi BIM ini sendiri terutama pada aplikasi Cubicost Glodon untuk dapat mengerjakan pekerjaan Variation order atau kerja tambah kurang struktur area ground floor proyek Menara jakarta dengan efektif dan efisien dibandingkan metode yang biasanya dimana menggunakan aplikasi Microsoft office excel dengan bantuan aplikasi Autocad. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa BIM dapat mempercepat waktu pekerjaan variation order 33% dibanding dengan metode konvensional, BIM dapat mengurangi kebutuhan sumber daya manusia 80% dibandingkan dengan metode konvensional, dan pada pekerjaan variation order ini BIM menghasilkan quantity dan biaya lebih kecil 2% jika dibandingkan dengan metode konvensional. Dengan nilai akhir pehitungan variation order yang didapat yaitu sebesar Rp2,753,063,689 dan berpengaruh terhadap nilai kontrak menjadi Rp 695,753,063,689 dengan penambahan nilai akhir perhitungan variation order, yang mulanya nilai kontrak sebesar Rp 693,000,000,000.
EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN SUBGRADE Dicky Ferryawan; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 2 No 2 (2022): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v2i2.4291

Abstract

Proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung merupakan salah satu proyek strategis nasional dengan skala yang cukup besar, sehingga tentunya akan sangat besar juga risiko proyek yang dapat memungkinkan terjadi. Pada penelitian kali ini, proyek yang akan dianalisis manajemen risikonya yaitu adalah proyek pekerjaan Subgrade Kereta Cepat Jakarta – Bandung pada Kota Karawang. Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner skala likert dan juga wawancara beserta tahapan penelitiannya yaitu identifikasi risiko, analisa risiko, hingga pengendalian/respon risiko proyek tersebut. Metode pengolahan data penelitian menggunakan severity index, lalu menggunakan matriks risiko untuk mengkategorikan jenis risiko yang didapat dari hasil perkalian data probabilitas dengan dampak pada kuesioner. Hasil penelitian ditemukan total ada 38 jenis risiko dengan kategori penerimaan risiko terdapat 1 risiko unacceptable, 14 risiko undesirable, 23 risiko acceptable, dan 0 risiko negligible. Penelitian ini mengambil 4 risiko dominan urutan tertinggi untuk dianalisis pengendalian risikonya yaitu pengaruh cuaca terhadap aktivitas konstruksi, perubahan spesifikasi material di lapangan antara owner dan kontraktor, terganggunya proses mobilisasi alat berat akibat sulitnya medan mobilisasi, dan kerusakan jalan akses proyek yang mengganggu pengiriman material.