Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sosialisasi Waspada Penyebaran Hoaks di Media Sosial Faisal Reza; Nugraha Sugiarta; Yanuar Ilham; Anggita Lestari
Jurnal Bhakti Karya dan Inovatif Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Bhakti Karya dan Inovatif
Publisher : LPPM Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37278/bhaktikaryadaninovatif.v3i2.694

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat ini membahas tentang sosialisasi waspada hoaks dan penanganannya dalam era digital. Fenomena hoaks yang meresahkan dan dampak negatifnya mendorong perlunya pendidikan literasi digital untuk mengatasi penyebaran informasi palsu. Program ini menggabungkan berbagai metode, termasuk workshop literasi digital, seminar, kompetisi literasi digital, dan distribusi materi edukatif, untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengenali serta menghindari hoaks. Hasil dari program ini mencakup peningkatan kesadaran yang signifikan terkait bahaya hoaks, keterampilan verifikasi informasi yang lebih baik, dan partisipasi aktif dalam kompetisi literasi digital. Melalui interaksi dengan para ahli dalam seminar dan diskusi publik, terbentuk kolaborasi dan jaringan yang kuat dalam mengatasi hoaks. Distribusi materi edukatif seperti pamflet, brosur, dan infografis juga mempermudah akses masyarakat terhadap informasi penting. Program ini menghasilkan transformasi positif dalam pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap hoaks. Namun, tantangan dalam mengatasi hoaks tetap berkelanjutan, memerlukan dukungan berkelanjutan dari lembaga pendidikan, media, pemerintah, dan masyarakat. Dengan terus mengembangkan pendekatan yang relevan dengan perkembangan teknologi, masyarakat dapat menghadapi dampak negatif hoaks secara efektif, menciptakan lingkungan yang lebih cerdas, aman, dan beretika dalam menghadapi dunia informasi yang semakin kompleks.
Pembingkaian Berita Kasus Korupsi Menteri Komunikasi Dan Informasi di Media Online Erissa Yuliani; Faisal Reza; Anggita Lestari; Nisa Lathifah; Nugraha Sugiarta; Shinta Hartini Putri
In Search (Informatic, Science, Entrepreneur, Applied Art, Research, Humanism) Vol 23 No 1 (2024): In Search
Publisher : LPPM UNIBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37278/insearch.v23i1.890

Abstract

Korupsi sebagai penyakit yang mewabah di sektor pemerintahan menunjukkan adanya kemiskinan karakter dan tidak berpesan moral aparatur di negara ini seperti kasus korupsi menteri komunikasi dan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tempo.co dan Mediaindonesia.com dalam membingkai berita pada Pemberitaan Kasus Korupsi Menteri Komunikasi Dan Informasi Di Media Online. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis framing model Robert N. Entman. Pada ada model ini terdapat empat aspek dalam menganalisis sebuah pemberitaan berdasarkan define problem, diagnose causes, make moral judgement, dan treatment recommendation. Hasil penelitian menunjukkan Tempo.co secara umum cenderung memberikan porsi lebih banyak menekankan kepada pembahasan terhadap fakta-fakta bagaimana Johnny G Plate ditetapkan sebagai tersangka, Penyeleksian isu yang dimuat oleh Tempo.co tidak terlihat adanya kecenderungan tertentu. selanjtnya kecenderungan Mediaindonesia.com lebih menekankan kecugiraan bahwa penetapan Johnny G Plate sebagai tersangka kasus korupsi ini ada unsur politik yang sangat kuat.
Makna Kesetaraan Gender Dalam Revitalisasi Seni Penca Sobrah Sebagai Bentuk Perlawanan Terhadap Mitos Ketidakberdayaan Tubuh Perempuan Sunda Nugraha Sugiarta; Anggita Lestari
ArtComm Vol 7 No 1 (2024): ArtComm
Publisher : Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37278/artcomm.v7i1.945

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang makna kesetaraan gender dalam revitalisasi seni penca Sobrah sebagai bentuk perlawanan terhadap mitos ketidakberdayaan tubuh perempuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pesilat perempuan mengalami diskriminasi gender. Setelah mendalami seni penca sobrah, pesilat perempuan mampu menghadapi kebimbangan dan memiliki kekuatan dalam mengatasi berbagai berbagai permasalahan, mampu menjaga diri, dan menyadari bahwa perempuan dengan segala atribut kecantikan dan keanggunan yang dimilikinya justru memiliki keberdayaan dan kekuatan. Pada in order to motives, pesilat perempuan ingin melestarikan budaya Sunda melalui revitalisasi seni penca Sobrah yang bertujuan untuk membangun kebanggaan dan penghargaan terhadap identitas perempuan Sunda. Pada because motives pesilat perempuan ingin melakukan perlawanan terhadap ketidaksetaraan gender yang muncul melalui ilusi zona nyaman perempuan sehingga mereka merasa perlu melakukan pembuktian diri terhadap kemampuan yang dimiliki perempuan. Pesilat perempuan memaknai kesetaraan gender dalam revitalisasi seni penca Sobrah sebagai usaha untuk menghadirkan identitas kekuatannya dalam wilayah domestik. Tindakan membuka gelung rambut memperlihatkan sikap yang bersumber pada kemandirian dan ketegasan perempuan Sunda dalam melindungi dirinya maupun keluarganya. Melalui seni penca Sobrah, perempuan Sunda membongkar identitas kekuatannya dalam wilayah domestik. Perempuan Sunda dalam khazanah mitologi Sunda pada akhirnya memiliki kuasa atas dirinya sendiri