Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kualo (selanjutnya disebut PDAM Tirta Kualo) belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Tanjung Balai. Kendala yang dihadapi adalah (1) debit air kurang dan berbau tidak sedap di wilayah 3 dan 5 PDAM Tirta Kualo; (2) 70% pelanggan tidak memiliki meteran air; (3) Banyaknya pencurian air dengan memotong langsung pipa distribusi; (4) Pelanggan mengeluhkan tagihan yang tinggi; (5) Pelanggan dan karyawan memanipulasi tagihan; (6) Banyak pegawai yang tamatan SMA dan SD. Untuk mengatasi salah satu kendala tersebut di atas adalah melalui Edukasi Pengamanan Air Bersih tentang tata cara penyimpanan air secara aman di tingkat rumah tangga yang diberikan kepada masyarakat pelanggan PDAM Tirta Kualo dengan materi penerapan kebiasaan masyarakat “Menampung Air Hujan” dengan cara sederhana namun sistem penyimpanan air yang memiliki kualitas dan kuantitas terjaga. Hasil dari kegiatan tersebut adalah antusiasme masyarakat dalam melihat peluang untuk menerima ilmu tersebut cukup baik. Tim Pelaksana telah melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pengamanan Air di Kota Tanjungbalai, dimana pengabdi menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut. Melalui program pemberdayaan ini dapat disimpulkan bahwa peserta: (1) Memahami konsep pengamanan air bersih di rumah tangga; (2) Memahami konsep perencanaan kawasan perkotaan yang akan mempengaruhi aktivitas masyarakat; (3) Termotivasi untuk membiasakan cara mengamankan air bersih dengan kebiasaan menampung air hujan melalui sistem penampungan air sederhana yang dapat dilakukan di rumah tangga.