Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

LAFAZ DITINJAU DARI SEGI CAKUPANNYA (‘ÂM - KHÂS - MUTHLAQ - MUQAYYAD) Sahib, Muhammad Amin
DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 14 No 2 (2016): Diktum : Jurnal Syariah dan Hukum
Publisher : Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.897 KB) | DOI: 10.28988/diktum.v14i2.229

Abstract

Lafaz is an expression to understand a thing. The meaning of lafaz was strongly influenced by anything that followed it.Lafadz could have significant meaning:âm (general), khâs (specific), muthlaq (definite) and muqayyad (bound). This article explains how lafadz has a general, specific, definite, and bound meaning to explain the rules / regulations that may affect it. It exposed them by mentioning some opinions and compared them with examples from the Koran and Hadith to find a more clear understanding of the arguments of Syara’.
LAFAZ DITINJAU DARI SEGI CAKUPANNYA (‘ÂM - KHÂS - MUTHLAQ - MUQAYYAD) Sahib, Muhammad Amin
DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 14 No 2 (2016): Diktum : Jurnal Syariah dan Hukum
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.897 KB) | DOI: 10.35905/diktum.v14i2.229

Abstract

Lafaz is an expression to understand a thing. The meaning of lafaz was strongly influenced by anything that followed it.Lafadz could have significant meaning:âm (general), khâs (specific), muthlaq (definite) and muqayyad (bound). This article explains how lafadz has a general, specific, definite, and bound meaning to explain the rules / regulations that may affect it. It exposed them by mentioning some opinions and compared them with examples from the Koran and Hadith to find a more clear understanding of the arguments of Syara’.
PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM (Hakikat, Tujuan dan Pengembangannya) Sahib, Muhammad Amin; Nur Asiah
Jurnal Diskursus Islam Vol 12 No 3 (2024): Pendidikan Agama Islam, Menajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Bahasa Arab
Publisher : Program Pascasarjana, UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v12i3.55174

Abstract

Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, ruhani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Tulisan akan mengetengahkan tentang pengertian, hakikat, tujuan dan bagaimana pengembangan pendidikan Islam. Dalam pemaparannya, akan dikemukakan berbagai pendapat para ahli yang kemudian membandingkannya untuk menemukan makna yang lebih tepat sehingga dapat dikembangkan. Pendidikan Islam dikembangkan dengan pendekatan multidisipliner, yaitu mengembangkan Ilmu Pendidikan Islam dengan memanfaatkan bantuan ilmu-ilmu lain, seperti sosiologi, psikologi, hukum, filsafat, ekonomi, sejarah, ilmu kalam dan lain sebagainya. Penggunakan telaah multidisipliner ini, berarti pendidikan Islam saling berdialog dengan disiplin ilmu lain dan mencapai tujuan yang lebih maksimal.
DA’WA AND CONTRIBUTION OF SHAYKH YUSUF AL-MAQASSARĪ IN THE PURIFICATION OF MUSLIM BELIEFS IN SOUTH SULAWESI AND SOCIAL CHANGE Sahib, Muzdalifah; Sahib, Muhammad Amin; Nur Asiah Kudaedah
Jurnal Dakwah Tabligh Vol 26 No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article investigates how Shaykh Yusuf al-Maqassarī’s profile, his da‘wa, and contribution, through the purification of beliefs (aqīda) of Muslims, which is inspired by the author's research in Indonesia till Leiden, the Netherlands. This article utilized a qualitative descriptive method with a comprehensive religious history approach, for describing and identifying al-Maqassarī’s profile, his da‘wa through the purification of beliefs of the Muslim community that contributes and plays an important role towards social changes in South Sulawesi. The result showed that Shaykh Yūsuf (1626-1699), a moderate ṣūfī from Eastern Indonesia who is still one of the ahl al-Bayt. He wandered to several parts of the world to deepen his understanding of Islamic mysticism. He holds the title ‘wālī quṭb al-Rabbānī wa al-'Árif al-Ṣamaḍānī’ and is well known for his Waḥdat al-Ṣamad view. He was a prolific writer, fighter, and human rights defender until his exile, initially to Ceylon, then to Cape of Good Hope, Cape Town, South Africa. Today, he has become a National Hero of Indonesia and South Africa. His main teaching is the purification of beliefs (aqīda). All practices and worship are directed to the Oneness of God and nothing else. This teaching has become the basis of his reformist ideas, to transform his animistic society into fervent Muslims, especially in South Sulawesi, and then to be implemented into his Ṭarīqat Khalwatiyyat al-Yusufiyya (Yusufiyya). This article will benefit the South Sulawesi community in particular and Indonesia in general, and be a reference for future researchers.
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INTEGRATIF DALAM PEMIKIRAN IKHWĀN AL-ṢAFĀ: SINTESIS EPISTEMOLOGIS ANTARA AKAL, WAHYU, DAN SPIRITUALITAS Sahib, Muhammad Amin; Nur Asiah; Muzdalifah Sahib
Jurnal Diskursus Islam Vol 13 No 1 (2025): Sejarah Islam, Perpustakaan dan Informasi Islam, Pemikiran Islam, Dakwah
Publisher : Program Pascasarjana, UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper examines the educational ideas of the 10th-century Muslim philosophical group, Ikhwān al-Safā, as contained in their encyclopedic work Rasā’il Ikhwān al-Safā. This organization is known as a secret intellectual movement that sought to integrate Islamic religious values, Greek philosophy, and science within an educational framework. This study focuses on how the Ikhwān al-Safā viewed knowledge, its acquisition, classification, and the ideal figure of a teacher. It was found that the Ikhwān al-Safā adopted an esoteric approach to religion and positioned philosophy as a means to understand the inner meaning of revelation. In the context of education, they viewed knowledge as acquired through a combination of the senses, reason, and spiritual initiation. They also classified knowledge into mathematics, physics, and metaphysics, all of which were considered important for forming a complete human being. This paper shows that the Ikhwān al-Safā made an important contribution to Islamic educational thought, particularly in their efforts to unite reason and revelation in the process of seeking knowledge.
Pembelajaran Aqidah Adaptif di Era Platform Digital Sahib, Muhammad Amin
PILAR Vol. 16 No. 1 (2025): JURNAL PILAR, JUNI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/fz8ybh12

Abstract

Peralihan ekosistem belajar ke platform digital (LMS, media sosial, aplikasi kuis adaptif) menuntut desain pembelajaran Aqidah yang mampu menjaga akurasi teologis sekaligus relevan dengan pola atensi dan kebiasaan digital generasi kini. Artikel ini mengajukan model “Pembelajaran Aqidah Adaptif (PAA)” yang mengintegrasikan: (1) microlearning untuk segmentasi konsep; (2) prinsip Multimedia Learning (kontiguitas, koherensi, modalitas) guna menekan beban kognitif; (3) latihan berjarak (distributed practice) dan retrieval practice untuk memperkuat retensi; (4) gamifikasi bermakna; serta (5) personalisasi/adaptivitas berbasis data pembelajaran. Sintesis bukti mutakhir menunjukkan microlearning, gamifikasi yang dirancang tepat, dan sistem adaptif berkontribusi positif pada hasil belajar dan keterlibatan; sementara tata kelola AI pendidikan menuntut kejelasan etika, transparansi, dan perlindungan data. Artikel ini juga menawarkan rancangan penelitian campuran (mixed methods) dan peta implementasi pada PAI/Aqidah Indonesia, termasuk indikator hasil belajar kognitif-spiritual, engagement, serta metrik beban kognitif. Implikasi praktis mencakup blueprint perangkat ajar modular, rubrik asesmen, dan standar kualitas konten Aqidah lintas platform
Desain Microlearning Aqidah untuk Pembelajaran Daring yang Efektif Sahib, Muhammad Amin
AL-URWATUL WUTSQA: Kajian Pendidikan Islam Vol. 5 No. 1 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini menawarkan rancangan komprehensif microlearning untuk mata pelajaran Aqidah pada pembelajaran daring level SMA/MA dan perguruan tinggi keagamaan. Desain menggabungkan prinsip cognitive load theory (CLT), teori pembelajaran multimedia, serta strategi retrieval practice dan spaced learning guna meningkatkan retensi konsep dan transfer nilai. Artikel memaparkan: (1) rasional teoretik microlearning untuk materi konseptual-normatif Aqidah; (2) model pengembangan berbasis ADDIE dengan validasi ahli dan uji coba terbatas; (3) arsitektur modul mikro berdurasi 5–8 menit yang menerapkan prinsip-prinsip multimedia (segmentasi, koherensi, modality, dan signaling); (4) skema penjadwalan bertahap 1–2–7 hari untuk penguatan memori; (5) paket asesmen formatif-sumatif yang memfasilitasi praktik penarikan kembali (kuis rendah-taruhan, exit ticket, refleksi singkat) dan indikator internalisasi nilai. Literatur mutakhir menunjukkan microlearning secara umum berdampak positif pada hasil belajar dan keterlibatan, khususnya pada setting digital dan mobile, selama desainnya mengelola beban kognitif dan menyediakan praktik peninjauan terjadwal. Temuan sistematis juga menguatkan efektivitas retrieval practice dan spaced learning pada peningkatan retensi, yang relevan untuk topik akidah yang menuntut pemahaman konsep serta pembentukan disposisi religius. Blueprint yang diajukan siap diadaptasi oleh guru PAI/dosen Ushuluddin, dan disertai rencana evaluasi (pretest-posttest, CVI ahli, SUS, dan skala usaha mental Paas).