Ahmad Muwafiq, Ahmad
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME SISWA MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH DARI PERISTIWA PERTEMPURAN 10 NOVEMBER DI SURABAYA Muwafiq, Ahmad
JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah Vol. 2 No. 2 (2022): Kajian Pendidikan Sejarah, Ilmu Sejarah, & Sosial
Publisher : Jambi University, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jejak.v2i2.20629

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai nilai-nilai nasionalisme yang dapat diambil dan diterapkan kepada siswa melalui pembelajaran sejarah dari peristiwa pertempuran 10 November di surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai apa saja yang dapat diambil dan diterapkan kepada siswa dari peristiwa pertempuran 10 November di surabaya dan bagaimana cara menerapkannya melalui pembelajaran sejarah disekolah.  Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif dan jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka atau library research. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai-nilai yang dapat diambil dan diterapkan kepada siswa dari peristiwa pertempuran 10 November di surabaya antara lain: cinta tanah air, jujur, bekerja keras, peduli, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, rela berkorban, mandiri, demokratis, disiplin, jujur, dan religius.
Penerapan Kitab Adab Al-‘Alim wa Al-Muta’allim sebagai Pembentukan Karakter Aswaja Santri di MA. Nurul Islam Sumenep Muwafiq, Ahmad
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 1 No. 2 (2017): alqorni
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to study the implementation of Islamic book entitled Adab al-'Alim wa al-Muta'allim that is used to shape "aswaja (following Prophet Muhammad)" characters of santri (students) at Islamic Senior High School Nurul Islam. It uses method of case study with a qualitative approach. Then, its datas are collected by observation, interview and documentation, and purposeful samplings are determined. Next, the datas are analyzed by describing the case and setting in detail in which naturalistic generalization is developed then. The results showed that the book is implemented in two approaches. Firstly, it is implemented as a policy by considering the book as reference of lesson of akhlak (morality). Secondly, it is implemented through learning process by two methods: (1) a teacher translates words in the book lexically and explain; (2) the students are required to finding the meaning of the words by themselves and explaining the findings in the next meeting. The methods of the implementation are hoped to shape characters of self responsibility, politeness and confidence that are in line with values of Aswaja.
Konsep Jihad dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim dan Tafsir Fi Zhilalil Qur’an dalam Surat Al-Baqarah Ayat 190-193) Muwafiq, Ahmad; Sadewa, Mohammad Aristo
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surah al-Baqarah ayat 192-193 menurut Ibnu Katsir bahwa ayat 192 ialah bahwa ketika mereka berhenti melakukan peperangan di tanah Haram(suci), mereka menyerah mau masuk Islam dan bertobat, sesungguhnya Allah akan mengampuni doosa-dosa mereka, sekalipun mereka telah memerangi kaum Muslimin di tanah suci. Dan ayat 193 ialah fitnah yang dimaksudkan adalah syirik dan agama Allah-lah yang menang lagi tinggi berada di atas agama lainnya.. Sedangkan menurut Sayyid Quthb bahwa ayat 192 ialah sungguh sangat mulia ketika orang-orang kafir Quraisy yang berhenti memerangi kaum muslimin itu tidak boleh ada qishah namun perlu digaris bawahi bahwa ampunan itu ialah sebuah penarik bagi kaum kafir untuk berpindah agama. Ayat 193 tujuan perang adalah supaya tidak terjadi fitnah karena fitnah itu lebih berbahaya atau lebih kejam daripada pembunuhan karena mereka (kaum kafir) menggangu umat Islam dalam melaksanakan kebaikan dan dan manhaj. Ibnu Katsir menurut Adz-Zahabi Tafsir Ibn katsir, menggunakan metode menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an, menafsirkan al-Qur’an dengan hadis, menafsirkan al-Qur’an dengan melihat ijtihad-ijtihad para sahabat dan tabi’in. Dalam penyajian tafsir Ibn Katsir ini, menggunakan metode analitis (tahlili). Sedangkan Sayyid Qutbh dalam menafsirkan al-Qur’an ialah dengan menggunakan metode penafsiran dengan Tahlili, sedangkan sumber penafsiran terdiri dari dua tahapan yakni: mengambil penafsiran bil Ma’tsur, kemudian baru menafsirkan dengan pemikiran, pendapat ataupun kutipan pendapat sebagai penjelas dari argumentasinya. Keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat saat itu mendorongnya untuk menulis tafsir ini sebagai solusi bagi permasalahannya dengan kebijakan pemerintah Mesir pada saat itu membuatnya menuliskan tafsir bernafaskan pergerakan. Dengan demikian tafsir Fi Zhilalil Qur’an bisa digolongkan kedalam tafsir al-Adabi Ijtima’i (sastra, budaya dan kemasyarakatan).
Konsep Pendidikan Akhlak dalam Surat Luqman Ayat 12-19 (Analisis Tafsir Al-Mishbah) Muwafiq, Ahmad; Hasanah, Innafatun
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surah Luqman Ayat 12-19 mengandung beberapa nasihat Luqman kepada anaknya. Pada ayat 12 mengandung teladan dari Luqman sebagai hamba yang diberi hikmat oleh Allah, lalu ia bersyukur atas hikmat tersebut, dikarenakan Luqman mendapat hikmat berupa ilmu dan hikmat oleh Allah. Selanjutnya pada ayat 13 merupakan wasiat Luqman kepada putranya berupa larangan mempersekutukan Allah. Mempersekutukan Allah merupakan kezaliman yang besar. Lalu dilanjutkan pada ayat 14, merupakan anjuran berbakti kepada orangtua dikarenakan jerih payah orangtua yang telah mengandung dan merawat kita sejak dalam kandungan yang lelahnya bertambah-tambah, namun Allah memberikan batasan-batasan bakti kita terhadap kedua orangtua selama bakti tersebut tidak membuat murka Allah, yakni mempersekutukan-Nya pada ayat 15. Lalu pada ayat 16-17 merupakan wasiat Luqman kepada anaknya berupa anjuran mendirikan shalat, amar ma’ruf nahi mungkar, dan bersabar atas segala cobaan, merupakan bukti seorang hamba dalam mengesakan Allah. Dilanjutkan dengan ayat 18 merupakan larangan berbuat angkuh dan yang terakhir nasihat-nasihat Luqman pada anaknya, yakni ayat 19 berupa anjuran untuk menjaga sikap, jangan sampai berbuat sombong.
Konsep Sukses dalam Perspektif Al-Qur’an Surah Al-Asr Ayat 1-3 Muwafiq, Ahmad; ., Elminatun
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penafsiran para ulama tafsir tentang surah Al-Ashr yaitu; dalam tafsir Quraish Shihab yang mengkutip penafsiran Imam Syafi’I, mengatakan surah ini sebagai salah satu surat yang paling sempurna petunjuknya yaitu; mengingatkan betapa pentingnya waktu, yang dimana kandungan ayat ini berkebalikan dengan kandungan surah At-Takasur yang menjelaskan betapa sombongnnya manusia yang kebanyakan darinya berlonba-lomba menumpuk harta serta menghabiskan waktunya hanya untuk hal tersebut sehingga mereka lalai akan tujuan utama dari kehidupan ini. Dan juga mengkutip pendapat Al-Maraghi, bliau berpendapat bahwa surah yang lalu menggambarkan sifat manusia (At-Takasur) yang mengikuti hawa nafsunya sehingga terjerumus ke dalam kebinasaan, sedangkan surat al-Ashr berbicara tentang sifat manusia yang menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji. Dan menurut M. Quraish Shihab sendiri yaitu bagaiman manusia untuk mengkonsep waktunya sebaik mungkin, karena waktu merupakan modal utama manusia. Apabila waktu tidak di isi dengan baik maka ia akan berlalu begitu saja; ia akan hilang. Dan ketika itu jangankan keuntungan yang di dapat modalpun tak akan kembali. Dalam Tafsir Sayyid Quthub, didalam tafsirnya beliau mengatakan, dalam surah yang kecil ini tergambar suatu peraturan hidup yang sempurna bagi manusia sebagaimana yang dikehendaki islam. Ia meletakkan suatu konstitusi islam dalam kehidupan seorang muslim, tentang hakikat dan tujuan hidupnya yang meliputi kewajiban dan tugas-tugasnya. Sedangkan dalam penafsiran Imam Jalaluddin As-Suyuthi yang dimaksud dengan wal- Ashr yaitu demimasa atau zaman yang dimulai dengan tergelincirnya matahari dan di akhiri dengan terbenamnya matahari, yaitu pada waktu ashar. Manusia tidak termasuk dari orang yang merugi jika ia saling menasihati dalam kebenaran, menjalankan amal ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
Hermeneutika HERMENEUTIKA FAZLUR RAHMAN: DOUBLE MOVEMENT DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN Nur Anis Rochmawati; Muwafiq, Ahmad
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 9 No. 1 (2024): Al-Qorni Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fazlur Rahman builds the assumption that the Qur'an must be able to be understood holistically. An idea that is at a later stage expressed in the method of double movement hermeneutics. The idea of ​​contextualizing the values ​​of the Qur'an is the starting point in this study. The resulting conclusion, departing from his understanding of hermeneutics, Fazlur Rahman succeeded in concocting a way to understand the Qur'an through what is called a double motion; from the present situation to the time the Qur'an was revealed, and then, from the time of the Qur'an back to the present situation. The main mission of the double movement is to find the moral ideal of the Qur'an rather than its specific legal. Rahman's contribution in changing the face of Islamic law can be seen in the application pattern of 'non-Muslim leadership'. Keyword: Fazlur Rahman, Double Movement, Hermeneutics
Pesantren sebagai situs kewarganegaraan dan pembentukan budaya kewargaan di Madura Muwafiq, Ahmad; Samsuri, Samsuri
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.693 KB) | DOI: 10.21831/civics.v14i2.15531

Abstract

This research aimed to analyze the pesantren as a site of citizenship and its role in shaping civic culture in Madura. This research was qualitative with a case study The results of this study indicate that: 1) Pesantren as a site of citizenship was a place of sowing identity and spirit of religion and nationality for citizens who are participative, active, caring, sensitive and responsible. 2) The role of pesantren as a site of citizenship in shaping civic culture in Madura, appears in the field of education, social, and politics through the inculcation of religious and national values, community empowerment, and political involvement. All of that were voiced on the religious values that characterize pesantren as an institution of Islamic education. Pesantren with traditional managerial patterns was guided by an open and moderate religious understanding. In the pesantren with modern managerial patterns, the programs were based on Islami, Tarbawi, Ma'hadi, and Indonesiawi. The forms of overcoming the problem were the empowerment of alumni and cooperation with the community.