Background: Water is the main component required by the human body, accounting for approximately 60% of total body weight. However, excess extracellular fluid can cause edema, so therapy is needed that can help reduce fluid retention. Furosemide is a loop diuretic that is often used in the management of edema and hypertension, working by inhibiting the reabsorption of sodium and chloride in the renal tubules thereby increasing the volume of urine excreted. This study aims to evaluate the diuretic activity of furosemide in male mice (Mus musculus) as a test animal model, to assess its effectiveness and potential use in clinical therapy. This study is a laboratory experimental research involving two treatment groups, namely the negative control group given 0.5% Na-CMC solution and the treatment group receiving furosemide at a dose that has been adjusted based on the body weight of the mice. Urine volume was measured at intervals of 10, 30, and 60 minutes post drug administration. Observations showed that furosemide administration could increase urine volume compared to the negative control group. The diuretic effect of furosemide became apparent within the first 10 minutes and reached its peak at the 30th to 60th minute. The results of this study confirm that furosemide has significant diuretic activity in male mice. The measurement of increased urine volume after furosemide administration demonstrates its potential in increasing body fluid excretion. Further studies are needed to evaluate the mechanism of action as well as possible side effects of long-term use. Latar Belakang: Air merupakan komponen utama yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, mencakup sekitar 60% dari total berat badan. Namun, kelebihan cairan ekstraseluler dapat menyebabkan edema, sehingga diperlukan terapi yang dapat membantu mengurangi retensi cairan. Salah satu terapi yang umum digunakan adalah Furosemide merupakan diuretik loop yang sering digunakan dalam penanganan edema dan hipertensi, bekerja dengan menghambat reabsorpsi natrium dan klorida di tubulus ginjal sehingga meningkatkan volume urin yang diekskresikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas diuretik furosemide pada mencit jantan (Mus musculus) sebagai model hewan uji, guna menilai efektivitas serta potensi penggunaannya dalam terapi klinis. Studi ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang melibatkan dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol negatif yang diberikan larutan Na-CMC 0,5% dan kelompok perlakuan yang menerima furosemide dengan dosis yang telah disesuaikan berdasarkan berat badan mencit. Volume urin diukur pada interval waktu 10, 30, dan 60 menit pasca pemberian obat. Pengamatan menunjukkan bahwa pemberian furosemide dapat meningkatkan volume urin dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Hasil penelitian ini mengonfirmasi bahwa Efek diuretik furosemide mulai terlihat dalam 10 menit pertama dan mencapai puncaknya pada menit ke-30 hingga 60 namun tidak signifikan. Pengukuran volume urin yang meningkat setelah pemberian furosemide menunjukkan potensinya dalam meningkatkan ekskresi cairan tubuh. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi mekanisme kerja serta kemungkinan efek samping dari penggunaan jangka panjang.